3

23 4 1
                                    

Pensi merupakan suatu tradisi turun temurun setiap tahun.

Tahun ini, giliran anggota osis angkatan Tasya yang menjadi pelaksana, yang akan dilaksana dua hari kedepan.

Bisa dibilang Tasya sudah mengirim banyaknya 15 kali surat dispen. Menyenangkan bukan? Yaiyalah apalagi pas pelajarannya guru killer, beuh mending cabut deh--

Tapi Osis bukan pelarian dari guru killer bagi Tasya. Sebenarnya alasannya sama sih, pelarian. Tapi pelarian dari sepinya hidup Tasya. Rumah bukan lagi tempatnya berpulang. Rumah bukan lagi salah satu alasan ia mengistirahatkan segalanya. Rumah hanya penghancur untuk dirinya.

"sya, coba lo ke devan deh. Minta divisi makanan kordinir buat beli cemilan atau minum kek" pinta Feraldi selaku bendahara osis, Tasya hanya mengangguk.

• • • • •

Tasya berjalan memasuki ruang osis yang terbuka lebar akibat lalu lalang anak anak yang keluar masuk.

"ada Devan ngga gaes?" Seru Tasya lantang.

"Devan lagi nge bucin sya sama Manda, biasa lah kaya ga tau dia aja" Sahut Alia, salah satu anggota osis divisi peralatan.

"buset, sempet sempet nya anak jagung, ngebucin. Gila kali ya" Tasya menggelengkan kepalanya.

Bukan hal baru untuk anak SMA CAKRAWALA mendengar bahwa Devan Aditya gemar ngebucin. Ntahlah salah siapa.

"susulin aja ke kantin kalo ga kewarung bi idem depan sekolah. Maklum anak tk baru pacaran jadi gitu" Timpal Alif selaku divisi acara.

"jomblo mah gitu sih ya lif, sirik aja" lagi, timpal Nita. Yang juga anak osis divisi perizinan.

"jomblo teriak jomblo" Sarkas Alif.

"udah woi! Gausah berantem, jodoh tau rasa. Gue mau cari Devan dulu ya gaes" Tasya membalikan badan dan melangkah pergi.

• • • • • •

Fakta baru ditemukan, sebenarnya kakak tiri Tasya bersekolah di satu sekolahan yang sama. Mereka tak saling bertegur sapa. Ntah Tasya yang pemalu atau kakak tirinya yang pengecut.

Diantara teman-teman Tasya atau kaka tirinya tak ada yang tau bahwa  mereka adalah saudara tiri.

Fakta lainnya, kalian jangan heran kenapa Tasya tidak pacaran, sebenarnya Tasya muak dengan namnya hubungan mungkin ini hasil dari retaknya keluarga. Rasanya bayangan Tasya hanya hubungan lawan jenis itu merusak segalanya. Jangan hakimi Tasya, orang bebas ber-opini bukan?

• • • • • • •

Suasana Kantin seperti biasanya dihuni kakak kelas yang menunjukan senioritasnya.

Sesekali Tasya dan kakak tiri nya saling mencuri lirik. Hanya itu mungkin kedekatan mereka.

Tasya memutuskan acara lirik-lirikan. Ia menatap sekitar mencari si bucin kelas kakap itu. Dan benar, Devan berjalan dibelakang Manda yang asik mengobrol dengan temnnya. Bucin banget kan?

Tasya menghentikan manda yang asik mengobrol.

"hai!" sapa Tasya yang disambut ramah oleh manda atau pun temannya.

"sorry ya mand, boleh gue pinjem bucin lo sebentar? Mandat osis nih" Manda menatap Devan; sedetik kemudian mengangguk

"iya boleh, gue duluan ya sya. Say, nanti kalo udah selesai wa aku aja ya" yang disebut tersenyum dan mengangguk. Sumpah kaya hewan peliharaan sama majikannya.

Usai kepergian Manda. Tasya langsung mengatakan apa yang perlu disampaikan.

"lah bukan-nya Putra juga divisi makanan? Kenapa gue yang kordinir?" Tasya ingin sekali menendang orang di depannya, sekarang.

"udah buruan, lagian lo orang orang lagi sibuk ngurusin pensi. Elu enak enakan ngebucin" Ungkap Tasya yang sudah melewati zona sabarnya.

"yaudah iya bu sekertaris. Udah kan? Gue mau ngambil kunci motor sama uang nya dulu" Jelas Devan.

"yaudah buruan sana! Ngeselin banget jadi orang udah tau gue lagi pms".

Tasya melongos pergi mencari pekerjaan baru. Sibuk mungkin hal lain agar luka tidak terlalu terlihat jelas.

• • • • • •

Instagram author

> Ax.fathunnisaau_<

Jan lupa follow!

TasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang