Pagi selalu menjadi saat yang sibuk untuk semua orang. Tak terkecuali Ten yang kini telah menjadi kebiasaannya untuk menyiapkan keperluan Johnny sebelum berangkat kerja. Ia memasak sarapan untuk mereka berdua setelah menyiapkan pakaian Johnny sebelumnya.
Ten sedang mengaduk kopi Johnny ketika sepasang tangan panjang melingkar di perutnya. Pria mungil itu terkikik pelan sambil meneruskan pekerjaannya.
"Jangan abaikan aku...."
"Perutmu itu harus diisi tuan Seo. Aku sedang berusaha membuat sesuatu untuk kau makan."
"Kau saja yang kumakan, boleh tidak?"
Tawa pelan mau tak mau keluar dari mulut Ten. Dia berbalik untuk menyambut pelukan suaminya lalu memberikan kecupan-kecupan singkat di bibir tebalnya.
"Suamiku ini... sudah besar tapi manja setengah mati. Biarkan aku bekerja sebentaaar." Rengek Ten tanpa lupa menambahkan kerucutan bibir yang lucu di wajahnya.
"Tidak mau! Pokoknya aku mau bersama Ten terus."
Entah berapa pagi sudah terlewati. Tak ada yang menghitung secara pasti sudah berapa lama Ten hidup dalam rumah Johnny dan foto pernikahan mereka terpasangan dengan apik di ruang keluarga. Dulu, Johnny bersemangat untuk menghitung hari kebersamaan mereka, tapi sekarang dia sudah kehilangan hitungannya. Sudah terlampau biasa, sudah terlampau sibuk menjahit cerita cinta.
Harum uap kopi menyebar di dapur, dan seperti sudah menjadi kebiasaan, mereka dengan nakal menyelinap ke setiap sudut ruang di rumah mungil itu. Walau aromanya tipis, tapi aroma kopi menjadi identik dengan rumah itu sejak Ten datang. Bahkan Jaehyun dan Doyoung mengakuinya. Mereka selalu bilang merindukan rumah kecil Ten dan Johnny setiap pergi dengan kawan masing-masing ke cafe.
"Hari ini aku mau casting. Doakan aku ya?" ucap Ten dengan lirih. Meski sudah banyak orang mengatakan aktingnya buruk dan dia tidak punya banyak peluang di industri hiburan, tetapi Ten tetap gigih mencapai cita-citanya. Meski dengan malu-malu karena usianya tak lagi muda, ada secercah harapan dalam hati Ten yang dia yakin dilihat oleh Yang Maha Besar. Dia yakin semesta akan melihat kerja kerasnya.
"Aku antar ya?"
Ten menggeleng cepat. Dia tahu Johnny bermaksud baik untuk mengantarnya. Namun Ten yakin jika suaminya itu pergi sedetik saja dari kantornya saat jam kerja, kekacauan pasti akan terjadi. Jaehyun pasti akan 'mengomel-ngomel' lagi padanya. Dia tidak mau menjadi alasan berantakannya pekerjaan Johnny. Ten tidak suka menjadi pengganggu hidup orang lain karena keegoisannya sendiri.
"Aku sudah minta tolong Doyoung untuk mengantarku. Kamu fokus saja bekerja dan hasilkan banyak uang untuk perusahaan."
"Kamu yakin?"
Dengan mantap Ten mengangguk.
Roti kecoklatan yang melompat dari panggangan membuat keduanya sontak saling memberi jarak.
"Kita sarapan dulu."
Sudah menjadi kebiasaan, roti panggang dengan selai nanas dengan secangkir kopi untuk Johnny dan roti panggang isi selai cokelat untuk Ten. Mereka berdua sudah hafal betul menu sarapan masing-masing.
"Kapan ya... Ten membuat menu makanan lain untuk sarapan?" ucap Johnny. Mulutnya sibuk mengunyah tapi matanya menatap Ten.
"Kau mau-"
Mereka berdua tahu kalau mengangganti menu sarapan itu adalah hal yang aneh untuk mereka. Lidah mereka mungkin merasa bosan, tapi perut mereka tidak bisa menerima menu sarapan lain selain yang tersaji di atas meja sekarang.
Ten merasa ada maksud tersembunyi dari pertanyaan Johnny. "Apa maksudmu?"
Johnny tertawa kecil. Bunyi derit kursi yang bergesekan dengan lantai menyertai maksud Johnny untuk mengusaikan acara sarapannya. Dia mencium kening Ten sekilas sambil tersenyum penuh arti.
![](https://img.wattpad.com/cover/161660880-288-k812164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Love Story | Johnten
Fiksi UmumSetiap orang ingin menjadi yang pertama untuk pasangannya. Ten juga ingin begitu. Tapi yang dia dapatkan adalah Johnny Seo. Laki-laki matang yang pernah bercerai, yang pernah memiliki kisah romansa dengan orang lain. Dan sialnya, semua orang mengha...