Chapter 2 - Ikatan -

8.7K 887 18
                                    

Liora menaruh piring yang berisikan makanan di atas meja makan di rumah Adam. Dihelakan nafasnya pelan, sudah seminggu Liora tinggal di rumah Adam. Sejak seminggu inilah Liora selalu menyiapkan makanan untuk Adam.

Entah mengapa setiap kali Liora menyiapkan makanan untuk Adam. Ingatannya kembali kepada Aland. Benaknya seakan bertanya-tanya bagaimana keadaan suami tercintanya dan juga anak mereka.

Anak ?

Liora mendudukkan diri dan mengusap wajahnya kasar. Hatinya seakan tercubit. Selama seminggu ini sama saja Liora telah menelantarkan ketiga anaknya hanya dengan Aland.

Kebimbangan menyerangnya tiba-tiba. Atau lebih tepatnya kesadaran yang tengah mendatanginya saat ini. Kesadaran jika dirinya tidak boleh melakukan semu ini.

Apalagi sama saja Liora menelantarkan ketiga anaknya yang masih berumur tiga tahun itu. Air mata mengalir perlahan di pipi Liora.

"Hey ada apa ?" tanya Adam yang tiba-tiba muncul di ruang makan.

Liora berdiri dan menatap Adam lekat. Entah kenapa perasaan Liora saat ini tidak enak. Liora menatap jam yang menunjukkan pukul tujuh. Seharusnya saat ini Aland sudah berangkat kerja.

"Dam, aku mau ngomong sesuatu" ucap Liora yang membuat Adam mengernyitkan keningnya.

"Ya, bicaralah" ucap Adam dengan duduk di kursi makan.

"Aku akan kembali ke keluargaku" ucap Liora yang membuat Adam yang meminum jus jeruknya berhenti.

"Kenapa ?"

Liora merasa heran dengan nada Adam yang berbeda. Terdengar seperti nada tidak suka dan dingin. Bahkan Adam tak menatap Liora dan menaruh gelas lalu mengambil alat makannya.

"Aku sudah terlalu lama meninggalkannya. Aku takut mereka tidak baik-baik saja" ucap Liora pelan.

"Ya sudah" ucap Adam yang langsung membuat Liora menghela nafas lega.

"Aku akan pergi sekarang. Aku akan menyiapkan bajuku" ucap Liora langsung beranjak menuju kamarnya.

*-*-*

Liora menutup koper yang berisi barang-barangnya. Tatapan Liora langsung terpaku kepada ponselnya yang tergeletak di samping koper.

Sepertinya ponselnya tersebut terjatuh dari dalam koper. Selama disini Liora tidak menyalakan ponselnya sama sekali.

Diambilnya ponsel tersebut dan di nyalakannya. Setelah menyala tiba-tiba banyak sekali notif yang masuk termasuk Bryan serta Christ.

Sebuah panggilan tiba-tiba masuk dari Aland. Liora terlihat menimang-nimang mau mengangkatnya atau tidak. Ketika mau menggeser tombol matikan tiba-tiba sebuah tangan membekapnya dari belakang.

*-*-*

Aland berjalan keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa menuruni tangga. Ketika sampai di lantai bawah. Aland melihat ketiga anaknya tengah bermain dengan Bryan yang memang seminggu ini menginap di rumahnya.

"Bagaimana ?" tanya Aland kepada salah satu bodyguardnya yang diutus untuk mencari Liora.

"Tetap tidak berhasil, Mr. Seakan semuanya sudah di tutupi dengan baik" ucap bodyguardnya.

"Di tutupi dengan baik ? Liora di culik ?" tanya Bryan pelan.

"Tidak tau pastinya. Tapi Mrs. Alarice tidak dapat di lacak sama sekali. Bahkan tidak ada data-data kepergian keluar negeri. Terakhir hanya di stasiun" ucap bodyguard tersebut yang membuat Aland menggeram.

Meliora 2 ( Full Baca Di Dreame )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang