Extra Story 4a

558 60 5
                                    

Timeline: Kongpop berusia sekitar 15 tahun

Warning:

(1) Penuh dengan istilah hukum yang penulis temukan dari internet. Karena penulis tidak berlatar belakang hukum, maka istilah dan prosedur hukum yang dibahas di cerita ini diperoleh semata dari bahan bacaaan yang penulis temukan di internet .

(2) Karena bahan bacaan yang digunakan adalah dalam bahasa Inggris dan menggunakan hukum Amerika, kemungkinan akan sangat berbeda dengan praktek hukum di Indonesia atau di Thailand.

(3) Angst oveloaded. Besar kemungkinan pembaca akan bosan di tengah jalan... hahahaha...

(4) Cerita ini akan dibagi dalam 3 bagian.

-----

"Khun Singto, seorang wanita bernama Isaree Ampanchai dan seorang pria bernama Richard Batten meminta untuk bertemu dengan anda. Mereka belum memiliki janji. Tetapi mereka mengatakan ada yang sangat mendesak yang harus mereka sampaikan dan mereka tidak akan lama. Anda hanya memiliki 15 menit sebelum pertemuan berikutnya . Apakah anda ingin menemui mereka?" sekretarisnya yang selalu efisien, Jan, masuk ke ruangan kerja Singto untuk mengabarkan hal yang sangat tak terduga.

"Khun Isaree, katamu?" Singto mengangkat wajahnya dari dokumen yang sedang dipelajarinya dan memandang Jan dengan ekspresi bingung. Sekretarisnya hanya menganggukkan kepalanya.

"Persilahkan mereka masuk. Tolong siapkan teh untuk mereka." Segera Singto berdiri dari kursinya dan mengancingkan jasnya. Siap menyambut para tamu.

"Silakan lewat sini," dengan sopan Jan mengantar para tamu memasuki ruangan kerja Singto yang besar dan megah.

"Halo Khun Isaree. Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kamu tampak sangat baik. Apa kabar? Apa kamu masih tinggal di Melbourne?" Singto tersenyum lebar pada wanita itu. Anehnya, wanita muda itu hanya membalas dengan senyuman yang sangat kaku. Jantung Singto mulai berdetak lebih cepat. Apa ini pertanda akan ada masalah?

"Khun Singto, aku baik-baik saja, terima kasih. Ya, aku masih tinggal di Melbourne," wanita itu tampak semakin tegang. Singto dengan berhati-hati mempelajari wajahnya. Mencoba membaca apa yang tersirat di wajah wanita itu.

"Apa yang aku bisa bantu, Khun Isaree." Singto dengan lembut tersenyum.

"Hm ... Khun Singto, ini Mr. Richard Batten, pengacaraku," tiba-tiba Isaree memperkenalkan pria yang duduk di sebelahnya. Sedari awal, pria itu hanya duduk diam dan mengamati Singto dengan rasa tertarik yang sangat tinggi.

Singto memasang senyum malas saat mengguncang tangan pengacara itu. Raut mukanya seketika berubah dingin dan aura mengintimidasi menguar kuat dari tubuhnya. Pengacara? Sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

"Jadi anda seorang pengacara, Tuan Batten? Boleh saya tahu apa spesialisasi anda?"

"Saya seorang pengacara keluarga. Saya mengkhususkan diri pada legitimasi, surrogacy dan adopsi." Pengacara itu memberi jawabannya cepat. Matanya lekat menatap bola mata Singto. Segurat senyum tipis mengulas bibirnya ketika dia melihat muka Singto berubah semakin dingin tanpa ekspresi.

Singto sudah bisa menduga ke mana arah pembicaraan ini akan berlangsung.

"Tuan Ruangroj, atas nama klien saya, Miss Ampanchai, kami ingin menyampaikan petisi ini. Ini adalah penarikan kembali(1) adopsi putranya, yang dikenal sebagai Kongpop Ruangroj-Sangpotirat." Pengacara itu mengeluarkan sebundel dokumen dan menyerahkannya kepada Singto.

(1) Dalam bahasa Inggris, digunakan kata "revoke" yang artinya dibalik. Jadi seperti adegan di-rewind ke posisi awal. Aku tidak pakai kata pembatalan karena pada pembatalan (nullification atau annulment), secara histori peristiwa awal pernah terjadi tetapi dibatalkan. Sedangkan pada "revoke", kejadian awal dianggap tidak pernah terjadi. Jadi pada cerita ini yang dimaksud adalah Isaree meminta untuk adopsi dianggap tidak pernah terjadi. Kenapa bukan pembatalan? Setahuku, karena jika bisa di-revoke/dibalik maka akan bersih dari segala catatan dan seolah-olah tidak pernah terjadi sehingga berkekuatan hukum lebih tinggi (cmiiw).

[One-shots] The Family - TerjemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang