Chapter 2

0 0 0
                                    

Jihan pov

Dia kembali

Kata itu terngiang di kepalaku aish gara-gara dia aku meninggalkan laptopku dan tugas-tugasku di kafe sungguh bodoh sekali gadis ini.

Aku menghentakkan kakiku kesal dan mengacak rambutku kasar, aku baru sampai apartemen ah sudahlah nanti malam pasti reyna membawakannya ke apartemen lebih baik aku mandi dan berendam dengan air hangat, aroma terapi dan musik klasik agar rileks.

Aku melangkahkan kaki ke kamar menggantungkan baju hangat di hanger khusus menaruh tas di meja kerja dan mengambil helai baju tidur berjalan ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama meski berendam aku hanya memakan waktu 35 menit tidak sampai berjam-jam bisa-bisa aku akan masuk angin apalagi hari ini hujan.

Aku mengeringkan rambut dan menyalakan tv tidak ada yang menarik memutuskan mematikannya dan membaca webtoon di ponsel.

Tak terasa mataku mengantuk aku memposisikan badanku dengan nyaman dan tidur.

Ting nong

Astaga baru aku memejamkan mata, sungguh mengjengkelkan aku melangkah gontai langsung membuka pintu tanpa melihat di interkom pasti reyna mengantarkan laptop dan tugas-tugasku yang tertinggal.

Saat membuka pintu benar saja dia membawa tas laptopku dan membawa kantung kertas coklat besar kalian pasti tau kalo orang-orang luar negri ketika berbelanja biasanya menggunakan kantung kertas coklat besar yang entah apa namanya.

Dia menatapku sinis dan berdecak aku hanya cengengesan dan membantunya membawa tas ku membiarkan dia masuk sambil menggerutu aku terkekeh kecil menutup pintu dan menghampirinya yang masih misuh-misuh di dapur tak jelas.

" hei, aku minta maaf "

Dia memutar bola matanya malas " ck, kau selalu seperti ini tapi aku tak bisa marah denganmu menyebalkan "

Aku menggeleng kepala " tidak marah tapi menggerutu seperti nenek-nenek yang terkena encok sungguh membuat kupingku sakit dan panas, kenapa aku heran kenapa pacarmu betah sekali denganmu "

" tidak usah membahas kekasihku, carilah kekasih gadis tua, kau ini sudah dewasa masa pacaran saja tidak pernah "

Aku mengangkat bahu " tidak tertarik, aku malas mengurus itu terlalu rumit dan melelahkan belum kepikiran "

Dia menghela nafas dan memutar bola mata malas " kau berhutang budi padaku, aku sedang berbaik hati membelikan kau bahan makanan "

" ya.. Ya.. Ya nanti aku akan mentraktirmu memakan ramen "

" dasar kpoper "

" ck, mengacalah nona sudah lah aku malas berdebat aku mengantuk. Setelah selesai kunci pintu ambil kunci cadangan di meja besok di kampus saja kau kembalikan bye " sambil menepuk pundak dan kepalanya pelan lalu berjalan ke kamar

" ck, dasar wanita tua untung saja kau lebih tua dariku setahun "

Setelah selesai reyna keluar apartemen dan pulang.

Keesokan harinya

Drrrtt drrttt

" ya? "

" cepat turun aku di depan apartemenmu "

Tut..tut..

" lah? Dia menjemputku? Tumben sekali "

Aku segera bersiap dan keluar lalu mengunci pintu berjalan ke arah lift dan turun ke lantai satu.

Berjalan menghampiri mobil reyna
" tumben sekali kau menjemput? "

" kebetulan lewat jadi sekalian "

Hujan [Slow Up] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang