Perjalanan berlangsung senyap. Hanya diisi suara motor yang membelah jalanan pagi yang mulai sibuk. Seulgi mengatakan jika itu adalah Sehun yang mengajaknya berbicara dari mobil. Sebenarnya Mingyu juga tahu karena ia mengingat plat nomer mobil Sehun. Tapi Seulgi nampak tak ingin meneruskan pembicaraan itu jadi Mingyu tak bertanya lebih lanjut.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di kampus. Menggunakan motor ternyata memang lebih cepat dibanding mobil. Perlahan Mingyu jadi lebih terpincut memakai motor daripada mobil. Ia juga bisa membonceng gadis gadis yang berpegangan padanya jika pakai motor. Sedangkan di mobil tak ada alasan untuk berpegangan.
"Kau akan bertukar kendaraam dengan Vernon hari ini?" tanya Seulgi melepas helm, membuat beberapa helai rambutnya keluar dari jalur.
Tangan Mingyu menerima helm Seulgi dan menyimpannya di atas motor. Lalu dengan terapti dia merapikan rambut Seulgi karena gadis itu tak menyadari keadaan rambutnya. "Ia, Vernon bilang naik mobil lambat jadi dia ingin motornya cepat kembali"
Seulgi mengangguk, karena memang benar, dikala macet motor lebih efisien di gunakan karena bisa menyalip sana sini. Sedangkan mobil, harus bersabar dan menunggu dalam antrian entah sampai kapan.
"Daebak! Jadi sekarang kalian sudah benar benar mengumumkan hubungan kalian?" tanya seseorang yang tiba tiba berhenti di depan mereka. Salah satu temannya yang berdiri di samping menatap keduanya dengan kaget.
Seulgi dan Mingyu mengenal dua gadis ini sebagai teman sekelas mereka.
"Maksud kalian?" tanya Mingyu.
"Aku tahu kalian dekat sejak dulu. Tapi jarang melihat kalian berangkat bersama. Kemarin bahkan kalian juga pulang bersama. Jadi sudah official nih?" goda yang satu.
"Jika aku bilang kita tidak pacaran kau akan percaya?" tanya Mingyu.
Keduanya menggeleng, "eyy jangan berbohong lagi! Melihat kalian seperti ini, semuanya sudah terbukti"
Mingyu mengangkat bahunya enggan ambil pusing. "Kalau begitu percuma aku jelaskan juga" ia menoleh pada Seulgi, "ayo masuk"
Seulgi tersenyum kecil pada dua temannya, "kita duluan"
"Kau tak keberatan?" tanya Mingyu pada Seulgi saat sudah mengimbangi langkah di sampingnya.
"Aku malas berdebat" ujar Seulgi.
^-^
"Wohoooo jadi kita punya dua pasangan dalam group sekarang?" tanya Ong dengan suara keras yang sangat ingin membuat Seulgi memasukkan mangkuk bekas makannya kedalam mulut itu.
Cepat cepat Vernon menarik Ong yang berdiri agar kembali duduk di kursi kantin mereka. Matanya yang besar tambah membulat saat melotot pada Ong. "Bisa kau jaga suaramu?"
Tanpa rasa bersalah Ong hanya cengengesan, "habis semua orang membicarakan kalian. Bahkan bertanya tanya padaku. Aku bilang saja itu privasi kalian"
"Kami tidak ada apa apa" jelas Seulgi, "hanya malas saja menjelaskan, toh mereka tak akan percaya omongan kita" jawab Seulgi.
Mingyu hanya manggut manggut sambil terus melahap makanannya dengan rakus. Tak aneh badannya tinggi besar begitu.
"Yah kalian benar juga, mereka hanya akan percaya yang ingin mereka percaya. Begitulah netizen" setuju Vernon yang memang notabenenya tak ingin ambil pusing dan freespirit.
"Tapi apa kalian sudah dengar cerita dari Soojung atau Sehun?" tanya Ong menatap Seulgi dan Mingyu.
"Ia, Soojung pulang?" tanya Vernon pada Seulgi.
Gadis itu mengangguk. "Ya, aku bertemu dengannya semalam. Dia bilang baik baik saja"
"Lalu apa katanya? Apa alasannya tak cerita tentang hubungannya dan Sehun?" tanya Ong masih saja emosi setiap mengingat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia (SEULHUN) ✔
Fanfic(Sequel of CAN YOU SEE ME?) Setiap kali membuka mata dan hanya padamulah aku kembali. Apapun yang terjadi padamulah aku berlari. Karena di dunia ini kaulah tujuanku.