5

422 73 3
                                    

Warn!
T+

Setelah kejadian kemarin yang begitu gila menurutnya, saat ini yoongi rasa ia sadar. Pria itu, jimin. Sibajingan mempesona dengan seluruh keajaibannya. 

Membuat ia menginginkannya, tapi sungguhkah? Yoongi jatuh cinta ? Bukankah ini lucu?

"Apa yang kau lamunkan?"

Seseorang datang dan duduk disamping bankunya, yoongi menoleh hanya melirik pelan

"Aku mengantuk"

Dustanya, orang itu terkikik

"Tidur saja... Mau dimana? Uks?"

"Penjaganya bawel sering mengobrol. Malas"

"Um? Taman belakang?"

"Tidak! Dekat lapangan, ada pertandingan disana."

"Ruang osis?"

"Tidak! Kursinya membuat tubuhku sakit"

"Jadi dimana? Bagiamana jika ruang olahraga? Ada matras disana"

"Pengap. Sesak"

"Aishh"

Teman yoongi menghela nafas kesal akan kelakuannya

"Sudahlah. Ayo kekantin saja, makan bisa menghilangkan ngantuk"

Ucapnya menarik tangan itu, sementara yoongi pasrah ikut.

*******

Byurrr 

"Apa yang ia lakukan?"

Yoongi bertanya pada hyungwoon disampingnya saat mereka baru sampai dikantin, melihat satu siswa kena bully oleh jackson temannya. Penghuni kantin menatap kasihan

Kihyun mengangkat alis bingung dan menggeleng tak tau.

"Yoong!"

Hyungwon berlari kearah mereka.

"Ada apa?"

"Kudengar dia menggosipimu"

"Mwo?"

"Kau tau guru kemarin yang memanggilmu? Dia dikeLuarkan dari sekolah dan dia menggosipi namamu sebagai penyebabnya"

Yoongi terdiam.

Perlahan ia menghampiri sosok itu

"Jihyun. Park jihyun."

Ucapnya dingin, seketika suasana kantin ikut mendingin. Pandangan mereka hanya fokus pada gadis itu yang entah akan diapakan oleh yoongi. 

"Itu bohong sunbae hiks itu bohong"

"Dari awal aku membencimu. Mereka selalu membandingkanku dengan gadis idiot sepertimu hanya karna kau pintar. Sialan. Aku benci wajahmu yang so polos itu. Ya. Jika guru itu dikeluarkan karnaku kenapa? Kau juga bisa anak beasiswa. Cuihh "

Yoongi meludahi dan menendang kepalanya

"Lakukan apapun"

*******

"Hey baby"
Yoongi menatap malas pada taehyung yang duduk diatas mejanya sekarang ini, sementara kebisingan anak2 lain dikelas itu karna memang jam kosong membuat kepala yoongi kian memening.

Taehyung dengan jahilnya mencubit kedua pipi putih itu
"Sial kau. Menajuh sana"
Amuk simanis. Ia hanya terkikik kecil.

"Kau cantik hari ini"

"Cih.."

"Serius, entah memang perasaannku saja atau apa, kenapa rasanya akhir2 ini aku jarang melihatmu?"

Yoongi menatapnya kesal, lagipula apa perdulinya coba. Malah yoongi berharap mereka tak lagi bertemu dalam waktu lama.
"Persetan"

"Mulutmu minta disumbat sesuatu? Hum?"

"Berhentilah menggangguku!!"
Pada akhirnya ia marah juga. Dan taehyung tersenyum kotak mundur tanda menyerah. Bahaya, masalahnya yoongi sudah menunjukan tanduk dikepalanya. Ia tak akan aman jika sudah begitu.

Mata simanis menajam seolah mengakatakan lakukan lagi atau kau hanya tinggal kaki saja.

*****

12:30

Disana dirinya berdiri, menunggu kedatangan seseorang seperti yang biasa dilakukannya hari2 ini. Ya, atap. Dan yoongi semakin rajin hingga datang lebih awal dari jadwal tidur biasanya.

Tak selang lama, tangan seseorang tiba2 saja terasa melingkari pinggangnya dengan begitu erat

Yoongi mematung, terutama kala helaan nafas itu terdebgar amat jelas ditelinga kirinya.
"Kau menungguku babe"
Ujarnya dengan suara berat,
Berbisik disana. Yoongi hendak mundur melepaskan tangan itu sebelum

"Amh~"
tubuh simanis bergetar dengan mata memejam terkejut, park jimin dan lidah nakalnya pada telinga yoongi.

"Hum?"
Ia bertanya lagi merasa yoongi belum merespon apapun, matanya jatuh pada tubuh yang terlihat amat kecil dalam pelukannya, leher putih itu seolah meneriakan namanya untuk dinodai warn merah, dan sial. Wangi mint dari rambu halus yoongi memancing sesuatu dalam diri jimin untuk bertindak lebih.

Jimin menahan nafas berusaha mengontrol dirinya, ia tak ingin gegabah. Tapi-

"Sial jiminh lepash"

Tak bisa, apalagi desahan tak sengaja itu karna jimin mengeratkan pelukannya terdengar begitu indah. Tatapan sang dominan mengilat tajam, seolah memancarkan sinar laser yang siap membela tubuh yoongi

"Yoongi"
Gumamnya dengan lancang menempelkan bibir tebal itu pada pundak yoongi, si cantik menggigit bibir gugup

Jimin kian kehilangan dirinya, ia menghisap, menjilat, mengigit, membuat kulit putih itu memerah perlahan. Sementara yoongi tak tau harus apa, tangannnya memegang erat pembatas untuk pertahansn, kakinya lemas dan bibirnya terbuka dengan desahan kecil, rangsangan datang perlahan meningkatkan gairahnya.

Jimin semakin kurang ajar, satu tangan ia gunakan menahan pinggul yoongi agar tak jatuh, tangan lain mengarah kedada berisi itu sementara mulutnya sibuk diatas sana

"Umh.  Jimh~"

"Sshh "

Slrupp

Tak sadar namja itu membukukan tubuh yoongi sedikit, mengarahkan dengan tepat penisnya pada bokong seksi itu dan menggesekan pelan

"Ahhh!~"

"Ah.. Yoonhh"

Birahi jimin kian memuncak, ia tak bisa menahan terlalu lama. Kepalanya pening dan penisnya sesak. Butuh urutan dari lubang sempit itu, jimin membalikan tubuh yoongi cepat dan langsung melahap bibir pink disana.

Yoongi tak tau, ia hanya mengikuti kemana nalurinya berjalan. Ia tak tau ini benar atau salah, pada kenyataannya jika ini membuatnya bahagia.. Kenapa tidak?

*****

T B C

12:30 (MINYOON) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang