Liora menutup kopernya dan segera menghapus air matanya yang mengalir kembali. Dilihatnya jam yang menunjukkan pukul dua siang.
Setelah mendengar keputusan Aland Liora segera pergi dari kantor Aland tanpa mempedulikan beberapa karyawan yang melihat mata sebamnya ketika keluar lift.
Ketika sampai dirumah Liora langsung membereskan barang-barangnya yang berada di lemari kamar mereka.
Mereka ???
Apakah masih ada kata itu ? Setelah jelas-jelas Aland melepaskannya dan mengucapkan kata 'Pergilah'
Liora menoleh kearah meja rias dan mengambil figura yang memajang foto pernikahan mereka dengan tema garden party. Liora menghembuskan nafasnya untuk menahan gejolak dadanya yang semakin hebat.
Ditaruhnya foto tersebut ketika pintu dibelakangnya terbuka perlahan. Liora menghapus air matanya terlebih dahulu sebelum berbalik.
Aland berdiri di depan pintu dengan wajah dinginnya. Liora sempat terkejut melihat kedatangan Aland saat ini. Padahal ini masih jam kerjanya.
"Supir akan mengantarmu" ucap Aland yang membuat harapan Liora runtuh.
Tak bisa dipungkiri jika Liora sangat berharap jika kedatangan Aland ingin menahannya. Namun ucapan yang baru saja meluncur di mulut Aland membuatnya semakin terluka.
Liora berjalan kearah kopernya dengan kaki lemas. Dipegangnya kopernya dengan erat seakan untuk menahan beban tubuhnya saat ini.
Dikuatkannya hati serta tubuhnya untuk menghadapi segalanya yang akan berubah mulai saat ini. Liora membalikkan badan dan menarik kopernya perlahan.
"Tidak perlu" ucap Liora dengan nada bergetar yang sejak tadi ingin dihilangkan oleh Liora.
"Tidak, supirku akan tetap mengantarmu kemanapun" ucap Aland yang membuat Liora semakin mengeratkan pegangannya.
Liora hanya mengangguk dan menarik kopernya keluar. Jika Liora terus membantah ucapan Aland waktu mereka berdua saat ini akan semakin panjang.
Melihat wajah serta suara Aland yang begitu dingin membuat Liora semakin lemah. Jika terus bersama disaat seperti ini Liora takut akan terjatuh dan menangis sesenggukkan.
*-*-*
Liora menatap tiket kereta yang berada di tangannya saat ini. Liora meminta supir Aland untuk menurunkannya di stasiun. Mereka sempat berdebat karena supir Aland mengatakan akan mengantarkan Liora kemana saja.
Namun Liora tidak ingin dan mengatakan jika dia akan ke rumah temannya. Setelah perdebatan dan ancaman supir Aland melepaskan Liora untuk naik kereta.
Ditundukkannya kepalanya ketika merasakan jika kepalanya mengalami pusing yang sangat hebat. Liora berusaha menahan semua rasa sakitnya saat ini.
Entah Liora akan pergi kemana. Liora hanya ingin pergi tapi tak tau akan kemana. Liora memesan tiket dengan tujuan yang dipilihnya secara acak.
Keretanya akan datang lima belas menit lagi. Liora harus kuat menahan semua yang seakan ingin merobohkan tubuhnya. Ruangan seakan berputar hebat.
Hingga sebuah sepatu berhenti di depannya. Liora berusaha mendongakkan kepalanya dan menahan rasa sakit yang menyerangnya. Dilihatnya seorang lelaki tampan dengan senyum manisnya.
Pria itu terlihat berbicara. Namun sebelum Liora mencernanya tiba-tiba semua jadi gelap dan tubuhnya roboh.
*-*-*
KAMU SEDANG MEMBACA
Meliora 2 ( Full Baca Di Dreame )
Romance~ Karya Ke - 3 ~ Series kedua Meliora "Aku tau diri jika aku sangat bersalah untukmu dan juga ketiga anak kita. Menganggap semua ini menjadi pembelajaran untuk menjadi orang tua yang lebih waspada. Tapi kau tak meresponku sama sekali" "Aku akan perg...