Chapter 5

0 0 0
                                    

" sayang, mamah sama papah udah pesenin tiket buat kamu, kamu mau mama jemput nanti saat sampai bandara? "

" gausah mah, aku bisa sendiri lagi pula reyna kan ikut pulang nanti "

" iya tan, tenang aja wa- jihan aman sama aku hehehe "

Jihan sudah memberikan deathglarenya ke reyna, gadis itu tau kalo reyna akan bicara ’wanita tua’.

Karena itu panggilan sayang reyna ke jihan, reyna yang melihat itu hanya cengengesan.

Wanita paruh baya itu menghela nafas pelan sambil tersenyum "oke kalo udah sampai kasih tau mama, rey tante titip jihan ya kalian gausah anter mamah sama papah ke bandara, jaga diri kalian "

Junghun sudah balik ke indo bersama gio dan sera duluan kemarin malam hari ini orang tua, orang tua jihan memang sempat pulang ke indo karena ayahnya yang bekerja tapi mereka kembali lagi karena ingin menjemput jihan agar ikut mereka tadinya.

Tapi jihan menolak karena dia harus mengurus beberapa hal, mulai dari kepindahan dan juga kelulusannya yang sudah di depan mata.

Untung saja dia sudah menyelesaikan ujian-ujian jadi tinggal menunggu nilai keluar dan menunggu ijasah turun.

Orang tua jihan pamit mereka akan berangjat kebandara jihan sempat sedih tapi dia harus bersabar karena seminggu lagi dia akan pulang ke indo dan menetap disana.

Reyna mengantar orang tua jihan sampai depan meski tak ingin di antar ke bandara tetapi reyna kekeuh menyuruh kekasihnya mengantarkan orang tua jihan yang sudah di anggap seperti orang tuanya sendiri dia ingin dengar orang tua sahabatnya itu selamat sampai tujuan.

Setelah menutup pintu reyna duduk di samping jihan yang sedang memainkan ponsel.

" ji "

" hmm"

" kau yakin akan menetap di indo? "

Jihan melirik kearah reyna " ya memangnya kenapa? "

" ah, tidak aku hanya ingin bertanya saja "

" ada yang menganggu pikiranmu? "

Reyna terdiam, jihan menghela nafas " apa yang kau takutkan? Semua yang kau takutkan itu takkan menjadi kenyataan trust me "

" ak.. ak.. aku "

Jihan langsung memeluk sahabatnya yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

" sttt, jangan khawatirin gue, gue baik-baik aja oke? "

Reyna sesenggukan jika sudah mendengar kata 'gue' yang keluar dari mulut jihan berarti gadis itu tak main-main.

Reyna mengangguk lalu tetsenyum dan melepaskan pelukan mereka.

" aigoo~ adikku ini menangis kiyowo hahaha "

Reyna mendecakkan lidah beranjak ke dapur jihan masih terbahak-bahak melihat kelakuan sahabatnya.

Kau tak perlu khawatir rey, gue bisa ngatasin ini. Batin jihan sambil tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

1 bulan kemudian

Indonesia

Jihan pov

Ah bosannya, aku hanya jalan-jalan mengelilingi komplek perumahan, aku sudah menetap di indo setelah wisuda.

Beruntungnya gue ga terlalu sedih sih kalo pindah ke indo karena disana aku tak punya banyak teman, aku hanya dekat dengan sera,john dan reyna selama disana.

Hujan [Slow Up] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang