6

473 84 0
                                    

Warning!! M

Taehyung memasuki kantin itu siang ini, masih cukup ramai padahal tinggal beberapa menit lagi jam terakhir dimulai. Tatapannya tak sengaja jatuh pada bangku dimana isinya sekumpulan orang2 terkenal, membuat dahinya mengerut senang.

Namja itupun mendekat, samar2 suara obrolan terdengar ditelinganya, menyebutkan nama tak begitu asing.
"Entahlah..".

" yang jelas yoongi semakin menjauh sekarang"
Ujar si blonde

"Yoongi? Kenapa dengannya?"
Taehyung langsung duduk bertanya penasaran pada mereka.

"Dia sedikit berubah akhir2 ini. Tak pernah terlihat dijam terakhir dan selalu menghilang"

"Uh?"
Ternyata perasannya tak salah.
"Benarkan dugaanku? Aku jarang melihatnya akhir2 ini. Memang tak ada yang tau satupun?"

Kihyun meneguk minumannya singkat sebelum berdehem seolah mencairkan suasana agar tak begitu tegang
"Aku tak tau ini sebatas dugaan atau memang benar, yang kudengar yoongi sering ke gedung sebelah."

"Mwo? Untuk apa kesana?"

"Tak mungkin dia mengejar seseorang bukan?"
Timpal teman yang lain.

"Entahlah... Tapi dia selalu bicara jika dia hanya pergi tidur"

"Yayaya~ aku tau princess cantikku itu hobi tidur, tapi apa hubungannya dengan gedung sebelah? Dia kira itu hotel?"
Gumam taehyung tak terima, ia sedikit sensi mendengr kemungkinan ada pria lain digedung itu yang tengah yoongi incar, hingga simanis begitu liar.

"Coba kau main kesana tae, temui teman2 yang lain dan tanyakan apa mereka sering melihat yoongi kesana?"

Kihyun memberikan saran yang cukup masuk akal, disetujui yang lain. Sejenak namja itu diam seolah memikirkan sesuatu yang tengah berbelit rumit diotaknya, sebelum mengangguk setuju. Tanpa bicara apapun langsung pergi dari sana.

*****

Sementara digedung itu...

Kedua manusia yang saling berbagi ciuman panas ditengah panas pula matahari diatas merrka. Layaknya memberi efek baru, suasana tambahan untuk keduanya.

Jimin duduk dubangku dengan yoongi disampingnya yang menikmati bagaimana bibir itu melecehkan mulut sicantik.
Perlahan, bibirnya ikut bergerak seirama dengan jimin, membuka mulutnya pelan mengijinkan sang dominan untuk lebih memperpanas keadaan.

Lidah itu saling berbelit, berbagi saliva dan terus bergulat. Tangan jimin bergerak terbawa suasana menarik tubuh yoongi agar duduk diatas pangkuannya tanpa melepas pangutan itu.

Jimin seolah memakan bibir yoongi, menggigitnya dan terus memainkan lidahnya sensual, jemari itu asik bermain ditubuh yang ia puja selama ini, semenatara ciuman mereka kian menggairahkan.

Jimin melepaskannya karna tau jika yoongi kekurangan udara. Matanya berkilat penuh nafsu dengan pemandangan yang ada dihadapannya kini.
"Min yoongi"
Ujarnya bersuara rendah. Penuh intimidasi dan dominan.

"Aku menyukaimu. Mencintaimu. Menginginkanmu. Bisakah? Aku.. Bersamamu? Memilikimu? Cantik?"

Perlu beberapa menit untuk mencerna ungkapan itu hingga anggukan adalah jawaban terakhir yang diberikan sebelum gulatan panas kembali mereka mainkan.

Min yoongi namja liar sipembully sekolah? Tetap saja akan kalah dalam tubuh penuh kuasa park jimin. Ia menggerakan tangannya kesegala arah, tubuh yoongi melemah dalam kukungannya

"Ahh!"
Yoongi tersentak saat tangan nakal itu mengarah pada penisnnya, membuka ziper cepat dan menurunkan sebatas lutut lalu meraih apa yang ada dibalik sana. 
"Amhh~ ah ah ahh jimh"

"Sshhh cantik. Kau cantik babe"
Ujarnya dengan deru nafas memberat penuh nafsu. Satu tangan mengocok penis mungil itu, satu lagi berusaha membuka seragam yoongi dengan tergesa. Sementara simanis terus2 mengerang dengan mata tertutup.

"Jebalhh akhh"

"Umhh slurpp~"
Ia menghisap dua tonjolan didada yoongi, membuat samg submisive panik dadakan akan kenikmatan itu.

"Ahh cum! Nyahh"

"Tidak sekarang sayang."
Jimin membuka seleting celananya, meraih pinggang itu untuk semakin dekat dan mempersiapkan penis kebanggannya untuk meluncur kesana. Yoongi pasrah. Semua terlalu nikmat untuk ditolaknya.

"Akhh- umhh"
Jimin mengerti ini adalah first time, langsung melahap bibir itu guna meringankan sakitnya. Dan dibawah, sesuatu berusaha menerobos lubang pink itu.

Yoongi memegang bahu jimin keras seolah memerasnya karna rasa sakit yang ada dibawah sana, ia memejamkan mata tak tahan, seperti seluruh ras

******

Taehyung memberikan pesan pada salah satu temannya yang belajar digedung itu, jooheon. Untuk menemuinya dikantin yang mulai sepi. Jam sudah masuk beberapa menit lalu.

"Ada apa?"
Tanya jooheon baru datang langsung duduk dihadpan taehyung.

"Tolong cepat karna aku tak mau telat masuk, sekarang guru killer yang mengajar dikelas."

"Tenanglah sedikit. Aku bingung bicara nya bagaimana?"

"Astaga"
Keluh jooheon kesal
"Katakan apapun maka aku akan menjawabny dengan cepat"

"Baiklah.... Pertama, apa kau sering melihat yoongi kesini?"
Ucap taehyung cepat, ia tau jooheon cukup dekat dengan yoongi, mungkin saja tau sesuatu.

"Huh? Kenapa kau bertanya begittu?"

Taehyung memutar bola mata malas
"Kau bilang cepat. Sekarang jawab saja apa susahny"

Namja itu diam sejenak terlihat berfikir, sebelum ia mengguk singkat membuat taehyung heran sekaligus ragu. Mungkinkah? Yoongi memang kesini untuk pria lain? Kalau begitu tertutup sudah kesempatannya untuk mendapatkan sicantik.

"Ya.. Kata temanku dia memang sering kesini. Tapi entah, aku tak tau untuk apa."

"...."

"Yang jelas waktu itu aku pernah melihatnya berjalan kearah gudang"

"Gudang?"

"Ya, jalan cepat menuju atap gedung ini?"

"Kau bercanda?!!!"
Teriakan itu nyaris saja membuat joheon jantungan.

Ya.. Ia harap temannya ini memang tengah bercanda. Atap? Untuk apa yoongi kesana? Tiba2 saja ungkapan kihyun tadi melintasi otaknya
'Entahlah.. Dia hanya bilang jika ia pergi tidur'

"Atap? Tempat paling dihindari seluruh siswa yang bersekolah disini. Kenapa yoongi bisa ada disana?"

******

T B C

12:30 (MINYOON) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang