Chapter 7

48 14 2
                                    

Kring...

Bunyi agung yang di tunggu-tunggu oleh seluruh penghuni SMA BAKTI BANGSA akhirnya berbunyi, menyudahi seluruh kegiatan belajar mengajar sekaligus menjadi puncak kemerdekaan para siswa yang sudah lelah dengan semua mata pelajaran yang mereka hadapi hari ini.

"De... Kamu pulangnya mau bareng nggak?" tanya intan

"Gausah In, aku lagi nunggu temen'' ucap Dea sambil tersenyum kearah intan

"Ohh..kalau gitu, aku duluan ya De"

"Iya "

Setelah kepergian Intan, Dea memasukan perlengkapan belajarnya ke dalam tas kesayangannya dan tidak lupa memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit miring, setelah itu Dea  berjalan keluar dari kelas sambil mencoba menghubungi seseorang, dan orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah abangnya yaitu Dirga.

"Aduhh kok gak nyambung-nyambung sih nomornya'' ucap Dea sambil terus- menerus mencoba menelpon Dirga, tetapi tetap tidak tersambung

" apa aku susulin kekelasnya kali ya?" ucap dia menimang-nimang

"Yaudah deh, susulin aja, ditelpon juga gak nyambung - nyambung" ucap Dea lalu bergegas menuju kekels Dirga.

*Disisi lain

Reno dan Dirga benar-benar pulang kerumah Reno, setelah berbincang-bincang dirooftop sekolah tadi. Reno dan Dirga membolos sekolah dan sekarang Reno dan Dirga sedang asik bermain PS di kamar Reno, Dirga memilih bolos sekolah dan menemani Reno sekaliagus menghiburnya.

"Ren, kok Gue rasa ada yang ketinggalan ya disekolah!" ucap Dirga sambil menatap Reno dalam

"biasa aja kali lo ngeliatin gue, emangnya ketinggalan apa?" tanya Reno yang masih fokus pada permainannya

"Nah itu, gue lupa apa yang ketinggalan" Ucap Dirga sambil menatap ke permaiananya lagi

" cek dulu sana, mungkin aja penting yang ketinggalan itu" suruh Reno ke Dirga.

" males...". ucap Dirga dan kembali fokus pada permainannya.

Mendengar jawaban Dirga, Reno hanya mengendikkan bahunya dan memilih untuk fokus lagi di permainannya.

***
Dea sudah sampai didepan kelas Dirga dan mendapatinya kelas itu dalam keadaan kosong. Dan keadaan sekolah pun sudah mulai sepi, hanya ada siswa-siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yg masih berada disekolah. jika Dea tau dia akan ditinggalkan oleh Dirga, Dea pasti tadi akan memilih nebeng pulang sama Intan. Dea melihat kembali jam tangan kecil yang melingkar ditangannya, ternyata sudah hampir malam. Dea kemudian mengambil hpnya untuk menelpon mamanya tetapi ternyata hp Dea mati karena di pakai untuk menelpon Dirga tadi dan uang jajan Dea pun sudah habis. Dea berjalan lemas dari kelas dirga yang berada dilantai atas sanpai keluar dari gerbang sekolah, sepertinya hari ini ia harus berjalan kaki. Dea mendongak keatas untuk melihat ke arah langit dan ternyata keadaan langit  saat itu sedang mendung. Dea pun memutuskan utuk segera berjalan sebelum hujan turun dan agar dia  lebih cepat sampai ke rumahnya.

***
Reno dan Dirga sekarang sedang berbaring terlentang menghadap ke langit-langit kamar Reno. Dirga melihat keluar jendela kamar Reno dan ternyata diluar sedang mendung dan sepertinya akan segera turun hujan dan syukurnya hari ini ia membawa mobil. Dirga kembali mencoba mengingat apa yang dilupakannya disekolah. Dirga tidak bisa mengingatnya dan dia pun memutuskan untuk pulang.

"Ren, gue cabut ya!" ucap Dirga sambil bangun dari posisi berbaringnya tadi.

"kok cabut, tadi lo bilang mau nginep, gimana sih?" ucap Reno

" firasat gue gak enak nih"

"Yaudah deh, balik sana, hati-hati lo"

"Ok gue cabut ya"

Setelah kepergian Dirga, Reno kembali memikirkan seseorang yang sejak kemarin selalu mengganggu pikirannya.

" kok gue kepikiran dia lagi sih" ucap Reno sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Ahh bodo amat lah, mending gue tidur"

Reno pun mencoba untuk tidur, tapi seseorang iti terus aaja mengganggu pikirannya. Reno lantas terbangun dari posisi berbaringnya,

"Gue harus ketemu dia" ucap Reno kemudian bergegas mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar kamarnya.

*Dilain sisi

Dea masih berjalan dengan keringat yang mulai bercucuran didahinya. Dea mulai merasakan pusing dan dia juga sangat lemas karena rasa laparnya dan dia telah berjalan lama.
Dea tetap berjalan karena sebentar lagi dia akan sampai kekomplek perumahannya.

Dirga yang datang dari belakang melihat seorang gadis yang sedang berjalan dan terlihat sangat kelelahan, tetapi ia tidak menghiraukannya dan langsung bergegas menuju rumahnya. Dirga bahkan tidak mengenali bahwa yang ia lewati tadi adalah Dea.

Dea hanya melihat mobil Dirga yang berpapasan dengannya tanpa mencoba memanggil Dirga karena tenaganya sudah habis untuk berjalan tadi. Sedari kecil Dea mengidap penyakit anemia yang membuatnya menjadi sangat mudah lelah, lemah, sesak napas bahkan pingsan. Dea berjalan dengan pandangan yang mulai buram dan dadanya mulai terasa sesak. Dea juga mulai merasakan pusing, sepertinya penyakit lamanya kambuh lagi. Dea tidak menghiraukan rasa sakitnya dan terus berjalan dan..

BRUKKK


***
TBC

Fake Nerd Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang