Extra Story 1

918 94 28
                                    

Timeline: Singto dan Krist sudah menikah sekitar 3 tahun

----------------------------------------------------------------------------

Krist mengucapkan selamat tinggal kepada pasien terakhirnya ketika Perawat May masuk.

"Barusan adalah pasien terakhirmu untuk hari ini, Dr. Ruangroj. Dan tadi, Singto menelpon; dia memintamu untuk meneleponnya begitu anda selesai," kata Perawat sambil sibuk merapikan ruangan.

"Terima kasih Khun May; dan untuk keseribu kalinya, mengapa kamu terus memanggilku sebagai Dr. Ruangroj sementara kamu memanggil suamiku dengan nama depan saja? Juga kenapa kamu tetap menggunakan bahasa formal sih?" Krist tidak bisa menyembunyikan rasa cemburu atas kedekatan perawat itu dan suaminya.

"Hahaha ... jawabannya mudah, ands bosku dan suamimu terlalu tampan, jadi saya tidak tahan untuk tidak menggodanya," Perawat muda itu mengedipkan mata dan Krist mengutuk suaminya yang terlalu murah hati.

"Biar kuberi tahu New, kalau kamu sedang menggoda suamiku, May," Krist tahu perawat muda itu berhubungan dengan dokter tampan itu.

"Jangan ... anda tidak boleh kasih tahu dia!" Perawat May menjerit. Krist hanya tertawa dan melambaikan tangannya, pamit pada semua perawat di bangsal ginekologi lalu menuju kamar bayi sementara menelpon nomor Singto.

"Baby, kamu menelepon? Bukannya kamu seharusnya sudah di pesawat sekarang?" Krist tidak mengerti mengapa Singto dapat menjawab telepon.

"Sayang, aku tidak bisa pulang malam ini. Rapatnya memakan waktu beberapa jam lebih lama dari perkiraanku sebelumnya, jadi aku akan mengambil penerbangan pertama besok pagi," kata Singto kepada suaminya.

"Tapi .... hari ini kan hari ulang tahun perkawinan kita," Krist tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Mereka sudah membicarakan bagaimana mereka akan merayakan malam ini. Atau, seperti yang diingat Krist dengan jelas, dia berbicara dan membuat rencana sementara Singto memberikan komentar terkenalnya 'ya sayang; itu ide yang bagus, sayang'. Sial, padahal idenya memang bagus; bahkan lebih dari bagus, idenya itu sangat genius. Krist dengan hati-hati sudah membuat rencana dan sekarang hancur karena tidak mungkin juga dia merayakan hari jadi jika belahanan jiwanya berbeda jarak ribuan mil jauhnya. Kehidupan mereka terkadang memang menyebalkan.

"Aku sungguh minta maaf, sayang. Kita masih bisa merayakan besok, oke? Aku janji, aku akan menebus kesalahanku ini. Aku harus pergi sekarang, mereka akan memulai rapat lagi. Sampai jumpa sayang, love you," dengan salam itu Singto mengakhiri percakapan, tidak memberi Krist kesempatan sedikit pun untuk merengek.

Krist hanya bisa menghela nafas dalam-dalam. Dia tahu Singto dan Bright saat ini sibuk dalam akuisisi jaringan hotel baru mereka di beberapa negara di Asia Tenggara. Sejak Singto memutuskan untuk bergabung dalam kemitraan dengan Bright, keduanya bekerja keras untuk memperluas perusahaan mereka. Kelihatannya kerja keras mereka mulai terbayar karena kini mereka adalah pemilik dari beberapa klub dan hotel terkemuka di Thailand; dan saat ini mereka memulai ekspansi di seluruh Asia Tenggara. Indonesia, Singapura, dan Malaysia adalah target mereka berikutnya. Krist sepenuhnya memahami hal itu, tetapi terkadang dia merasa sangat kesepian ketika dia harus tinggal di rumah kosong mereka sendirian, sementara Singto pergi ke luar negeri. Mungkin ia harus meminta Singto untuk menjual saja rumah mereka dan kembali ke apartemen yang lebih kecil. Untunglah dia memiliki pekerjaan yang membuatnya cukup sibuk. Sebagai seorang ginekolog, dia harus bekerja berjam-jam karena bayi bisa lahir pada waktu yang sangat acak. Dan dia juga bisa menghabiskan waktu di kamar bayi, seperti saat ini.

"Hai Dr. Krist," perawat Fang mendekatinya. "Mau bantu aku memberi minum malaikat kecil ini?" dia menyerahkan bayi yang digendongnya dan sebotol susu kepada Krist.

[One-shots] The Family - TerjemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang