#1 CARING

7.9K 474 8
                                    

Chapter edited

Akan menggunakan bahasa lumayan baku di setiap percakapan, dan revisi bagian-bagian yang kuanggap memalukan dan cringey

Perombakan chapter dilakukan berkala, karena aku sok sibuk

Sore ini Wendy terlihat lesu ketika keluar dari kelasnya. Rumus relativitas yang dijabarkan selama lima puluh menit oleh dosennya membuat kepala kecilnya itu berdenyut. Sungguh, ada apa dengan pikiran si admin penyusun jadwal sehingga menempatkan mata kuliah seperti itu di jam menjelang sore hari? Susah sekali pikiran ini mencerna rumus di saat hari semakin gelap.

"Kamu mending, masih mendengarkan bapaknya Wen. Aku malah sudah mau masuk gerbang mimpi sedikit lagi tadi." Kata Seulgi yang berjalan beriringan dengannya sedari keluar pintu kelas. Sempoyongan juga. "Aku iri sama kamu, bisa-bisanya ngantuk mendengar suara bapaknya Seul." Seulgi mencubit gemas lengan Wendy. "Halah, sarkasmenya bisa saja nih, si anak pintar!"

Mereka berdua sudah sampai di taman fakultas, duduk lesehan di perubinan, bergabung dengan anak-anak kelompok riset jurusannya. Ya, keduanya bagian dari anggota kelompok tersebut.

Apakah cukup mengejutkan jika si tukang ngantuk seperti Seulgi ini ikut hal semacam ini? Hei, kalian kira orang-orang yang hanya mengandalkan otak pintar bisa membentuk perserikatan riset dengan sesama mereka saja? Buang jauh-jauh pemikiran old itu. HAM tidak memilih otak.

"Mana ketua terhormat Min Suga?" Lantang Seulgi seperti sedang ada di kamarnya sendiri.

Salah satu mahasiswa yang duduk di depan mereka hendak menunjuk ke sesuatu tapi kalah cepat dengan hantaman kertas ke kepala gadis cempreng itu.

"Sudah merasa akrab sama saya?" Seulgi tertawa sumbang pada seorang lelaki di belakangnya. Tak perlu repot menoleh, itu suara ketua terhormatnya.

Wendy yang sedari tadi memegang kepalanya -akibat relativitas yang tak kunjung hilang, seketika menoleh ke belakang sambil tersenyum cerah. Melambaikan telapak tangan secara rahasia di samping pipinya. Dan lelaki yang masih berdiri itu pun jadi terbawa suasana akibat ulahnya, tersenyum kepadanya.

"Bisa geser?" Lelaki itu menendangi kecil paha besar berbalut jeans si Seulgi menggunakan sepatu putih mahalnya. "Senior Yoongi,

Apa salahku sih. Menyuruh geser duduk terus setiap kumpul." Walau mengoceh, Seulgi yang polos pun tetap bergeser ke kanan. Menyisakan ruang di tengah dirinya dan Wendy.

Lelaki bernama Yoongi itu tak repot menjawab, dengan cepatnya duduk bersila sambil melirik ke samping kirinya sebentar. Dibarengi senyuman terbaiknya tentu saja.

Wendy yang sejak Seulgi berkata 'menyuruh geser setiap kumpul' merasa hatinya bergemuruh, tambah lagi gugupnya melihat Ketua kelompok risetnya ini tersenyum manis sekali kepadanya. Denyutan di kepalanya perlahan turun menuju dada kirinya.

"Kenapa?" Bisik lelaki itu pada Wendy. Wendy salah tingkah, hanya menggeleng kikuk sebagai jawaban lalu melihat ke sekitarnya. Tidak ada yang memperhatikan keanehan mereka berdua kan? Wendy sedang siaga satu.

Tapi-

"Senior, Seulgi sudah menurut, perjalanan senior jadi mulus. Kurangi dong tugas dia bikin LPJ-annya." Jimin yang baru ikut duduk, berucap dengan lancarnya membuat Wendy was-was. Tak peduli itu teman seangkatannya, ia ingin memutilasi lelaki ember itu segera.

Yoongi yang masih sempat melirik ke arah kirinya dibuat terkekeh dengan sikap gelagapan gadis yang tanpa sengaja menjadi objek pembicaraan. Tegang sekali si adek~ "Bisa kok Jim, nanti dibagi saja sama kamu tugasnya si Seulgi. Beres kan?" "Loh ketua!!"

"Bantu pacar Jim, sekalian nge-date lah pas mengerjakan. Aku tidak bisa jamin bisa syahdu nge-date-nya sih, pusing lihat halaman LPJ pasti soalnya hahahahahahahaha." Itu celetukan si orang nyasar, Taehyung, yang membuat semua orang rusuh tertawa. Semuanya menghabisi Jimin dengan tertawaan mereka. "Tae sialan!."

Wendy mengendorkan 'sekrup'nya, bersyukur karena Jimin menerima karmanya lebih cepat sebelum dia yang bertindak.

"Kenapa sih?" Aduh, si Yoongi ini kenapa terlalu jelas sekali memperhatikan kondisinya. "Tidak tahu tuh senior, pekerjaannya mengeluh terus setelah diasupi dosen Im pas kelas tadi." Gantian embernya kekasih si Jimin reseh, alias Seulgi yang sama juga resehnya.

"A-ah, bu-bukan. Itu aku ngeluh soal jamnya, kenapa sore banget." Wendy memberi tatapan elang kearah sahabatnya itu, tapi gagal karena si Seulgi malah sedang asik adu colekan dengan Jimin.

Kan-

Wendy jadi ingin juga.

"Nih, minum dulu. Biar pikiranmu jernih lagi, kurang air kamu ini." Wendy juga melihat Yoongi menyodorkan sekotak kecil kue mochi ke hadapannya bersamaan dengan botol minum.

"Eh, kalian bahas minum-minum begitu, aku jadi kepikiran drama semalam. Minum dari botol yang sama itu artinya mereka lagi ciuman secara tak langsung." Wendy jadi langsung,

Langsung terbatuk di sela sesi minumnya akibat omongan kelewat cerdas Jennie. Uhuk! Ekhem!

"Ih, apaan sih Jen. Drakormu tidak perlu dibawa kemari. Semua juga tahu, seperti anak kecil saja! Keseleo tenggorokannya kan sahabatku." Protes Seulgi karena melihat Wendy yang masih batuk sampai perlu dielus punggungnya oleh Yoongi.

Dielus, OLEH YOONGI.

"Ini berdua romantis sekali, lagi kasmaran ya?" Semua menoleh ke Irene. "Itu! Kok malah lihat ke aku." Irene memberi isyarat mereka semua untuk menoleh kearah,

Yoongi yang masih sibuk menenangkan Wendy dari batuk yang sampai membuat gadis itu menitikan air mata.

"Tidak boleh? Kami kan sudah jadian." Semua langsung terdiam, ada yang menganga, serta terpana dengan jawaban kelewat santai Yoongi.

"Lah!!" Itu jerit Jimin dan Seulgi.

Jimin yang terlalu shock karena tak menyangka secepat itu mereka bisa berhubungan. Dia kira masih gebetan- Mulus banget jalanmu senior! Panutanku!

Dan Seulgi yang shock juga karena tidak tahu kalau Wendy selama ini sedang tahapan dialusin seniornya itu.

"Waduh berita terpanas semester ini!" Jangan lupakan Taehyung, anak media di akun gosip kampus. Langsung membuka ponsel, mengetik sesuatu di sana.

'Mati kamu Min Yoongi!' -Wendy di semester tiga.

Fin😎

Created 14/09/18

LOVE SCENE (WenGa/SeulMin) (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang