Wendy dan Yoongi sudah berdiri di depan gerbang, di balik gerbang ada bibi penjaga yang tengah khusyuk merawat bunga-bunga. Tentu Yoongi harus menyapa dengan baik. Pendekatan yang mungkin -kah berguna di kemudian hari.
"Kak, aku masuk ya." "Cepet ya, biar aku nggak bingung beli apaan." Belum sempat Wendy mengangguk, kakinya sudah melemas. Roboh sudah pertahanan yang ia jaga sedari naik motor tadi. Yoongi langsung sigap, bahkan Wendy kini berada di angkatan kedua lengannya.
Si bibi tadi ikut berteriak melihat situasi yang sangat tiba-tiba. "Duh nak Wendy, gimana ya? Nggak ada anak-anak lain lagi." Bibi itu pikir Yoongi itu hantu? "Ekhem, biar saya aja bi." "Hah? Tapi-eh, yaudah deh. Yuk masuk aja."
*****
Yoongi sedang mengobrol dengan bibi tadi di sofa lantai dua. Ia tidak jadi panik karena ternyata Wendy masih dalam keadaan sadar tadi, hanya saja kakinya lemas karena kesakitan. Jadi sesuai perintah tuan puterinya, ia hanya menggendong sampai pintu kamar dan memasrahkan hal selanjutnya ke tuan puteri.
"Kak," Yoongi izin undur diri dari hadapan si bibi menuju ke suara Wendy berasal, di balik pintu kamar. Wendy yang mengangguk cepat sudah cukup membuatnya jelas. "Aku beliin obatnya yah." Set! Segera saja telapak tangan Wendy berskinship dengan pergelangan tangan kanan Yoongi. Adudududu~ Dada Yoongi menggila.
"Jangan kakak lah, kakak nggak malu belinya?" Jika boleh jujur Yoongi juga agak keberatan, tapi jiwa sosial dan jiwa bucinnya sedang di atas angin. "Udah, nggak papa. Kakak malah marah kalo kamu ikut. Lemes juga tadi. Nggak kuat kan?" Wendy masih belum ada niatan memutus kontak kulit mereka, malah seperti sedang berpikir. Membuat Yoongi seperti menang lotere. Sedikit mengelus, tidak apa-apa kan?
Wendy melihat sekeliling dan tak sengaja melihat ke arah bibi yang sedang menatap keduanya dengan raut yang aneh- membuat Wendy menghempaskan lengan Yoongi.
Penonton kecewa? Yoongi lebih kecewa.
Tapi berkat itu, sebuah ide muncul, "Kak, sama bibi aja perginya ya. Ada sesuatu juga yang harus dibeli. Kakak pasti nggak ngerti." Yoongi melihat ke sosok bibi tadi, begitu terkejut melihat pandangan tajam si bibi ke arah mereka. He he he ketahuan.
Wendy pun berlalu menuju sofa dimana bibi berada, membicarakan beberapa hal yang tidak bisa didengar Yoongi, lalu mereka berdua pun kompak berjalan beriringan ke arah Yoongi berdiri.
Kok deg-degan ya? Pikir Yoongi. "Yuk nak, kasian nak Wendy masih sakit." "I-iya bi."
Yoongi ingin menyentuh lagi sebagai tanda perpisahan, tapi apa daya- kemeja bagian belakangnya sudah kedahuluan diseret oleh si bibi untuk ikut berjalan bersama.
Yah, tidak bisa modusin.
Behind the scene
@keesokan hari
"Udah reda sakitnya?" Wendy mengangguk semangat sambil berlari kecil ke arah Yoongi yang duduk di motor dengan tenang. Melihat wajah cerah Wendy kembali, menerbitkan senyum gummy Yoongi. Jari Wendy jadi ingin menyubit pipinya-
"Eh, Wendy!" Sial, gagal! Yoongi mengumpat dalam hati.
"Jimin? Ngapain? Seulgi udah berangkat sama Jennie tadi."
"Eh, yang bener?" Wendy mengangguk. Jimin sedikit merengut, lantas menoleh ke samping- teringat untuk menyapa senior akrabnya itu. "Pagi- elah bang, nggak diperhatiin dikit udah kusut gitu mukanya. Bucen~" "Lo ngatain lagi, helm ini yang melayang." "Santaiiii~" Jimin menoleh ke Wendy lagi, teringat sesuatu.
"Wen, kemarin lo berantem sama bang Yoongi ya? Ngelampiasin ke gue." Yoongi yang sudah moody pun jadi sensitive, tidak terima dengan ucapan Jimin, "Maksud lo apaan hah?" "Iya, lo apaan sih Jim? Nggak ngerti ih."
"Lo tuh chat gue 'sayang' gitu kemarin, ada lope-lopenya juga. Kan ya gue ngeri, jadi gue bales jangan berisik gitu, kapital semua. Terus gue blok lo deh. Maaf ya, Wen, bang. Entar kalo gue udah selesai syoknya, gue unblock, janji."
Wendy dan Yoongi bertemu tatap. Saling mengirim sinyal dan akhirnya mengerti. Ingin tertawa tapi berusaha digigit -ditahan, sehingga hanya desis tawa yang tercurah. Jelas membuat Jimin kesal karena ia dibiarkan seperti orang bodoh, tidak mengerti apapun.
Jadi, Jimin mengakui dirinya bodoh ya?
Wendy menepuki bahu Jimin, "Gue yang harusnya minta maaf ke lo Jim, kemarin gue lengah." Jimin mengerutkan kening. Dan kini disusul usapan tangan Yoongi ke belakang kepalanya, "Kiamat lo hari ini deh," membuat Jimin tambah frustasi.
"Apaan sih kalian? Suga bities ngga ngerti ini loh!!" Teriak Jimin kesetanan.
Fin
Created 03/11/18
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENE (WenGa/SeulMin) (Under Editing)
FanfictionLOVE SCENE, Isinya ngebucin kapal halu doang maap, bagi yang mau cerita berat bukan di sini tempatnya... Ini cuma pelipur lara akibat library aku isinya cerita² berkonflik yang pada belum mencapai antiklimaks... ***** Sekumpulan cerita one/two-shoot...