Prolog

23.2K 1.6K 418
                                    



I want to be a model. But I'm not tall enough, nor skinny enough.

I want to be an actor then. But I'm not that good at acting.

I want to be a mom and good partner for my husband. I think, this is the only one I can do in my life.

.

"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, bisa kita bertemu di rumahku jam 8 malam ini?"

Aku berdiri di seberang meja kasir saat pelangganku, kekasihku, datang berkunjung dan memesan Americano kesukaannya. Mataku berkedip cepat saat melihatnya bicara dengan serius. Kekasihku tidak pernah seserius ini sebelumnya. Kecuali saat dia tengah membicarakan masa lalunya. Kira-kira apa yang membuat wajahnya setegang itu?

"Aku akan datang." Jawabku tanpa lupa tersenyum. Kekasihku paling suka saat aku tersenyum. Katanya senyumanku lucu, walau wajahku jelek. Ya, dia bilang wajahku jelek. Aku menerimanya saja ejekan itu.

 Aku menerimanya saja ejekan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Johnny Seo. Dia lahir di Chicago 32 tahun yang lalu. Ibunya seorang direktur stasiun TV di tanah kelahirannya, sedangkan ayahnya sudah pensiun. Aku mengenal kedua orang tua Johnny, dua tahun lalu kami pergi ke Amerika saat thanks giving. Mereka menyambutku dengan baik. Tanpa melihat bagaimana statusku, maupun pekerjaanku.

Johnny sendiri bekerja sebagai CEO di perusahaan produksi film ternama di Seoul. Di sana kami bertemu. Sebagai seorang CEO dan seseorang pelamar pekerjaan. Aku mencoba casting untuk posisi model iklan saat itu, tetapi dia bilang aktingku tidak cukup baik. Aku ditolak bekerja. Sebagai gantinya, aku mendapatkan laki-laki ini.

Masih segar di pikiranku saat dia berlari dari ruang casting untuk mengejarku. Senyumannya yang berwibawa sukses membuat kekecewaanku luntur. Dia memberikanku kartu namanya dan sejak saat itu kami sering pergi bersama. Sampai pada akhirnya, tanpa butuh kata-kata maukah kau jadi pacarku, kami memulai hubungan ini.

Hubungan kami sudah berjalan selama tiga tahun. Selama itu, kami menjadi teman hidup yang baik. Saling ada untuk satu sama lain, saling mengingatkan jika ada salah, saling mengerti. Kami berdua bekerja sama untuk hubungan ini. Bukan hanya aku atau dia. Bersamanya hidupku terasa benar.

"Sampai jumpa nanti malam, Ten."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad Love Story | JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang