Awkward

5.2K 378 34
                                    

Perasaan canggung tengah dirasakan kedua insan berbeda gender. Hanya suara dentingan alat makan yang saling beradu memecah keheningan di ruang makan. Ini adalah hari ketiga sejak janji suci telah dikumandangkan pada Sabtu pagi dan tiga hari yang terlewat itu masih diisi dengan kecanggungan, wajar saja untuk dua orang yang baru saling mengenal.

Perjodohan.

Tentu saja, mungkin terdengar konyol tapi ini sebuah kewajiban untuk dua keluarga besar yang ingin menjalin kekeluargaan lebih erat dan tentu saja yang paling utama, mengembangkan bisnis. Agak terdengar miris, menikah untuk kepentingan bisnis—meskipun ada alasan lain. Ya tentu saja pejodohan ini sudah lebih dulu di diskusikan oleh putra-putri mereka dan keduanya merasa tidak keberatan. Dengan kalimat 'tidak keberatan' ini menjadikan kedua keluarga  semakin mantap untuk menjodohkan putra-putri mereka.

"aku sudah selesai," pria dengan setelan kantor itu menggeser kursi makannya ke belakang.

"ada pertemuan dengan client malam ini jadi tidak perlu menyiapkan makan malam untuk ku."

"arasseo," gadis dengan surai kecoklatan itu menganggukan kepalanya.

Pria itu melangkah meninggalkan ruang makan. Tak lama kemudian suara sang istri menginterupsi kegiatannya memakai sepatu.

"Kyuhyun-ssi"

"eoh, ada apa?"

"dasi mu tertinggal," suara lembut milik istrinya kembali menyapa gendang telinga Kyuhyun.

Perkataan istrinya membuat Kyuhyun segera memeriksa pakaiannya, benar saja dasinya tidak ada di tempat yang seharusnya. Pria itu sedikit menyernyit, merasa ada yang salah dengan dirinya hingga melupakan dasinya mengingat pagi ini ada rapat penting di perusahaannya. Mungkinkah ia terlalu gugup karena istrinya?

Melihat sang suami yang tak bergeming membuat Joohyun berinisiatif untuk memakaikannya dasi.

"aku bisa membantumu memakaikan dasi, jika kau tak keberatan"

Sejujurnya Joohyun butuh keberanian untuk mengatakan hal semacam ini dan gadis itu benar - benar tesiksa dengan keadaan yang menurutnya sangat canggung.

Kyuhyun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban untuk menerima bantuan dari istrinya. Dan jarak diantara ia dan istrinya mulai terkikis, pria itu terlena dengan aroma vanila istrinya yang begitu menenangkan bagi dirinya. Percayalah bahwa ini adalah pertama kalinya seseorang memakaikan dasi untuknya selain ibunya. Dan yang Kyuhyun rasakan adalah jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Bahkan ia tak menyadari jika dasi milikinya telah terpasang sempurna di lehernya.

"selesai," suara itu meginterupsi Kyuhyun dari lamunannya pagi ini.

"eo, aku pergi"

"eung, Kyuhyun-ssi kau belum selesai memakai sepatu."

Baiklah, seorang Cho Kyuhyun terlihat sangat konyol dengan sepatu yang hanya terpasang di kaki kirinya hanya karena kegugupannya akibat berada dalam jarak yang sangat dekat dengan istrinya. Dan sekarang pria itu tengah merutuki dirinya yang mungkin terlihat sangat bodoh di hadapan Joohyun.

Pria itu menarik napas untuk menghilangkan kegugupan dan juga rasa malunya, lalu memakai sebelah sepatunya yang hampir ia tinggalkan. Apa jadinya jika ia hanya memakai sebelah sepatu ke kantornya?

"a–aku pergi," terdengar sekali jika ia masih gugup

"hati - hati Kyuhyun-ssi"

Joohyun menyunggingkan senyumnya melihat suaminya yang telihat sangat kikuk. Tapi gadis itu mulai berpikir apa yang membuat suaminya seperti itu, mungkinkah karena kegiatannya memasangkan dasi untuk pria itu. Setelah mengingatnya, semburat merah muda tercipta dikedua pipi Joohyun.

Ya Tuhan apa setiap hari suasananya akan selalu seperti ini, batin Joohyun.

Gadis itu kemudian berlalu menuju kamar sambil mengibaskan kedua tangannya untuk menghalau rasa panas yang menjalar di pipinya.

***

Pukul sepuluh malam, Joohyun masih terjaga di ruang tamu sambil mengerjakan laporan kesehatan. Sebenarnya bisa saja Joohyun langsung beristirahat setelah bekerja seharian di rumah sakit, tapi laporan itu harus ia serahkan besok dan lagi suaminya belum pulang.

"belum tidur?"

"eoh, Kyuhyun-ssi"

"sepertinya kau terkejut karena kedatangan ku," Kyuhyun tersenyum.

Tidak salah bukan jika pria itu tersenyum, mungkin ia ingin membangun hubungan yang lebih baik dengan istrinya. Dan juga agar ia terlihat lebih baik daripada harus gugup dan berakhir dengan kekonyolan yang akan mempermalukan ia di hadapan istrinya.

"sebaiknya kau segera beristirahat."

"ya, setelah aku menyelesaikan ini."

"hmm." Pria itu kini berlalu menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Lima menit telah berlalu dan Joohyun masih setia di depan laptopnya, mungkin butuh sekitar sepuluh menit lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan Joohyun menyerah karena rasa kantuk yang tak bisa ia tahan, gadis itu mematikan laptopnya dan membereskan kertas -  kertas yang berserakan di sekelilingnya.

Ceklek.

Suara pintu itu mengejutkan Kyuhyun, pria itu tengah mengambil piyama di lemari dan perlu dicatat jika ia hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya, tapi bukan Kyuhyun yang benar - benar terkejut melainkan Joohyun. Gadis itu tidak tahu jika suaminya mandi di jam sepuluh malam, dia pikir suamimya sudah tertidur.

"ma–maaf," Joohyun membalikan badan dan menutup pintu dengan cepat. Wajahnya bahkan sudah memerah.

Kyuhyun tersenyum geli melihat reaksi istrinya yang mungkin terlihat berlebihan, tapi tidak untuk mereka yang masih baru saling mengenal meskipun notabennya mereka adalah suami-istri, dan jangan lupakan dirinya yang tiba -  tiba memikirkan bagaimana jika ia dan Joohyun melakukan hubungan intim seperti pasangan pada umumnya. Dan kali ini pria itu terkekeh pelan.

Joohyun merutuki dirinya nya yang tidak berpikir dua kali untuk membuka pintu kamar
miliknya—dan juga Kyuhyun. Baiklah ini bukan masalah besar bahkan terdengar sepele, sangat. Hanya saja Joohyun tidak suka jika ada perasaan canggung yang kembali menyelimuti dirinya dan Kyuhyun setelah kejadian tadi.

Tak lama Kyuhyun keluar dari kamar dengan setelan piyamanya, pria itu lalu berjalan menuju sofa dan mendapati istrinya yang sudah tertidur dan ia yakin bahwa posisi tidur istrinya sangat tidak nyaman.

Dengan perlahan Kyuhyun memindahkan istrinya ke kamar mereka. Ia bergerak dengan sangat hati - hati terlihat sekali jika ia tidak ingin membuat Joohyun terbangun. Setelah membaringkan Joohyun, ia menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya dan yang terakhir pria itu mengamati wajah lelah istrinya lalu menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah cantik itu.

Perasaan khawatir tiba - tiba hinggap di hati Kyuhyun, khawatir jika istrinya jatuh sakit. Gadis itu sudah bekerja keras, selama tiga hari ini Joohyun menjalankan perannya sebagai istri dengan sangat baik ia juga tidak mengambil cuti bekerja untuk sekadar beristirahat. Bahkan dalam menyiapkan resepsi pernikahan, Joohyun lebih banyak ikut andil dibandingkan dirinya yang saat itu sibuk dengan proyek di luar kota.

Di kecupnya kening indah milik istrinya, dalam hati ia bersyukur atas takdir yang telah mempersatukan ia dan Joohyun dalam ikatan pernikahan. Meskipun ia belum tahu perasaan apa yang ia miliki untuk istrinya, setidaknya Joohyun sangatlah jauh berbeda dengan gadis -  gadis yang pernah ia kencani. Joohyun gadis yang baik dan kedua orang tuanya memang tak pernah salah memilihkan gadis itu sebagai pendamping hidupnya.

Pria itu kini tersenyum lembut. Suasana hatinya benar - benar bagus hari ini meski diawali dengan pagi yang konyol baginya.

TBC?

Huhu this is the first😳
Mohon saran dan masukannya🙃

Process✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang