Dengan santai Kiara melewati koridor sekolah menuju tempat loker nya berada. Pikirannya berkecamuk tentang permasalahan yang dialami Auzhiya. Terlalu banyak tekanan batin yang diberikan Zeyn terhadap Auzhiya. Tapi Kiara tidak bisa berbuat apa apa. Hidupnya bahkan juga jauh dari kata sempurna sekarang.
Masa lalu yang merubah hidup ku.
Masa lalu yang membuat orang orang yang aku sayang perlahan lahan menghilang.
Aku kangen keadaan yang dulu.
Yang tidak akan pernah terulang lagi. Walaupun aku sangat ingin mengulanginya.BRAAK!
Bahu Kiara terbentur dengan bahu kekar seseorang, yang membuat buku buku paket yang dibawanya jatuh berserakan.
'auu..sakit...siapa sih yang nabrak?' Ucap Kiara membatin.
Dia meringis kesakitan memegang bahunya.
Sang penabrak menatap Kiara sinis seakan akan Kiara yang menabrak.'ooh...jadi cowok ini yang nabrak gue, siapa sih namanya? Al...Al...apa ya? Ohiya... Aldeo. Dia kan teman sekelas gue, teman? Bukan. Ni orang kan songong banget. Balagu nya minta dijitak.' Kesal Kiara yang hanya diucapkannya dalam hati.
Tanpa merasa perlu meminta maaf kepada Kiara atau membereskan buku paket Kiara yang berserakan, Aldeo berlalu meninggalkan Kiara tanpa sepatah katapun, kecuali tatapan menuduhnya. Dan yang paling parah, Aldeo menginjak buku paketnya yang berserakan di lantai.
Kiara memang bukan orang yang rajin ataupun pintar, bahkan dia termasuk golongan pemalas, tapi setidaknya dia masih bisa menghargai hasil karya seseorang. Buktinya dia sangat marah ketika melihat Aldeo menginjak salah satu buku paketnya yang berserakan."Woy...bangsat!" Teriak Kiara tidak terima atas perlakukan Aldeo.
Aldeo menoleh ke arah Kiara tapi tidak mengindahkan teriakan Kiara. Aldeo malah melenggang pergi meninggalkan Kiara. Ingin rasanya Kiara melemparkan buku paketnya ke arah Aldeo. Tapi buat apa? Buang buang tenaga. Kiara buru buru merapikan buku paketnya satu persatu.
Dari arah yang sama dengan arah Aldeo lewat tadi, terlihat beberapa anak cowok yang berjalan terburu buru. Mereka mendahulukan Kiara dan menoleh sekilas ke arah Kiara. Kiara pura pura sibuk membereskan bukunya yang berantakan."Mau gue bantuin gak?" Tanya seseorang yang ikut berjongkok disamping Kiara. Kiara menoleh ke sumber suara.
Zayn?
"Gak usah!" Tolak Kiara ketus. Bagi Kiara orang yang menyakiti teman temannya itu musuh Kiara juga.
"Oh yaudah." Ucap Zeyn berdiri dari jongkok nya. Zeyn hendak menyusul rombongan yang tadi. Yaitu rombongan anak anak nakal yang sering nongkrong di warung Uni Er.
"Eh Zeyn tunggu!" Ucap Kiara menghentikan langkah Zeyn. Kiara berdiri dari jongkoknya dan memangku buku paketnya yang sudah ia beresin.
Zeyn berbalik, menatap Kiara tepat di manik mata Kiara.
Melihat tatapan mata Zeyn saja Kiara sudah demam panggung duluan."Ada apa?" Tanya Zeyn terkesan cuek.
Duuuhh...ngomong kagak ya...
"Nngg...mmm." Gumam Kiara tidak jelas.
"Cewek gitu ya, sok jual mahal duluan padahal sebenarnya butuh." Cemooh Zeyn tersenyum meremehkan.
"Balikin uangnya Au!" Ucap Kiara akhirnya memberanikan diri. Seketika wajah Zeyn yang menyunggingkan senyum maut nya luntur. Zeyn berubah marah.
"Jadi tu bocah ngadu ke lo?" Tanya Zeyn menatap Kiara sinis.
Semua sekolah tau Zeyn itu seperti apa orangnya. Dia tidak akan pandang bulu kalau ada seseorang yang ikut campur dalam masalah keluarganya. Dia tidak akan segan segan menyakiti orang yang telah ikut campur dalam urusan keluarganya. Walaupun orang tersebut seorang perempuan.
Dan sekarang Kiara harus menanggung resikonya kalau sampai Zayn berbuat yang macam macam terhadapnya."Yang lo bilang bocah disini siapa ya?" Tanya Kiara menahan emosi. Zeyn kembali menyunggingkan senyuman maut nya, tapi kali ini benar benar maut.
"Ck! Bego lo." Decak Zeyn kesal.
Zeyn melangkah maju ke arah Kiara. Kiara tak berkutik di tempatnya, hingga jarak diantara mereka berdua benar benar dekat sekarang.
Zeyn mendekatkan wajahnya ke telinga Kiara."Jangan pernah ikut campur urusan gue dan adek gue! Gue gak peduli apapun alasan lo ikut campur urusan keluarga gue, gue gak suka ada orang luar yang ikut campur urusan gue, kalo lo mau ikut campur urusan keluarga gue, mendingan lo mundur dengan cantik sekarang, karena gak ada yang tau apa yang bisa gue lakuin ke lo kalo lo masih tetap berani ikut campur urusan gue." Bisik Zeyn tepat ditelinga Kiara, dan menekankan setiap kata katanya.
Tuhan!
Tolong hambamu ini!
Kenapa sih gue sok berani banget ngelawan Zeyn yang psycho?
Kuat Kiara!!!"Adek? What? Becanda lo? Hahaha...sejak kapan lo nganggep Au adek lo?" Tawa Kiara berusaha mengusir rasa takutnya, Zeyn semakin marah.
"Lo gak tau apa apa, lebih baik lo diem!"seruh Zeyn menahan emosi.
Sebenarnya Kiara takut melihat tampang Zeyn yang seakan akan ingin menelannya bulat bulat.
Kiara menelan ludah."Apa yang gak gue ketahui tentang lo? Tentang lo yang sering ngambil_"
"Woy Zeyn!" Teriak seseorang dari ujung koridor membuat ucapan Kiara menguap di udara.
Zeyn dan Kiara refleks menoleh ke sumber suara.Aldeo?
"Apaan?" Tanya Zeyn ketus.
"Sini lo!" Bentak Aldeo yang langsung dituruti oleh Zeyn.
Sebelum Zeyn beranjak dia menatap Kiara sinis, di saat yang bersamaan teman teman Kiara keluar dari kelas. Zeyn juga menatap Auzhiya yang baru keluar kelas dengan tatapan mengancam.
Sebelum akhirnya Zeyn berlalu menyusul Aldeo. Kiara berdiri mematung di tempatnya, teman teman Kiara berlari kecil ke arah Kiara.
Khawatir kalau Kiara diapa apakan oleh Zeyn, karena teman teman Kiara tau kalau Kiara sering berbuat nekat kalau sudah menyangkut tentang teman temannya.
Begitupun dengan Zeyn, Zeyn bahkan akan dengan ringan tangan menyakiti seseorang yang ikut campur urusan pribadi nya."Lo gak diapa apain Zeyn kan?" Tanya Auzhiya cemas khawatir dengan keadaan Kiara.
"Cowok gila! Lo gak bisa tinggal satu atap sama dia, dia bisa ngelakuin apa aja ke lo." Lirih Kiara marah. Menatap Auzhiya dengan tatapan peduli.
"Gak segampang itu Ki! Gimanapun sikap Zeyn ke gue, dia tetap abang gue, dan cuma dia keluarga gue sekarang." Ucap Auzhiya pelan. Menunduk menatap lantai keramik gedung sekolah dalam dalam. Dari nada ucapannya, terselip nada keputus asaan dan kepasrahan.
Gimana pun dia tetap abang gue!
Ucapan Auzhiya terus menggema di telinga Kiara.
Abang?...
"Au dengerin gue! Masih ada kita, keluarga kita keluarga lo." Ucap Kanza menenangkan.
"Udahlah! Jangan dibawa sedih, ke mall aja kuy!" Ajak Nissa. Yang lain mengangguk mengiyakan.
Diantara mereka memang Nissa yang paling cuek. Dengan permen karet yang selalu stay di mulutnya. Mereka berlima meninggalkan koridor sekolah yang sepi.
Gimana pun dia tetap abang gue!
Tuhan! Gue pikir sang waktu bisa membuat gue lupa akan permasalahan gue.
Tapi ternyata......
Hallo...tiniwinibiti...
Otor balek lage neh...
Gimana ada yang kangen otor gak...
Atau ada yang kangen cerita otor...Maaf ya otor malas update...
Otor harap kalian mau menyisihkan satu bintang emas buat cerita otor di part ini. Komen kuy...otor tunggu.
Ninggalin jejak gak bayar kok sayang...Udah ah,,,otor mau cus dulu ke dunia kahyangan, beberapa hari lagi otor bakalan balik lagi ke dunia oren dengan cerita otor yang makin beeeh...
LopehLopeh para readers otor...... jangan rindukan otor....
Pollou ig otor gaiss~
Ig : dewitalusiana9#OtorYangMalesUp
#NoPlagiat
#VomentKuyLusiana
Padang, 13 september 2k18
19.31
KAMU SEDANG MEMBACA
MI AMANTE
Non-Fictionini adalah sebuah kisah tentang persahabatan,keluarga,cinta,kehidupan,dan konflik