4

18 3 1
                                    

.Pertemuan tidak ada yang kebetulan.
°•°
Now playing: Lagu hari ini•

• • • • • •

"Cakep ya Tasya, gue mau deketin tapi kayanya bukan levelnya dia deh" Seru Fathan teman sepermainan Ari.

Ari hanya menghempaskan nafas pelan. Sesekali melirik Tasya yang berjalan terburu-buru. Mereka saling pandang hingga Tasya memutuskan pandangan.

Andai, Ari mampu menerima semuanya. Ia mungkin akan menjadi kakak yang di anggap beruntung bisa memiliki Adik sejenis Tasya.

"Ri, wajah lu kan mayan tuh. Ga ada niatan pindah hati dari Devi ke Tasya?" Ujar Anoy, teman lainnya Ari.

Ari menatap satu persatu wajah teman temannya yang mendadak serius.

Kalo doi bukan adek tiri gue sih, gue mau aja. Tapi ga lucu juga pacaran ama adek tiri sendiri kek nama ftv batin Ari dalam benaknya.

"males pacaran." Ujar Ari cepat.

Teman temannya sudah terbahak bahak. Memang diantara yang lain, paling oke cuman Ari. Siapapun akan jatuh hati. Apalagi latarbelakang keluarga Ari. Menjadi mantan nya aja tuh udah bangga.

"tapi kira-kira standar laki laki yang bakalan jadi pacar Tasya kaya gimana ya" Seru Maikel.

"yang jelas ga kaya lu" Sahut Anoy

Ari sudah muak, ia meninggalkan teman temannya yang masih stuck membicarakan Tasya, Tasya dan Tasya.

• • • • • • •

Tasya duduk di selasar depan ruang osis. Lalu lalang Farhan terhenti melirik Tasya yang masih bergulat dengan fikiranya, Farhan menghembuskan nafasnya perlahan.

"woi! Jan ngelamun aja" Seru Farhan membuyarkan lamunan Tasya yang sedetik kemudian tersenyum.

Farhan duduk disamping Tasya.

"apasih han" sahutnya sedetik kemudian.

"lo ngelamunin apa sih?" Tanya Farhan yang sejujurnya sedari tadi merasa janggal.

"gue ya. Hmm..  Lagi kangen sama orang" jawabnya singkat.

"hah? Siapa? Gebetan lo? Lo ldr?" Farhan terhentak kaget mendengarnya hingga tak sengaja mengeluarkan kalimat yang sejujurnya tak ingin ia keluarkan.

"parah lo, pikiranya cinta mulu. Ngga ko, tentang dia yang ga pernah bisa gue gapai. Saking sulitnya, mungkin emang udah sama sama jauh. Gue pengen benci dia tapi ga bisa" Ujarnya dengan maksud tersirat yang tak seorang pun mengerti.

Farhan menghembuskan nafasnya kasar, menatap lurus mengikuti arah mata Tasya.

"gue ga tau dia yang lo maksud siapa sya, tapi ya kalo kata gue. Se menyebalkan apapun dia, sejauh apapun hati kalian, kita ga boleh benci seseorang. Karena lo ga pernah tau kan? Kenapa tuhan mempertemukan lo? Kalo bukan dengan alasan buat lo sadar, buat lo berpacu mencari jawaban bukan membenci kenyataan. Masalah tuh dihadapin bukan direnungin trus dibenci" jelas Farhan.

"lo ngerti lah, pertemuan tuh ga ada yang kebetulan. Come on lah jangan galau aja. Harus bahagia oke?" Tasya lagi lagi tersenyum dan mengangguk.

"thanks ya udah ngajarin gue arti hidup sebenernya"

ia perlahan menyadari. Pertemuan tidak ada yang kebetulan, pasti ada alasan atau sebuah pelajaran hidup juga mungkin ini sebuah perjalanan yang harus ditempuh untuk menemukan sebuah jawaban

• • • • • • •

TasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang