MAKASIH YANG UDAH VOTE TAPI GA BACA.
MAKASIH JUGA YANG BACA TAPI GA VOTE.
SUPER DUPER TERIMAKASIH BUAT YANG BACA DAN VOTE. APALAGI NGASIH SARAN GIMANA SIH TANDA BACA, DAN EYD, YANG BENER.UDAH AH. CEKIDOT 🐩
OH YA. VOTE DOLOE BARU BACA. AKU BAIKKAN MAU MENGINGATKAN KAN? KAN?💊💊💊
Di dalam angkutan umum terdapat beberapa orang yang berpakaian batik dan masing masing dari mereka membawa berkas dengan map berwarna biru. Salah satunya gadis dengan batik berwarna hitam putih di setelkan dengan rok hitam selutut dan di permanis dengan rambut panjang yang di kuncir kuda.
Pagi ini, pagi yang tak sesuai harapan bagi orang yang baru saja merantau di Ibu Kota Jakarta. Mentari yang bersinar cerah, udara yang menyejukkan sepertinya hanya angan saja. Yang ada malah mentari yang terhalang gedung gedung pencakar langit yang menutupi cahayanya untuk menerangi jalanan di pagi ini. Udara yang bersatu dengan debu dan asap kendaraan pun menjadi awal yang tak sehat bagi kesehatan jasmani dan rohani. Ya mau bagaimana lagi, beginilah Kota Besar Jakarta. Ya kan?
Masker dan kacamata menjadi alat perlindungan dari asap agar tidak terkena penyakit sebelum mengenal bagaimana menyembuhkan penyakit. Ayolah, niat hati untuk memyembuhkan penyakit, jadi jangan sakit terlebih dahulu, nanti malah repot sendiri.
Turun dari anggutan umum dan menuju ke arah yang ditujunya dengan bantuan google maps. Tangan kanan menegang handphone dan tangan kiri merangkul map berwarna biru.
Gadis itu terus berjalan menyusuri trotoan. Tempatnya turun dari angkotan menuju tempat tujuamnya tidak terlalu jauh. Hanya belok kiri. Lurus. Menyebrang di zebracross. Tapi menunggu lampu merah terlebih dahulu. Biar ga ketabrak. Belok kiri. Lurus lagi. Belok kanan, masuk deh ke tempat tujuannya. Segera saja dia melepaskan masker yang menutup hidung dan mulutnya dan juga melepas kaca mata hitam, kemudian memasukkannya kedalam ranselnya.
Gedung dengan tiga lantai menyambutnya dengan hangat. Besar, sedikit megah untuk kalangan tempat yang mendidik anak orang. Di tambah dengan taman taman di pelataran gedung, menambahkan kesan asri dan menyejukkan. Berbeda dengan di jalanan tadi. Apek, sumpek.
Gadis itu melangkah menuju pintu utama, lebih tepatnya hall yang di gunakan tempat pendaftaran, dulu. Gadis itu memang sudah mengetahui beberapa letak ruangan, misalnya hall, ya semua orang tau di mana hall berada dan juga kamar kecil, sudah, itu saja, karena dia belum sempat berkeliling kampus, dan hal itu sepertinya akan membuang buang waktu saja. Toh nanti juga akan tau dengan sendirinya.
Namus saat gadis itu hendak melangkah, dari arah yang sama menuju gedung tempat mengampu pendidikan kelas kakap itu, ada seseorang yang sengaja tidak sengaja, entahlah, yang menyenggol ransel miliknya yang lumayan besar itu. Dia sedikit terhuyung, berkasnya jatuh ke bawah.
"Haduh! Kalo jalan tu liat liat dong, tuh, berkas lo jatuh! Kan kasian, untung berkas gue tetep aman" seorang lelaki mengambil berkas yang jatuh karena dirinya yang tidak sengaja menyenggol tas seorang mahasiswi baru di kampusnya.
Memungut dan menyerahkan berkas yang jatuh tadi kepada sang empunya. "Nih! Kalo barangnya jatuh tu buruan di ambil, bukan malah bengong, untung gue peka, terus gue ambilin, kalo nggak kan..." tidak ada sautan dari gadis itu, dia malah menatap lelaki yang menyenggolnya tadi dengan wajah seperti orang yang telah menemukan jarum di dalam tumpukan jerami. Bahagia? Mungkin. Tapi seharusnya dia berteriak histeris bukan? Nah ini, malah bengong.
"Heh... woyy.... bengong aja lo..." lelaki itu mengguncang tubuh gadis yang masih terbengong itu, tapi ya tetap saja, dia gagal menyadarkannya. "Kesurupan ya? Hih, gue jadi takut. Tau ah, nih barangnya gue taroh di bawah lagi, nih nihh."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO NURSE
Teen FictionSebuah perkenalan yang tak masuk akal. Sebuah pertemuan yang sungguhlah menjadi sebuah keajaiban. Tetap di situ. Jangan lari. Tunggu aku mendekat padamu, jangan menjauh, ku mohon, agar penantian akan waktu ini tak menjadikan penyesalan. Tapi ternyat...