7. Meet Me at The Ocean

939 160 72
                                    

" I crave a love so deep, the ocean would be jealous "








Suara tangisan seorang bayi terdengar amat nyaring memecah suasana damai di pagi hari kediaman keluarga Yohanes. Sebenarnya, itu merupakan suatu hal yang amat lumrah terjadi setiap pagi hari di rumah sederhana tersebut. Suara tangisan bayi yang beradu dengan suara alat masak yang saling bersahutan, ditambah suara cempreng satu-satunya wanita yang menghuni kediaman itu.

Pemuda itu mengucek matanya yang terasa masih berat. Lalu mengerjap-ngerjap membiasakannya dengan sinar mentari pagi yang menyelusup masuk melalui celah gorden yang terpasang di kamar itu. Sebelah lengannya meraba-raba ruang kosong di sampingnya, dan hanya mendapati sebuah benda empuk yang biasa ia peluk ketika tertidur.

Ia langsung duduk menegak dan mengucek-ngucek matanya kembali, menatap ruang kosong di sampingnya. Tempat itu kosong. Ia hanya sendiri di atas tempat tidur itu.

Lalu, siapa yang ia peluk semalam?

Apa ia hanya bermimpi?

Lantas ia menghembuskan napas kasar, memijat pelipisnya sendiri. Pusing dengan dirinya yang seringkali memimpikan gadis itu dan membuatnya terasa begitu nyata.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Dan langsung disambut dengan pemandangan seperti biasanya. Alisa dengan Leon dan segala tumpukan pakaian kotor, dan Yoyo yang menata makanan di atas meja makan. Tapi pagi ini, Yoyo terlihat sudah rapi dengan kemeja yang dilipat sesikut dan celana bahan panjang.

"Mau kemana lo Yo? Udah rapi begini?" June mendudukkan dirinya di kursi makan, tanpa membantu Yoyo ataupun Lisa terlebih dahulu.

"Gue bukan mau ke mana, tapi abis dari mana," jawab Yoyo asal.

"Hah? Jadi lo abis dari mana?"

"Iya, gue barusan abis—"

"Kak! Udah siap, kan, sarapannya?" teriak Lisa langsung memotong ucapan Yoyo dan langsung menghampiri kedua laki-laki itu dengan Leon di gendongannya.

"Udah, makasih ya, udah masakin buat pagi ini," Yoyo mendekat pada istrinya dan mencium dahi wanita itu. June mendengus, memalingkan wajah.

"Ini gue yang masak, Jun. Kak Yoyo cuma nata doang,"

June memutar bola mata. "Emang gue nanya yang masak siapa?"

"Ya mana ada lo peduli beginian. Yang ada lo cuma makan sama nyusahin doang," gerutu Yoyo.

June nyengir. "Sans, ntar kalian sekeluarga gue hadiahin tiket liburan ke taman mini,"

"Jangankan taman mini, Amsterdam aja gue sanggup tanpa bantuan lo, Jun!" sahut Yoyo jumawa. Lisa tertawa.

"Yaudah kalian berdua sarapan duluan aja, aku mau mandiin Leon dulu,"

"Yaudah sono. Eh emang tadi lo abis dari mana? Pagi-pagi udah ngeluyur," tanya June melanjutkan pertanyaannya yang belum terjawab.

"Gue abis nganterin—"

"Nganterin tetangga ke rumah sakit," potong Lisa, asal. Wanita itu menatap Yoyo dengan pandangan penuh arti. Yoyo meringis, meminta maaf melalui tatapannya.

"Iya, tetangga barusan mendadak kena serangan jantung, jadi gue anterin dulu,"

"Oh," sahut June tak peduli, dan langsung menyendok makanan ke piringnya.

One Perfect Rose - I lost her [JUNROS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang