MAGIC HANDS

670 80 2
                                    

Wendy berdiri di samping kekasihnya yang sedang duduk dan membuka helm di atas motor. Siapa lagi kalau bukan Min Yoongi kesayangan? Ia terlihat keren dengan balutan hoodie hitam kebesaran yang menutupi tubuh berseragam tim basket jurusan. Jadi Wendy cepat-cepat turun dari motor dan berdiri di sampingnya hanyalah untuk mensyukuri nikmat Tuhan dengan melihat kekasih kerennya.

"Yuk, udah ditungguin." Wendy pun menggenggam telapak tangan Yoongi dengan semangat, "Lets go!" "Eh, tunggu!"

Yoongi membalik badan Wendy. Tanpa babibu meloloskan hoodie yang ia pakai melalui kepala. Wendy dag-dig-dug. "Eh eh kok dilepas?" "Lah masa aku main sambil pake hoodie?" Wendy mengusap dagu, "Iya juga sih. Cute banget nanti." Yoongi terkekeh dengan ucapan melanturnya.

"Kamu yang pake." Wendy ingin berteriak kala kepalanya sudah masuk ke dalam hoodie berbau seperti Yoongi itu, membuat hidungnya keenakan. "Why?" Wendy pun risih begitu melihat Yoongi melihatnya dari atas ke bawah. Apa salah jika hari ini ia, memakai tank top? OHIYA, DIA JELAS SALAH DONG!!

"Aku sih suka lihatnya- tapi, kalo yang lain ikutan lihat? Aku pengen kasih bogem ke orang itu." Wendy meringis, haha hihi saja saat kini Yoongi malah memakaikan hoodie itu seperti dia adalah balita yang cengeng tak bisa memakainya sendiri. Geli juga, untung tidak ada orang lewat.

"Nanti ya, kalau kita jadi, kamu puas-puasin pakai ginian di depanku, di kamar kita." "Hih! Pikirannya dijaga ya kak!" Setelah usai, tangan ceking Wendy pergi ke kepalanya. Mendorong pelipisnya dengan sayang. Sangat sayang~ sampai ingin menjatuhkan otaknya ke got.

"Udah ah sayang-sayangannya." Yoongi mengambil kedua tangan Wendy. Menggenggam erat keduanya di tengah-tengah mereka. "Doain aku ya, udah lama aku nggak main." Wendy tersenyum lembut, "Kak Yoon selalu terlihat keren ketika menggiring bola, tak peduli selama apapun hiatusnya. Seperti dulu, membuat aku jatuh." Eak.

Yoongi mengelus telapak tangan Wendy, mengangkatnya, hendak mencium-

"Ajaib banget tangan kakak, aku jadi kebelet, aku nyusul nanti ya? Dah~ fighting!"

'Yoongi oke kok' -Yoongi mencium udara

*****

Jennie mengekori Wendy sambil membawa kotak air minum untuk tim basket mereka. Niatnya Wendy itu jalan santai ke lapangan setelah membuang racun dari tubuhnya, eh ketemu Jennie di taman. Sedang kesusahan dengan dua box air minum. Kasihan.

Bucinnya- Jaehwan dimana?

"Makasih ya Wen, udah bantuin." Hubungan mereka pun baik-baik saja setelah insiden tempo hari, "Sama-sa-" "Woe Mark! Haechan! Ini air minum ambilin!" Wendy ingin menyingkir saja, merasa tak tahu diuntung karena kemarin melabrak Jennie yang ternyata kelihatan menyeramkan juga seperti sekarang.

"Kak Wendy mau minum juga nggak?" Haechan akan menyerahkan botol air ke arahnya, tapi keburu Jennie membuat kebisingan. "Oi oi tuh ada do'inya di lapangan. Dilempar bola basket baru tau rasanya migrain lo bocil." "Yaelah, kok kakak yang baper sih. Siapa juga yang mau jadi perebut? Masih mau idup tanpa tatapan tajam kak Yoongi kita mah."

Haechan dan Mark pun kabur setelah lancar menampar harga diri Jennie. "Wah wah, udah berani ya mereka setelah beberapa bulan purnama disini!" Wkwkwk. Wendy terkekeh, membuka tutup botol air yang sempat direbut dari tangan Jennie.

"Eh itu siapa yang putih banget, cakep ih!" Dan menyembur ke samping- arah Jennie. "Eh, cari mati juga lo Wen?!" "Duh sori banget, nggak sengaja sumpah Jen!" "Huh!"

Wendy merangkul Jennie sambil terus menguping pembicaraan dua perempuan di depannya. "Oh yang dari tim lawan? Namanya Yoon-gi? Kalau nggak salah." "Kok jarang lihat sih? Kita sering nonton basket kan ya?" "Hahah, dia maen kalo pengen doang, tapi emang oke banget sih mainnya." "Ih, keren tuh masuk anjir! Kok gue malah seneng ya, padahal kita yang kebobolan hahaha." "Lo bakal makin seneng kalo dia bobol lo haha."

Obrolan yang semakin menjijikkan, tapi Wendy masih ingin menguping. Lumayan buat cerita dengan si lelaki pemikat para wanita-nya nanti. Pasti lucu, ini jenis guyonan yang disukai si Yoongi.

"Haha lo bisa aja, emang dia masih sendiri?" "Hmm udah taken kayaknya. Tadi sempet liat di parkiran lagi pegangan tangan. Gue yakin itu dia, putih sama bajunya sama. Nggak tau wajah ceweknya, tadi ketutup jaket. Pernah denger tuh, emm adek tingkatnya sendiri." "Wih, beruntung gila! Pengen sering main ke gedung fisika deh buat goda dikit hahaha!"

Terima kasih dari Wendy secara tulus ia berikan untuk keduanya yang sudah memujinya, tapi tak sebanyak Yoongi yang selalu bersyukur setiap detik karena mendapatkan perempuan macam dirinya. Mau sombong sebentar hehe.

"Liat dia minum! Anjir minum aja keren! Ih leher, keringatnya!" -nae ppi tam nunmul(?) "Yoongi, aku padamu!" "Bangsat! Kalian tim mana sih!" Kedua penggosip itu ditegur keras oleh teman lelaki di sisi mereka.

Mampus dasar pemuja setan- eh, pemuja laki orang!

"Selow dong, bro. Eh itu bekas minumnya boleh buat kita nggak ya? Hahaha." Mereka saling menepuk lengan satu sama lain. "Jadi gini rasanya fans yang tergila-gila dengan idolnya? Barang bekas tangan keringetannya aja pun dipengenin haha." "Sampe keluar duit pun buat nuker juga oke aja hahahaha."

"Hahahahahaha." Wendy tiba-tiba tertawa kesetanan, membuat kedua penggosip itu menoleh padanya. "Lo kerasukan gumiho di mana?" Jennie misuh-misuh sambil menghujaninya dengan percikan air dari botol. "Keluar lo gumiho!"

******

Wendy turun ke lapangan, merampas satu handuk dari tangan Haechan. "Makasih." Yoongi tersenyum sambil mengelap peluh di rambut dan lehernya. Wendy melirik ke arah bangku penonton. Mampus, dua penggosip itu melongo jelek.

Wendy menurunkan tudung hoodie, "Kak." "Hmm?" dan melepaskan kuncir rambut. "Abis ini mau ngapain?" "Ke ruang ganti, basuh badan, lengket nih." "Abis itu?" Yoongi tersenyum, Wendy pun ikut melebarkan senyumnya. "Terserah princess Wendy Son aja deh." "Yes!" Wendy meloncat-loncat kegirangan. "Mau kemana?" "Salon. Potong rambut."

Yoongi mengamati rambut hitam berkilaunya, "Emang udah panjang sih." "Kak!" Wendy masih meloncat-loncat. "Usapin rambutku dong!" Yoongi tentu mau-mau saja, mengumbar mesra di tempat umum boleh juga. "Gini?" "Sini! Sini!" Wendy menunjuk ke ujung-ujung rambutnya. "Kenapa sih?"


"Mau kupotong, lalu kujual rambutnya. Yang mahal! Lumayan nih abis bekas sentuhan tangan 'lelaki jago basket tampan keren idaman para wanita'. Tangan orang tampan kok ajaib ya kak?" Wendy meloncat-loncat, tapi itu menjadi hal yang-

Creepy. Untuk dilihat orang di belakang.

Yoongi tak peduli, ia mengelus lagi Wendy-nya. Di bagian dagu. Provokatif.

"Kalau aku cium di bibir, masih mau dipotong juga?"

Salah, ternyata Yoongi yang lebih creepy.





'Dasar pasangan psycho!' -Haechan di belekang psycho couple

Fin

Created 01/01/20

2H+3B:

Halaman pertama setelah ganti tahun,

Happy new year,

Bahagia terus ya,
Bahagia kalian bahagiaku juga,
Bahagia bangtanvelvet, bahagia kita juga..

LOVE SCENE (WenGa/SeulMin) (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang