Chapter 1 - The Scavenger of Greyiron

15 1 0
                                    

Chapter 1 - The Scavenger of Greyiron

Saat itu adalah malam yang sangat tenang. Bulan terlihat bersinar cukup terang di langit sana. Udara khas malam terasa dingin, siapapun yang merasakannya akan merinding. Suasana seperti itu membuat semuanya terasa lebih sepi dan mencekam.
Namun hal tersebut tidak menghentikan sosok yang terus bergerak di kedalaman hutan Olditch.

Sambil memegang obor di tangan kirinya, sosok itu bergerak dengan sangat hati - hati ke arah utara.
Langkahnya sedikit lambat, namun itu sangat mantap. Pandangannya tidak pernah berhenti untuk mengamati sekitarnya seolah mencari sesuatu. Dengan kewaspadaan yang selalu terjaga seperti itu, orang dapat mengatakan bahwa sosok itu merupakan ahli dalam melakukan pekerjaannya.

Bahaya sebuah daerah biasanya ditentukan dari tingkat monster yang seringkali muncul di daerah itu. Hutan Olditch dianggap sebagai daerah berbahaya peringkat 2, biasanya hanya kelompok petualang peringkat D yang datang kesini untuk melakukan tugas, hanya petualang peringkat C yang benar - benar bisa datang dan pergi kesini sendirian.

Sosok itu tidak memakai lencana petualang yang dikeluarkan oleh Serikat Petualang sebagai bentuk identitas. Itu artinya, sosok tersebut bahkan bukan seorang petualang.

Untuk berpikir bahwa orang yang bukan petualang akan berkeliaran sendiri di daerah berbahaya peringkat dua, itu benar - benar kasus yang langka.

Ketika diperhatikan lebih dekat, sosok itu sebenarnya seorang laki - laki yang terlihat cukup muda. Tingginya sekitar 175cm dengan tubuh yang sangat proporsional dan kokoh. Ia memiliki rambut abu - abu yang terus bergerak ringan ketika angin malam berhembus di sekitarnya

"Kurasa sudah dekat." Ia bergumam kecil, tidak pernah menurunkan kewaspadaanya. Setelah terasa cukup, sosok itu meniup obor di tangan kirinya, membuat lingkungan sekitar kehilangan sumber cahayanya.

Dalam kegelapan, ia bergerak lebih lambat dari sebelumnya. Ia tidak mau membuat kesalahan hanya karena lingkungannya berubah menjadi gelap. Dengan nafas yang sedikit tertahan, sosok itu semakin dekat dengan tempat yang ia tuju.

Ketika tujuannya cukup dekat, apa yang dapat dilihat adalah sebuah reruntuhan batu yang memberi orang lain perasaan misterius.
Sambil bergerak secara hati - hati, sosok itu berjalan ke salah satu tumpukan batu yang tersusun secara aneh. Batu - batu itu ditumpuk menyerupai bangunan.

Sosok itu mengambil peralatan seperti sekop kecil dan beberapa kotak kayu dari tasnya. Kemudian ia berjalan di balik tumpukan batu itu. Setelah beberapa saat mencari, sosok itu akhirnya menemukan apa yang ia inginkan.

"Untung saja orang lain belum menemukannya."

Disana terdapat 5 deretan tanaman yang terlihat seperti rumput biasa, namun ketika diteliti lebih lanjut, tanaman itu memancarkan cahaya samar berwarna biru. Daun mereka memiliki ukuran lebih panjang dan lebat daripada rumput biasa. Garis - garis hijau tranparan terbentuk di dalam daun sehingga membentuk jaringan yang agak kompleks.

Nama tanaman itu adalah Blue Quus Grass. Tanaman ini hidup dengan menarik elemen air dalam jumlah besar dari tanah, lalu menyimpan dan memurnikannya di dalam akar. Daunnya tidak begitu berharga, namun akarnya yang kaya dengan elemen air murni dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan ramuan penyembuh tingkat atas. Karena itu, satu akar tanaman Blue Quus Grass bisa dihargai sekitar 1000¢

Sosok itu mulai bekerja, ia menggali tanah di sekitar Blue Quus Grass dengan sangat hati - hati agar tidak merusak akarnya. Setelah menggali, langkah selanjutnya yang ia lakukan adalah memisahkan akar dengan bagian tanaman yang lain. Ketika akarnya telah terpisah, sosok itu dengan hati - hati memasukkanya ke kotak kayu yang telah ia persiapkan. Prosesnya terus diulang sampai akar Blue Quus Grass terkahir berhasil diambil.

HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang