[Chap. 6] News

904 135 14
                                    


Cemburu mungkin bukan kata yang tepat untuknya. Karena dia memang tak memiliki hak apapun untuk itu. Untuk apa pula dirinya cemburu. Tak satupun diantara Sehun dan Krystal yang melakukan kesalahan dengan pergi bersama tanpa sepengetahuannya. Itu hak mereka.

Dirinya sedang berada dalam stage pengelakan, apa yang di rasanya ini pasti bukanlah cemburu. Karena dia menganggap Sehun hanya sebagai sahabat dekatnya saja, hanya itu.

Pastilah terpapar banyak buku tadi sudah membuat kerja otaknya malfungsi. Pilihannya untuk keluar dari cafe bersama Mingyu memang benar. Bukan untuk menghindari Sehun dan Krystal, tapi untuk mencari udara segar. Dan juga teokbokki merah pedas di depan matanya ini pasti bisa membuat semua ke galauannya menghilang.

Garpu yang ada di tangannya mulai menusuk teokbokki yang mereka pesan. Berhubung keduanya baru saja makan, jadi mereka memutuskan untuk hanya memesan satu porsi untuk berdua.

Pria di depannya juga sudah sama rakusnya dengan Seulgi. Pipinya menggembung diisi teokbokki pedas. Membuat wajah keduanga mulai memerah.

"Kita pesan soju ya" pinta Seulgi karena di awal Mingyu mengatakan bahwa dia yang akan mentraktir teokbokki kali ini.

Mata Mingyu nampak aneh memandang Seulgi. Tak biasanya gadis ini ingin minum soju di hari seperti ini. "Silahkan saja" angguk Mingyu.

Tanpa tunggu lama, Seulgi meminta soju pada penjual. Tak lama kemudian pria paruh baya datang dengan sebotol soju dan dua gelas untuk mereka.

Penuh semangat Seulgi membuka soju dan menuangkannya ke dalam dua gelas kecil tersebut. Mingyu memperhatikan Seulgi, dan merasakan bahwa apa yang ia pikirkan saat di cafe tadi benar. Bahwa langkahnya untuk membawa Seulgi keluar dari cafe adalah langkah yang benar.

Mingyu menerima sodoran soju dari Seulgi. Lalu mengadunya dengan gelas Seulgi hingga berdenting kecil. Dalam satu tegakkan gelas mereka kosong.

Seulgi menutup matanya, merasakan rasa pahit namun manis meluncur kedalam tenggorokan. Perlahan membuat tubuhnya santai.

"Merasa lebih baik?" tanya Mingyu.

Kini Seulgi menenggak gelasnya yang kedua tanpa Mingyu. Sambil terkekeh kecil Seulgi menyimpan gelasnya, "ya begitulah"

Dengan jawaban itu membuat Mingyu bertanya tanya apa Seulgi sudah mabuk hanya dengan dua gelas soju?

"Jadi benar kau merasa tak nyaman di sana" celetuk Mingyu.

"Eh?" Seulgi kaget dengan kejujurannya tadi. Kenapa jawaban itu keluar begitu saja. Dia baru minum dua gelas, sama sekali tidak mabuk. "Sok tau" tutur Seulgi.

Mingyu tersenyum geli mendengar perkataan Seulgi. Jelas jelas tadi gadis itu yang mengatakannya tanpa langsung.

"Baru melihat seperti itu saja sudah galau. Bagaimana kau jadi aku" tutur Mingyu mengisi gelasnya dengan soju dan menenggak sampai habis.

"Ha?" tanya Seulgi meminta Mingyu mengulang perkataannya karena Seulgi tak mengerti.

"Tidak, tidak apa apa" geleng Mingyu tersenyum. Ia mengambil botol soju dan mengisi dua gelas, "minumlah sepuasmu aku akan menjagamu sampai pulang"

Tersenyum untuk mengungkapkan terimakasihnya, Seulgi menerima gelas itu. Dan kembali meminum sojunya.

Sebenarnya Seulgi bukanlah peminum yang buruk. Dia tidak mudah mabuk, kecuali dirinya yang menginginkan itu. Dan sepertinya kali ini dirinya terlalu lelah untuk membiarkan tubuhnya tetap sadar. Jadi hanya dalam beberapa gelas saja, Seulgi sudah seperti melayang.

"Mingyu-yah!" panggil Seulgi pada Mingyu yang sama sekali tidak mabuk. Gadis itu tiba tiba mengambil ponsel Mingyu yang ada di atas meja.

Tak mempermasalahlan itu, Mingyu hanya membiarkan Seulgi memainkan ponselnya.

Querencia (SEULHUN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang