Gitar, Kopi dan Sepi

Adzan Subuh

Adzan Subuh telah berkumandang, Dani yang baru bangun tidur langsung berjalan ke arah kamar mandi. Ia hendak wudhu untuk melaksanakan ibadah sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh Ia mencuci pakaian yang kemaren di pakai saat bekerja. Dani mencuci pakaian sehari sekali dilakukannya di pagi hari sekitar jam 05:30.
Meskipun kerjanya melelahkan badan, Ia adalah laki-laki yang rajin bekerja dan tahu aturan.
Kopi dan rokok adalah teman pagi Dani seberes mencuci. Sehari tak minum kopi kepalanya terasa pusing, gak tahu kenapa Dani juga bingung sendiri, mungkin karena efek cafeinnya Ia jadi kecanduan kopi. Menurut Dani tidak apa-apa kecanduan kopi asal bukan ekstasi.
Klenting. . .klenting. . .klenting
Suara notifikasi ponsel Dani berbunyi, di liatnya ponsel Dani, satu pesan WhatsApp di terima dari Fitri.
~Fitri: "Selamat pagi Dani".
~Dani: "Iya pagi".
~Fitri: "Dani sudah mandi belum?".
~Dani: "Belum dua kali".
~Fitri: "Hahaha".

Dani pun tidak membalas pesan lagi.
Kini kopi tersisa ampas kopi dan cangkirnya saja, di taruhnya cangkir ke pojokan indekos.

Sebelum berangkat kerja, Ia tak lupa untuk berdoa untuk kelancaran bekerja, keselamatan dan berjaga-jaga kalau ada sesuatu buruk terjadi di luar kemampuan manusia.

Sesampai di tempat kerjanya Dani memesan kopi di Warteg Babeh yang berada dekat tempat kerjanya.
Warteg babeh itu langganan Dani saat makan dan minum.

Uang makan harian Dani Rp45.000 tidak cukup buat makan, minum dan merokok.
Ia makan di Warteg Babeh sehari 3 kali dibayarnya sore hari setelah pulang kerja, tidak mesti si, kadang sehari buat bayar Warung Babeh Rp35.000, kadang Rp40.000 kadang juga Rp42.000.
Kalau misalnya sehari habis buat bayar Rp.35.000, berarti uang makan Dani masih sisa 10.000. Sedangkan rokok Gudang garam filter sebungkus Rp17.000, belum jajan yang lainnya.
Terpaksa gajih bulanan Dani harus menutupi kekurangan tersebut.