Aku lelah scroll buat editing draft baru, lima puluhan halaman coyyy... Tamat baeeee laaaaa
Nggak nggak nggak
Kemarin yg komen *next*,
Next nya nihhh
Tapi kualitas ceritanya rendah nih,
Seperti biasa, wkwkwk
Situasinya sangat serius saat ini di sekretariat. Wendy dan Jennie, beserta dua anggota biro baru, Mark dan Haechan, sedang fokus pada laptop masing-masing. Bukan main ML sambil numpang WiFi eksklusif kampus seperti yang dilakukan young blood kebanyakan, tapi mereka sedang mengolah dan menginput paper-paper yang dititipkan para peserta untuk diupload di suatu laman web perlombaan.
Kepaksa scientist, kalau kata Jennie.
Srek
Seperti mentari pagi -tapi ini sore, sosok Yoongi yang seolah bersinar tiba-tiba menggeser buka pintu sekretariat dengan menenteng jus smooties pesanan tuan puteri Wendy.
-Fantasi dari mata gadis itu begitu berlebihan.
"Gue mau ke fakultas hukum aja. Lebih adem Ga."
Jika Yoongi adalah definisi mentarinya Wendy, maka Bobby bisa menumpang menjadi aktor dadakan kurir pengantar paket bahagia Jennie -sebentar lagi, setelah memakan umpannya.
Perumpamaan yang aneh, tapi begitu adanya. "Kak Bob!" "Heh cantik, ngapain? Mau minum juga? Gue nggak ada uang." Jennie cemberut, "Apa tampangku seperti tukang palak?"
Mark dan Haechan panas-dingin karena tiba-tiba ditatap gadis cantik tapi agak seram-seram judes itu. Mereka serempak menggeleng agar selamat. "Tuh, anak baru aja nganggep lo sodara valak." "Palak anjir, bukan valak. Duh, lo bisa-bisa buat gue mati ketawa deh Ga." "Hih Kak Yoongi jahat deh! Wen, nggak mau ih." Wendy melotot, karena tiba-tiba lengannya mendapat serangan pukulan bertubi dari preman dadakan. "Kalo lo mukul gini emang preman sih Jen, aduh!"
"Heh, udah ah, nyari mati sama si Yoongi lo mukulin bebebnya. Jen, udah kelar belom?" Jennie melihat sekilas layar laptop. Sedikit sedih karena ada dua lagi yang harus diupload. "Tinggal dikit." "Oke, abis ini ikut gue yuk, nyusul ke fakultas Hanbin. Entar minta traktir aja ke dia, sekalian modus." Jennie memerah karena alis naik-turun Bobby itu. Apakah kentara sekali jika dia penggemar fanatik si gitaris band klub musik fakultas hukum tersebut?
'Bagus, umpannya dimakan kak Bob!' -Jennie
*****
"Kak, ijin beli minum." "Tinggal berapa lagi Chan?"
Chan-yeol. Gumaman Yoongi pada diri sendiri.
Wendy tidak dengar.
"Kurang enam kak. Pengen beli kopi, pedes liat lcd laptop." "Oke deh. Mark tuh tega banget. Selesai malah ninggalin." Haechan membuat gesture dengan telapak di sisi mulut, mendekati arah kursi Wendy yang dihalangi duduknya Yoongi. "Dia diare kak. Makanya kerja sambil diem dari tadi, udah ah julid nih mulut gue, haus banget."
"HAHAHAHA."
"Duh, puas cuma liat kamu ketawa." Wendy pun semakin tersenyum lebar. "Liat nih liat. Seharian belum liat aku senyum kan kak?" "Kebanyak tugas kamu sih." Wajah berseri Wendy mendekat hingga dua nafas dari sumber berbeda itu saling menerpa satu sama lain. Mata pun stuck memuja satu sama lain.
Satu menit.
Lalu tambahkan sedikit menit.
"Aku nggak suka namanya." Wendy menjauhi wajah putih itu, membuat Yoongi jadi sedikit menyesali kalimat dadakannya barusan. Dara itu mengernyit dengan kalimat tiba-tibanya. "Nama apa?" "Itu- tadi- Chan?" "Haechan." Yoongi menyipitkan mata bahkan tanpa perlu usaha ekstra. "Tidak perlu disebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENE (WenGa/SeulMin) (Under Editing)
FanfictionLOVE SCENE, Isinya ngebucin kapal halu doang maap, bagi yang mau cerita berat bukan di sini tempatnya... Ini cuma pelipur lara akibat library aku isinya cerita² berkonflik yang pada belum mencapai antiklimaks... ***** Sekumpulan cerita one/two-shoot...