Hari senin yang biasanya suram berubah menjadi sangat cerah. Burung burung pun berkicau mengiringi laju kendaraan menuju sekolah. Mentari yang menghangatkan tubuh dan semilir angin yang menerpa membuatku merasa nyaman. Menyebabkan kendaraan yang ku kendarai melaju dengan lambat, dan akibatnya aku telat berangkat, dan juga harus di hukum menghadap sinar matahari. Ah tak apalah, hukuman ini tidak membuatku kesal, buktinya saja senyum di bibir ini masih bertahan sampai sepulang sekolah.Karena apa? Karena mendapat sedikit notice dari orang yang ku incar. Gimana nggak bahagia coba?
Seiring berjalannya waktu, semakin besar rasa kagum kepada sesosok itu. Sosok yang manis, tampangnya cool. Tak pernah ku tak senyum senyum sendiri jika melihat fotonya. Sebentar, iya fotonya saja dulu. Besok atau lusa atau entah kapan itu aku pasti akan melihatnya secara face to face, bertemu dan tak akan ku lepas lagi dia. Doakan saja ya.
Tidak. Orang yang ku bicarakan tadi baru saja memposting video dirinya yang sedang bernyanyi! Awwh. Mengapa suaranya merdu sekali hingga aku terbawa oleh nada nada yang keluar dari mulutnya. Mengalun alun, hingga terputar ulang terus menerus.
Untung saja aku sudah pulang dari sekolah, jadi bisa menikmati suaranya saat bernyanyi dengan volume yang keras hingga lupa dengan dunia. Oh ya, aku ada tugas. ASTAGA kimia ku! Aku permisi sebentar, jangan pergi dulu aku belum selesai menuliskan surat dari ku, untuk dia, lewat kamu. Sebentar saja, jangan pergi. Janji ya
***
Kimia ku sudah selesai. Maaf lama menunggu, tadi sekalian mengerjakan fisika, ternyata juga ada tugas dari Miss Nur. Apa kamu masih di situ? Jawabanya harus iya. Karena aku akan melanjutkan surat ini.
Mungkin akan panjang. Tapi tenang, aku sudah membeli banyak kertas sepulang sekolah tadi. Bolpoin juga masih baru. Baru ngambil dari temen maksud aku. Tapi aku nggak punya tipe-x, bukannya ga punya, tapi hilang di curi teman. Jadi nanti kalo typo aku coret saja. Nggak rapi gak apa apa kan?
Aku masih membahas tentang lelaki itu. Jangan bosan membaca keluh kesahku, ya gimana lagi. Cakep? Iya. Pintar? Pastinya. Jauh? Banget. Kenal? ENGGAK !!!
Menyedihkan bukan?
Dia diam diam ternyata sudah mencuri sebagian dari perhatianku. Tapi sepertinya aku salah. Bukan dia yang mencuri perhatianku, tapi aku yang terlalu memperhatikannya. Sekedar memperhatikan instastory nya, postingan barunya, story whatsapp nya.
Story whatsapp?
Kenapa aku bisa mempunyai nomornya, ya? Jawannya karena aku menyimpan nomernya! Ah tidak, mungkin terlalu nekat, menyimpan nomor seseorang dan menyuruhnya menyimpan kembali nomer kita. Biasanya sih biasa aja, tapi ini bukan biasanya, ini istimewa!
Terlalu konyol ya? Terjebak dalam ketertarikan lelaki lewat media sosial. Bertemu saja tidak pernah, mengapa bisa suka. Apa ini yang di namakan fangirl? Ahh. Aku nggak suka terjebak dalam situasi seperti ini. Bantu aku keluar dalam jebakan ini. Bawakan dia ku rumahku kek, munculin dia tiba tiba di depan aku kek. Atau apalah itu, yang penting aku bisa berjumpa.
Maka dari itu. Aku menulis surat ini agar... Agar apa ya?
Pokoknya aku kesal aja sama itu orang. Kenapa sih jauh jauh tinggalnya. Kenapa gak belakang rumah aja. Kan deket tuh, tinggal jalan pas...
Heh! Pas apaan?! Kenapa aku jadi ngelantur kayak gini sihh. Apa efek udah malem? Ya udah aku tidur dulu. Besuk aku lanjut nulisnya. Sekarang kamu boleh pergi, tapi besuk harus datang lagi. Good night.
***
Tuan Kelinci?
Kamu lucu di panggil seperti itu. Mulai sekarang aku akan memanggilmu Tuan Kelinci ya.Maaf, kemarin aku lupa untuk melanjutkan surat ini. Tugas terlalu banyak, dan sudah mengantri untuk aku kerjakan. Katanya sih fullday tanpa PR. Iya guru aku udah lama nggak ngasih PR. Tapi tugas merajalela, sana sini suruh di kerjakan. Bukankah PR sama tugas itu sama saja? Huh.
Oh iya Tuan Kelinci. Sekali lagi jangan marah ya, kalo Tuan Kelinci marah nanti aku ngambek pokoknya. Hehe
Jadi begini Tuan Kelinci...
Ada berita baru tentang lelaki itu. Iya lelaki yang sama, yang selalu aku ceritain. Ternyata dia berkacamata, imut sekali. Di tambah ada lesung pipit tunggal di pipi kanannya. Ehh apa di pipi kiri ya? Aku tidak terlalu memperhatikan lesung pipit itu di postingan terbarunya. Dan yang paling membuat aku tambah terkagum kagum pada dia adalah dia perawat! Calon perawat! Astaga astaga, astagaaa.Calon mantu idaman Ibu sekali ini.
Ke inginanku untuk bertemu dia semakin kuat. Tapi semakin ke sini aku semakin cemas. Dia ternyata kuliah di Universitas Keperawatan Jakarta Raya. Jakarta! Jika aku ingin dia maka aku harus berusaha meraih nilai yang memuaskan. Tapi gimana dengan dunia permodelan ku? Masa mau ditinggal.
Oh ya, aku belum cerita tentang hobiku, hobi yang membuahkan hasil. Sudah lama aku tertarik ke dunia pemotretan, terutama jadi modelnya. Kalau jadi perawat, apa masih bisa jadi model? Mungkin masih bisa, tapi sebagai sampingan saja?
Oh ya lagi. Kalau jadi petawat dan ingin bertemu dia, berarti aku harus menyusulnya dan melanjutkan studi di sana juga. Apa boleh sama orangtua ku?
Masih lama, masih ada waktu setidaknya tiga tahun untuk bisa melanjutkan studi disana. Iya aku masih kelas sepuluh, sudah memikirkan hal hal yang terlalu tinggi. Tapi bukannya itu malah hal yang baik? Memikirkan masa depan yang bahagia.
Okey! Berarti aku harus belajar dengan tekun dan mendapat nilai terbaik itu tujuanku kali ini. Mungkin jika aku bersungguh sunggu, orangtua ku akan memperbolehkanku melajutkan studi di sana. Yeeah!! Ide yang bagus. Maka dari itu, aku akan mengerjakan tugas biologi ditambah matematika ditambah lagi bahasa indonesia sekarang juga.
Dadah. Sun jauh tuan kelinci.
Oh ya. Aku sudah menghabiskan banyak lembar kertas. Tulisanku besar besar dan banyak coretan, jangan heran.
Bhay!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO NURSE
Teen FictionSebuah perkenalan yang tak masuk akal. Sebuah pertemuan yang sungguhlah menjadi sebuah keajaiban. Tetap di situ. Jangan lari. Tunggu aku mendekat padamu, jangan menjauh, ku mohon, agar penantian akan waktu ini tak menjadikan penyesalan. Tapi ternyat...