2

457 8 0
                                    

Sesampai di sekolah

"Hei kau, apa kau sudah bawa barang yang akan digunakan untuk tugas pratikum nanti?" -hyunjin

"Ya"  -aku

"Semuanya kan?" -wook

"Hm" -aku

"Enak sekali ya dirimu, tidak perlu bekerja, kau tinggal mengeluarkan uangmu dan kau dapat nilai tinggi" -hye

"Sudahla, kau juga mau seperti itu? Silahkan beli barang yang sangat mahal itu" -wook

"Hei! Jika ayah ku seorang mafia seperti dia pasti sudah kubeli mulutmu itu"-hye

"Ya ya terserah kau" -wook

Ya.., aku dianggap anak seorang mafia, jelas saja mereka menganggapku anak seorang mafia. Bagaimana ada seorang anak yang pergi ke sekolah kumuh diantar sopir pribadi dan memakai pengawal, ditambah mukaku yang buruk menambah pemikiran mereka tentang aku yang diculik dan disiksa lawan bisnis gelap ayahku. Ya aku sekolah di tempat yang kumuh atau bisa dibilang sekolah buangan di seoul. Agar tak ada yang tau aku anak siapa.
Kalian tanya apa ayahku tau? Tentu saja tidak, dia sangat tak peduli sebesar apapun masalahku. Kakakku? Bahkan mereka yang menyebar rumor tentang aku anak seorang mafia, mereka tinggal merogoh kocek yang tak seberapa untuk membayar satu orang anak sekolahku dan menyuruhnya menyebar rumor aku anak seorang mafia.
Aku anak tak dianggap, bahkan rekan bisnis ayahku hanya tau ayahku punya 3 anak, aku dikabarkan telah meninggal saat bayi bersama ibuku.
Menyedihkan ya
Bahkan ingin mengakui aku anak siapa pun aku tak bisa.
Teman? Tak ada yang mau berteman denganku.
Aku dikucilkan.
Tapi setidaknya aku tidak di bully karena mereka takut padaku.
Bukan takut karena segan, tapi karena aku anak seorang mafia.

ΠΠ

"hey kau" -misoo

"apa" -aku

"kenapa kauu" -misoo

"Ah tidak jadilah, sudah sana tak perlu melihatku lagi" -misoo

Kring kringg

bel sekolahku berbunyi pertanda waktu belajar telah usai, guru memberikan salam dan keluar dari kelas.
Semua Anak kelasku berbondong-bondong pergi ke kantin.
kecuali aku, aku tidak ingin ke kantin. di sana aku hanya akan melihat mereka tertawa dan berbincang tak jelas.
Aku lebih memilih membawa makanan dari rumah dan makan di kelas yang sunyi ini.
Aku suka kesunyian, hidupku juga sunyi, hambar, dan tak bermakna,

ΠΠ

Sekolah telah usai, saatnya aku pulang Ke rumah, ya rumah yang lebih tepatnya dibilang neraka, aku akan sangat sering mendengar cacian di sana.

"nona, ingin kemana dulu?" -tuan shin

"Langsung pulang saja" -aku

"Baik" -tuan shin

Sesampainya di rumah

"mark!!! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau membuat masalah disana dan kabur ke korea! Kau pikir aku tak tau?!" -yoona

"Astagaa, kau lebay sekali. Sudahlah lagi pula aku rindu padamu makanya aku pulang ingin melihat kakakku yang cantik ini" -mark

"Apa jika kau rindu padaku kau langsung pergi ke korea?! sekarang keadaan perusahaan di amerika kacau karena ulahmu" -yoona

"ya makanya itu aku kembali ke korea" -mark

"astagaaa anak ini" -yoona

"Sudahlahh, lagi pula aku sudah 5 bulan tidak pulang, aku rindu makanan korea" -mark

"Lalu apa gunanya para maid di sana yang menyediakan makanan korea setiap hari" -yoona

"tetap saja hawanya beda jika dimasak langsung di korea" -mark

"aku pulang" -aku

"Hei buruk, dari mana kau" -mark

"Sekolah" -aku

"Kupikir kau baru pulang dari tempat operasi plastik untuk memperbaiki wajah burukmu" -mark

Aku hanya menganggapnya angin lalu dan pergi masuk ke kamar

"ada-ada saja kau, wajahnya tak akan pernah cantik mau di operasi pun, wajahnya itu sudah sangat hancur, seperti otaknya" -yoona

"Iya juga ya, hahaha" -mark

Kenapa pula dia pulang, lebih baik dia tidak pernah pulang jika disini ia tak ada gunanya.

”nona, makan siangnya sudah siap" -maid1

"tolong bawa makanannya ke taman belakang" -aku

"Baik" -maid1

ada mereka, lebih baik aku makan di taman belakang dan makan sendirian dibanding aku harus makan bersama mereka, yang ada aku harus menahan hati mendengar cacian mereka yang tak terdidik.

Aku berjalan ke taman belakang, sunyi.
Hanya ada para maid yang berkeliaran.
aku tidak punya tetangga.
Rumahku berada di tengah hutan, bahkan dari gerbang utama ke rumahku kau harus memerlukan kendaraan.
Bukan aku sombong, memang itu kenyataanya.
keluargaku memang aneh, mereka rela membangun rumah di tengah hutan dan tidak bersosialisasi dengan orang lain.
Ya sebenarnya bukan karena mereka tidak mau bersosialisasi, tapi karena mereka tak ingin orang-orang yang selalu memata-matai gerbang utama melihat wajah burukku.
Sudah kubilang bukan, keberadaanku disembunyikan.
Kalian pasti berpikir, lebih baik aku tinggal di rumah yang berbeda.
mereka tak akan mau, mereka takut aku membeberkan berita bahwa aku bagian dari keluarga ini.
Hidupku dikekang, penuh pengawasan, bahkan ke sekolah pun ada pengawal yang mengawasiku.
Dan juga jarak umurku sangat jauh dari ketiga kakakku.
Jarak umurku ke mark saja 10 tahun, ke yoona 15 tahun, dan ke chanyeol 17 tahun.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hai people..
bahasaku masih alay maafkan.
Semoga suka okee.

Jangan lupa vote ~_~

Cacat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang