" permisi Bu Ka Nindy sama Ka Duta dipanggil ke ruang kepala sekolah" seorang adik kelas wanita yang entah dari kelas mana tiba-tiba memasuki kelas XI IPA I membuat semuanya menoleh tak terkecuali Nindy dan Duta.
"Owh iyh " Bu Afifah selaku guru bahasa Indonesia pun memberi izin untuk Nindy dan Duta keluar kelas.
Duta dan Nindy berjalan bersama ralat bersama tapi tak sejajar Nindy berjalan di depan sedangkan Duta ada dibelakang, beberapa kali Duta mencoba menyamai langkah kaki nya namun Nindy selalu mempercepat, bukan karena Nindy sombong apalgi yang sedang bersama nya saat ini adalah seorang pria tampan nan pintar yang menjadi incaran semua siswi di SMA cakrawala tpi Nindy hanya tak ingin ada berita aneh hanya karena seorang Nindy berjalan beriringan dengan Duta.
Ruang kepala sekolah ~
" Siang Nindy, siang Duta" sapa pak Anthony selaku kepala sekolah di SMA cakrawala.
"Siang pak,ada apa?" Jawab mereka berdua serentak dengan pertanyaan membuat pak Anthony tersenyum dengan tingkah keduanya mereka sama-sama dingin.
"Begini, karena sebentar lagi akan ada olimpiade matematika dan itu bisa diikuti oleh sekolah dengan syarat mengirimkan 2 orang anak,bapak ingin meminta kerja sama nya dengan kalian berdua,selama ini kan kalian berdua yang selalu diikut sertakan jadi bapak ingin meminta kalian berdua mengikuti olimpiade ini"
"Kenapa ga saya aja atau kenapa ga duta aja dan kenapa harus berdua memang nya ga ada orang lain pak ?"
Tanya Nindy dengan cepat bukn egois hanya saja Nindy tak suka bila harus mengikuti lomba dan itu tidak individu dia lebih suka melakukan apapun sendiri."Begini Nindy kenapa harus kamu dan Duta itu karena kalian berdua adalah anak yang sama-sama cerdas di SMA ini lagi pula di olimpiade ini harus ada 2 peserta dan kenapa ga orang lain aja itu karena kelas XII sedang sibuk untuk persiapan UN dan kelas X blm mencukupi materi lagi pula kalian berdua ini kan pintar jadi bapak percaya kepada kalian berdua"
"Iyh pak saya siap" duta melirik ke arah Nindy
"Saya siap " jawab Nindy diikuti dengan pergerakan bola matanya yang malas.
"Yasudah terimakasih karena kalian telah bersedia kalian bisa kembali ke kelas" Nindy dan Duta pun pamit lalu pergi keluar dari ruangan dingin itu
"Nindy!!" Duta berusaha menyamai langkahnya tau akan ada yang duta bicarakan Nindy pun tak keberatan jika duta berjalan disampingnya toh lorong sedang sepi karena sedang jam pelajaran.
"Hmm" Nindy sedikit menoleh ke arah duta.
"Lo benci banget ya sama gua?" Entah setan apa yang memasuki tubuh Duta hingga bertanya hal bodoh seperti ini.
"Gue ga benci sama lu" jawab Nindy dengan cepat tanpa menoleh
"Tapi kenapa sikap lu aneh banget lu jadi aneh aja setau gua dulu pas masuk SMP lu ga gini deh " lagi- lagi duta tak bisa mengontrol dirinya sendiri dan menyerang Nindy dengan pertanyaan yang dibenci nindy."Duta lu ga bisa lihat gue kayak gini ga cuma ke lo doang tapi semua orang gue emang kaya gini klo lo ga suka jauh-jauh dari gue" ini lah sikap seorang Nindya tak pernah memaksa siapapun untuk dekat dengan nya menyukai nya atau apapun semenjak kejadian 3 tahun lalu.
"Tapi kenapa lu..." blm sempat duta menyelesaikan pertanyaanya Nindy pun menghentikan langkahnya dan menatap duta dengan tatapan mematikan
"BUKAN URUSAN LO " duta tak percaya Nindy benar-benar berubah memang dia tak pernah dekat dengan Nindy tpi duta pernah satu kelas dengan Nindy sebelumnya tepatnya di kelas 1 SMP beberapa tahun lalu sosok Nindy yang sekarang jauh berbeda dengan Nindy yang sebelumnya hanya satu yang tidak berubah dia masih menjadi gadis yang pintar.Maaf ya klo ada typo aku juga manusia hehe:")
Klo kalian bertanya ada apa dengan 3 thn yg lalu nanti di part selanjutnya insyaallah aku jelasin.
Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lengang
Casuale" kamu kenapa sih nanti ada nanti hilang kenapa juga mereka bilang aku gila karena bicara sama kamu " gadis yang sedang berbicara dengan bayangan nya di dpn cermin tersenyum miring sambil menitiskan air mata Nindya putri Andriani