Jeon Jungkook, seorang dokter yang bekerja dirumah sakit hwangbok di kota busan.
Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan mendapatkan pasien sepertinya
Ia.. ia bakan tidak menyangka bahwa pasiennya ini, dia yang akan menemani kehidupannya kedepan na...
Aku merasa seperti pernah melihat wanita yang didalam ruangan soekjin hyung tadi tapi dimana ya? Itulah kalimat yang pertama kali terlintas di otakku saat aku keluar dari ruangan soekjin hyung.
"Haish, mengapa aku memikirkannya? ya mungkin dia pernah berobat kesini dan mungkin aku melihatnya kan? ." kataku pada diriku sendiri.
"Lebih baik aku pergi dapur rumah sakit ini dan membuat kopi."
Aku berjalan menuju dapur rumah sakit, sesampainya disana aku langsung membuat kopi panas.
Aku mengambil sedotan dan beranjak pergi dari dapur ini menuju ruanganku sambil membuka handphoneku tentunya sambil meminum kopiku juga keburu dingin ntar pikirku.
Aku membuka aplikasi berita update seputar kejadian yang terjadi hari ini di dunia, rata-rata yang kubaca adalah mengenai bencana alam, ada gempa bumi lah, banjir lah yah semacam itulah.
"Kasian sekali mereka kehilangan keluarga, harta benda, bahkan nyawa." bantinku.
Aku terus membaca berita-berita itu sampai tiba-tiba...
BRAKKK!!
Aku ditabrak oleh seseorang.
Kopi yang ku genggam kini tumpah semua tanpa sisa, bahkan juga mengenaik jas kerjaku yang berwarna putih.
Aku melihat siapa pelaku yang menabrakku dan menumpahkan seluruh kopiku.
Heh?! dia yang tadi di ruangan soekjin hyung kan? tanyaku dalam hati.
"Astaga! A-aku minta maaf dokter, aku tidak sengaja, sungguh aku tidak sengaja aku ingin pergi ke toilet aku buru-buru aku sudah sangat tidak tahan." katanya meminta maaf padaku sambil terengah-engah dan membungkukan badannya.
Aku berusaha bersabar, ya! karena dia pasien kalau bukan pasien sudah ku bejek-bejek dia dan kujadikan perkedel.
"Haish, yaya yasudah tidak apa-apa." kataku sambil membersihkan bekas-bekas kopi di jas ku dengan tissue, untung aku selalu membawa tissue kemanapun aku pergi.
"Hehe iya dokter, aku pergi dulu ya! sekali lagi maaf sudah menabrakmu dan membuat jasmu kotor." balasnya sambil cenge-ngesan.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan tanpa menatap wajahnya, aku masih sibuk membersikan jasku.
Tak sampai 10 detik dia sudah berlari dari hadapanku. Aku menatap punggungnya dari belakang dan menggelengkan kepalaku.
