Chapter 9

0 0 0
                                    

Hari ini aku akan memulainya terimakasih berkat kak gladis dan pacarnya yang mau membantu aku, awalnya aku sedikit ragu karena masalah masalalu yang membuat kita sempat lost kontak dan kami memulai kontakan kembali sekitar 5 bulan yang lalu setelah 2-3 tahun tidak kontakan.

Dan bersyukurlah karena aku jarang mengganti nomor biasanya aku akan menganti nomor ponsel jika sudah masa tenggang atau merasa terganggu dalam artian di teror oleh orang.

Semua sudah siap tinggal eksekusi (cielah eksekusi wkwkw).

Disini aku akan berpura-pura respek dengan gadis ini aku sangat malas menyebutkan namanya jadi tidak usah menyebut namanya yah.

Kami sudah janjian di tempat ini 3 hari yang lalu dan dia tidak curiga sama sekali itu sedikit memudahkanku.

Flashback on

Seorang gadis sedang menunggu kekasihnya di kafe tempat biasa mereka nongkrong, gadis itu sudah gelisah karena dia sudah menunggu satu jam lebih di kafe tersebut.

Tak lama terdengar bel yang tertempel di pintu menandakan ada seorang pengunjung masuk, terlihat laki-laki tampan yang sedang mengatur nafasnya sambil mencari sang gadis.

Setelah ketemu dia langsung menghampirinya dan duduk berhadapan dengan gadis itu.

" maaf sayang lama ya hmm? Aku tadi ada rapat sedikit karena sekolah kita kan akan mengadakan perpisahan angkatan kita " sambil menggenggam tangan sang gadis.

Gadis manis itu mendengus dan sedikit menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya tanda sebal, melihat itu dia mencubit pipinya gemas lalu mengacak rambutnya pelan.

" jangan cemberut begitu, kamu membuatku gemas tau "

Jihan menghela nafas " mau pesan? "

" hmm, seperti biasa aja "

Jihan hendak berdiri di tahan oleh gio " mau kemana? "

" pesanlah emang mau kemana? "

" aku tidak menyuruhmu berjalan kesana untuk pesan sayang, kan ada pelayan "

Jihan kembali duduk dan membuang muka ke arah jendela " ini cogan di anggurin nih? Jahat banget :( "

" abis kesel "

" kan aku udah minta maaf sayang, kamu pms ya? Sekarang udah tanggalnya kamu sih mau apa? Aku beliin tapi janji jangan ngambek lagi hmm? "

Jihan berpikir sejenak " ice cream vanila, minuman red velvet sama coklat "

" oke, ada lagi? "

Jihan geleng " oke, apa sih yang ga untuk tuan putri " sambil menaik turunkan alisnya

" ck, jangan menggombal kau tau gombalanmu itu tak mempan "

" ah masa? Terus siapa ya yang udah 4 hari ini baper hmm? "

" ish gioo berantakan kan susah tau nyisirnya :( "

" utuk-utuk sini aku rapihin "

Flashback off

Huftt terkadang aku suka tersenyum sendiri mengingat itu, dia yang membuatku menyukai hujan dan dia yang membuatku membenci hujan.

Sudah hampir 30 menit aku menunggunya di kafe dia belum muncul mungkin masih di jalan.

Tak lama ada gadis fashionable berjalan angkuh menuju mejaku lalu duduk di hadapanku.

" langsung saja, aku tak punya banyak waktu "

" oke "

Dia menceritakan semua rencananya sampai orang-orang yang akan membantu kita, tak lupa aku menaruh perekam suara yang tertempel di kerah bajuku.

Hujan [Slow Up] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang