7. Patah Hati

11.2K 1.5K 239
                                    

Mungkin memang sederhana, tapi salep pemberian Seokmin begitu berharga bagi Jisoo.

Semalaman penuh dia tidak bisa tidur. Senyum lebar tidak luntur dari bibirnya, bahkan tidur pun terasa tak nyaman. Berulang kali Jisoo berguling ke sana kemari, mencari posisi nyaman untuk tubuhnya yang terasa panas. Ditambah jantungnya yang terus berdetak cepat. Menandakan kalau Jisoo benar-benar senang saat mendapatkan salep dari Seokmin.

Dia terus bertanya-tanya di dalam hati. Puluhan pertanyaan sudah mampir karena Jisoo begitu penasaran akan isi hati Lee Seokmin yang sebenarnya. Apakah pria itu diam-diam sering memperhatikan Jisoo?

Tapi yang menjadi sebuah pertanyaan besar, darimana Seokmin bisa mendapatkan salep memar secepat ini?

Jisoo bangkit dari ranjangnya karena dia tidak bisa tidur. Wajahnya sudah memanas sejak beberapa menit yang lalu. Pikirannya terus terbayang tentang mimik wajah Seokmin esok paginya. Pasti akan lucu sekali. Dia juga langsung mengambil salep memar yang tersimpan di atas nakas, lalu mengelusnya dengan lembut.

Jisoo benar-benar terlihat sangat senang berkat sebuah salep memar.

"Tuan Seokmin kenapa manis sekali, ya?" pekik Jisoo sambil terus menatap salep pemberian Seokmin. "Aish, aku kenapa, sih?"

Jisoo harus menguatkan diri. Seokmin kan awalnya meminta Jisoo untuk berlutut hingga lututnya memar. Tapi, dia malah memberikan Jisoo sebuah salep memar itu sendiri. Apa mungkin ini sudah direncanakan sebelumnya?

"Aku tidak boleh terbang hanya gara-gara salep memar!" tutur Jisoo sambil meletakkan salepnya dengan kasar.

Dia langsung menarik selimut hingga menyembunyikan tubuh mungilnya. Kepalanya ia masukkan ke dalam selimut, terus berguling ke sana kemari karena tidak menemukan posisi yang nyaman untuk tidur. Pikiran Jisoo benar-benar dipenuhi oleh sosok majikannya.

"Argh, aku kenapa, sih? Tuan Seokmin pasti perhatian pada pelayan yang lain juga. Bukan hanya padamu, Hong Jisoo!"

Jisoo meyakinkan dirinya sekali lagi. Pasti bukan hanya dia saja yang diperhatikan seperti ini. Tapi, perlakuan kecil Seokmin tadi benar-benar membuat Jisoo serasa terbang di langit yang begitu tinggi!

Jisoo terduduk, menampilkan wajah berantakannya dengan rambut acak-acakan. Hatinya begitu tidak kuat menahan semua gejolak yang hadir. Pesona Lee Seokmin benar-benar sangat hebat hingga membuat Jisoo terlihat uring-uringan seperti ini.

Jisoo meringis pelan sambil memukul kepalanya. "Aku baper hanya dengan sebuah salep?"

Kalau boleh jujur, Jisoo benar-benar baper dengan tingkah bosnya malam ini.

-My Coldest Boss-

"Selamat pagi!"

Seokmin terkejut ketika Jisoo sudah siap dengan tas kerja yang biasa Seokmin bawa. Tanpa disuruh, Jisoo sudah berniat untuk membereskan perlengkapan Seokmin untuk hari ini. Pagi buta dia sudah menyetrika jas yang akan Seokmin gunakan, atau sekedar membereskan semua berkas dan laporan di dalam tas kerja pria bangir itu.

Seokmin biasanya mengecek ruang kerja sebelum ia berangkat. Untuk berjaga-jaga jika ada suatu hal yang tertinggal di sana. Karena Seokmin lebih sering menghabiskan waktunya di ruangan ini dibandingkan kamar tidurnya sendiri. Pekerjaan memang selalu menjadi prioritas bagi seorang Lee Seokmin.

Namun, ada sebuah kejutan di pagi ini.

Kejutan dimana Seokmin yang menemukan Jisoo di dalam ruang kerjanya, lengkap dengan senyum lebar dan tangan yang membawa secangkir kopi dan sepiring roti bakar buatannya. Jisoo sengaja menyiapkan sarapan spesial ini hanya untuk Seokmin.

My Coldest Boss | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang