***
Pagi. Pukul 05:30.
Aroma sedap tercium di hidung Jepay yang tajam, matanya terbuka sedikit demi sedikit. Di dengarnya seperti suara orang sedang memasak sesuatu, itu sudah pasti kerjaan Bi Ita. Yang bisa membuat Jepay bangun dari tidurnya yang terlelap dengan mudah.
Jepay mengucak matanya, ia bangun. Tunggu! Ini bukan kamarnya, benar ia sedang tidak di kamarnya. Ia pun baru menyadari kalau dirinya tidur dengan keadaan duduk sejak tadi malam. Ia melihat seseorang di sebelahnya, yang juga masih terlelap.
Dia Nayla, badannya masih tertutup dengan selimut. Jepay melihat ke arah jam, dan waktu masih menunjukkan pukul 5:30. Jepay hendak membangunkan Nayla, tapi melihat Nayla yang masih nyaman dalam tidurnya, Jepay pun mengurungkan niatnya.
Kini Jepay duduk terdiam, seraya mengumpulkan semua nyawanya. Ia pun melihat sekelilingnya. Masih sama seperti tadi malam, ketika Ia nonton drama Korea bersama Nayla. Dengan beberapa mangkuk ice cream yang tergeletak di atas meja, dan beberapa bungkus snack juga. Ternyata mereka tertidur, dan tidak sempat membereskannya.
Saat Jepay mau membereskannya, Bi Ita datang dari arah dapur. Dengan lap kesayangannya yang sudah ada di pundaknya. "Non, biar Bibi aja yang beresin. Sekarang Non Jepay sama Non Nayla mending mandi dulu, nanti telat loh. Bibi juga udah masak ayam kecap buat sarapan."
Jepay mengangguk, "Ayah nggak pulang Bi?"
"Tuan kemarin mau pulang, tapi hujan deres. Jadi Tuan tidur di kantor." Jelas Bi Ita dengan nada ragu-ragu.
"Oh, pantes." Ujarnya dengan menghela nafas. Lalu Jepay membangunkan Nayla, "Nay bangun. Nggak usah ngebo di rumah orang." Ujarnya dengan menggoyangg-goyangkan tubuh Nayla.
"Hoamm.." Nayla menguap, ia mengucak matanya sesekali. "Ganggu banget sih Jep." Protesnya karena telah dibangunkan dari mimpi indahnya.
Jepay melongos, ia langsung mengambil selimutnya yang dipakai semalam dan bergegas menuju kamarnya. "Terserah Nay, mending nggak usah bangun sekalian." Kekehnya.
Nayla, gadis itu masih terdiam ditempatnya. Ia melihat sekeliling, kemudian terkejut. Ditambah dengan Bi Ita yang ternyata memerhatikannya sejak tadi. "Loh, Bi Ita ngapain dirumah gue?" tanya Nayla bingung.
Wanita paruh baya itu membulatkan kedua matanya, ia refleks menutup mulutnya karena hampir tertawa.
"Kenapa?" tanya Nayla semakin bingung. Nayla memukul kepalanya sendiri, sedetik kemudian ia tertawa hambar menahan malu. "Aduh Bi, ternyata gue salah rumah." kekehnya.
"Yaudah Bi, gue balik dulu ya. Bilang ke Jepay sekalian." pamit Nayla.
***
Telat.
Satu kata yang kini terngiang-ngiang di telinga Jepay dan Nayla. Hari ini Jepay tidak di jemput Renan. Ia berangkat bersama Nayla menggunakan taksi online. Kini mereka sudah berada di depan gerbang yang sudah tertutup.
Raut wajah Jepay seperti orang ketakutan. Ia terlihat sangat pucat dan keringat mulai bercucuran di keningnya. Namun Nayla, ia tak memberikan eskpresi apapun. Nayla terlihat sangat santai, mungkin karena ia sudah sering terlambat. Sedangkan Jepay, ia sangat takut jika terlambat.
"Udah biasa aja kali." ujar Nayla menenangkan Jepay.
Jepay mengusap keringatnya, "Biasa gimana? kita telat loh." kesalnya. "Kalau dihukum gimana?"
"Nggak mungkin, tenang. Telat-ers ada disini, jangan takut."
"Telat-ers?" tanya Jepay dengan mengerutkan dahinya.
Nayla mengangguk, "Telat lovers." jawabnya kemudian tertawa.
Cewek yang sudah panas dingin itu mau tidak mau ikut tertawa melihat Nayla yang tertawa sangat bahagia. Jepay memukul pundak Nayla keras. "Terus ini gimana? malah ketawa ih." protesnya.
"Lu juga kan ikut ketawa, haha.."
Jepay berdecak, lalu mereka spontan menoleh kebelakang ketika mendengar suara klakson mobil. Mobil hitam dengan warna yang mengkilap, Jepay tahu itu mobil siapa.
"Rezeki anak sholeh." ucap Nayla bersyukur, ia langsung menghampiri mobil itu. Tak lupa menarik tangan Jepay untuk ikut. "Pagi pak! kami membutuhkan tumpangannya." ujarnya kepada pemilik mobil.
Nayla langsung masuk ke dalam mobil, ketika sang pemilik mobil mengizinkannya masuk. Jepay terdiam, ia tak ikut masuk.
"Eh ayo masuk cepet!" perintah Nayla.
Jepay menggeleng, "Nggak mau." jawabnya ketus lalu ia memberikan tatapan sinis kepada pemilik mobil.
"Cepet masuk. Daripada telat, lo kan paling takut sama telat." ujar pemilik mobil, yang tak lain adalah Renan.
"Nggak mau! Kak Re jahat, kalau tau Jepay takut sama telat. Kenapa tadi nggak jemput?!" protesnya.
Nayla berdecak, ia langsung menarik tangan Jepay. Mau tidak mau Jepay akhirnya masuk ke dalam mobil.
"Ih, maksa banget sih." kesal Jepay.
Merasa kesal, Nayla membekap mulut Jepay. "Sttt! Diem." Gadis yang dibekap mulutnya itu, berusaha melepaskan dan menjauhkan wajahnya dari Nayla.
"Rese ih." ujar Jepay lalu mengambil nafas panjang.
Renan memerhatikannya sekilas, lalu ia melajukan mobilnya ke dalam sekolah. Mobilnya dengan mudah bisa membuka pagar sekolah yang sudah tertutup. Karena satpam di sekolah itu sudah sangat mengenal siapa Renan sebenarnya.
Mereka sampai di area parkiran. Nayla turun terlebih dulu, meninggalkan Jepay dan Renan yang masih berada di dalam mobil.
"Masih ngambek?" tanya Renan memulai pembicaraan.
Jepay tak menjawabnya, ia langsung membuka pintu mobil kemudian turun. Jepay menghela nafas, "Jepay nggak ngambek kok." ujarnya. "Jepay mau langsung ke kelas ya." tambahnya, lalu ia berjalan meninggalkan Renan.
Renan segera keluar dari mobil, menyusul Jepay dan seketika ia memegang tangan mungil gadis itu. "Nanti kita beli ice cream, ya?"
Jepay yang tadinya tidak ada semangat sekolah, kini menjadi semangat ketika mendengar kata 'Ice cream'. Gadis ini menepuk-nepukkan kedua tangannya, yang menunjukkan bahwa ia bahagia.
"Janji ya?" tanya Jepay dengan mengacungkan kelingkingnya.
Renan mengangguk, ia menautkan kelingkingnnya dengan kelingking Jepay. "Janji, nanti kita beli Ice cream yang banyak. Jangan ngambek lagi, ok?" ujarnya.
Jepay menganggukkan kepalanya. Lalu mereka masuk ke dalam sekolah bersama, menyusul Nayla. Dan seperti hari biasanya, mereka menjadi pusat perhatian para siswa-siswi ketika berjalan melalui koridor.
***
TBC
Akhirnya.. hehe. Gimana kabar kalian? Maaf atas keterlambatannya ♡ Stay terus dengan Renaya ok-3- Jangan lupa untuk Vote dan Comment! See u~
Salam manis,
Kayka
KAMU SEDANG MEMBACA
RENAYA
Teen FictionZevaya Fahira Gradisia. Gadis penyuka hujan dan es krim. Kembali menemukan sosok dingin dalam hidupnya. Hujan terkadang membuatnya sedih, es krim membuatnya senang. Dan sosok dingin seseorang membuat hujan dan es krim menjadi satu. Apa kamu mengert...