[Chap 4] Reminisce

976 142 5
                                    

Tok

Dia mengetuk lagi karena tak ada jawaban dari Seulgi. Tubuhnya mundur sedikit dan tiba tiba merapikan rambutnya sambil berkaca di jendela.

Melihat itu Seulgi menghembuskan napas. Ya, Sehun pasti tak bisa melihatnya.

Secepat yang ia bisa, tangannya mengancing kemeja. Berdeham sambil merapikan rambut, dan menghela napas sebelum akhirnya mengetuk dua kali jendela sebagai kode untuk Sehun bahwa dia telah selesai berganti baju.

Mendengar itu Sehunpun membuka pintu mobil. Ia melihat Seulgi yang sudah terlihat kering dalam kemejanya. Ia masuk dengan senyuman di wajah.

"Nah kalau gini kan kau tak akan masuk angin" ia menyimpan lagi payung kebelakang jok. Kembali menatap Seulgi dari atas sampai bawah dengan kelegaan.

"Tapi kelihatannya kau masih kedinginan. Kau mau beli kopi hangat dulu?" tanya Sehun masih menyisakan sedikit kecemasannya.

Seulgi menggeleng. "Tidak, sebaiknya aku pulang. Aku harus ke suatu tempat" jawab Seulgi.

Alis tegas yang Sehun miliki bertaut otomatis, "kemana?" tanyanya.

"Hmm Tuan Cha ingin bertemu denganku" jujur Seulgi.

"Tuan Cha? Bukankah itu asisten almarhum ayahmu?" tanya Sehun lagi. "Ada masalah apa?"

Seulgi mengangguk, "aku juga tak tahu, tapi tadi pagi dia menelponku dan mengajakku bertemu sepulang kuliah"

Mendengar itu Sehun berpikir. "Mau aku temani?"

"Eh?" kaget Seulgi, kemudian menggeleng. "Tak apa, aku bisa sendiri"

"Kau yakin? Aku sama sekali tidak keberatan menemanimu kesana" tulus Sehun, matanya terus menatap Seulgi dalam seperti berusaha membuat gadis itu terhipnotis dengan tatapannya.

Dan itu memang terjadi, karena Seulgi jadi mengangguk begitu saja. "Baiklah, terimakasih"

Ikut tersenyum senang sekaligus lega karena jujur saja ia khawatir jika Seulgi pergi sendirian. Dia tak tahu apa yang akan Tuan Cha katakan. Mending kalau hal baik, kalau hal buruk? Sehun tak mau Seulgi melaluinya sendiri.

Masih dengan senyumannya Sehun menyalakan mesin mobil. "Berikan aku alamatnya"

^-^

Alamat cafe yang Tuan Cha kirimkan padanya ternyata tidak terlalu jauh dari kampus. Entah kebetulan atau memang Tuan Cha memikirkan keadaan Seulgi yang pasti lelah sepulang kuliah.

Keduanya masuk dan dengan mudah menemukan pria tinggi kurus dengan kaca mata tebal yang sudah duduk menunggu di dalam cafe berinterior classy itu.

Saat Sehun dan Seulgi mendekat Tuan Cha langsung berdiri, mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan keduanya.

"Maaf, pasti anda sudah menunggu sangat lama" tutur Seulgi menyadari jika dirinya memang telat akibat hujan tadi.

Pria berkacamata itu tersenyum sambil menggeleng. "Tidak, ayo silahkan duduk"

Sehun dan Seulgi duduk berdampingan di hadapan Tuan Cha yang langsung memesankan minuman bagi keduanya. Sambil menunggu minuman, Tuan Cha membuka pembicaraan.

"Sudah lama sekali rasanya tidak bertemu dengan anda nona" tuturnya.

Seulgi tersenyum. Tentu saja, karena pertama kali ia bertemu dengan Tuan Cha adalah saat SMA, saat dirinya sudah mengingat lagi masa lalunya. Lalu tuan Oh -ayah Sehun- membantu Seulgi menyambung kontak lagi dengan Tuan Cha yang selama ini memegang alih perusahaan ayah Seulgi yang secara tiba tiba ditinggal sang pemilik itu.

Querencia (SEULHUN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang