5 - Alasan di balik kebaikan.

17.4K 631 3
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Pagi ini Aisyah sudah berkutat di dapur. Setelah selesai mandi juga selesai melaksanakan sholat subuh. Rencananya sekarang dia mau membuat nasi goreng dan telor ceplok sepesial buatannya.

Alhamdulillah dalam kisaran waktu setengah jam makanan tersebut selesai dan lanjut di letakkan di meja makan dengan serapi mungkin.

Setelah itu ia lanjut ke cuci piring, karena Bibik pulang kampung jadi tugas Aisyah sekarang menumpuk. Namun sekarang ia merasa ada sesuatu yang membuatnya sangat senang.

Marel berjalan ke arah meja makan. Dia sudah turun dengan wajah yang segar dan juga menggunakan baju santai.

Dia berjalan dengan mata fokus ke arah layar handphonenya.

Setelah sampai di meja makan. Marel langsung duduk di kursi meja makan dan matanya masih tetap fokus pada layar handphonenya tidak mau beralih sedikit pun.

Aisyah berjalan ke arah meja makan. Sambil membawa satu botol kaca, yang berisi air es.

Braangk...

"Astagfirullahal'adzim!"

Aisyah memalingkan muka ke arah lain.

Botol kaca yang Aisyah pegang tadi ternyata terjatuh. Karena tangan Aisyah yang masih basah akibat mencuci piring tadi.

Pantulan pecahan botol kaca tersebut tidak sengaja mengenai kakinya hingga berdarah.

Marel yang tadinya fokus sama layar handphonenya langsung menoleh ke arah Aisyah lalu menghampirinya.

"Kamu bagaimana sih, tidak bisa apa sehari saja tidak usah buat kacau?" Bentak Marel dan berhasil membuat Aisyah menangis.

"Nangis lagi. Cengeng banget sih kamu." Cibir Marel kesal.

Aisyah menangis akibat nyeri di kakinya dan di tambah lagi bentakan Marel. Yang membuatnya tambah takut hingga menangis.

Aisyah menunduk, menatap kakinya yang terasa nyeri akibat pecahan botol kaca tadi.

Marel melihat ke arah kaki Aisyah. Dia langsung melotot kan matanya karena kaget melihat darah yang begitu banyak di kaki Aisyah.

"Kaki kamu berdarah!! Ah nyusahin banget sih kamu, yasudah ayo ke rumah sakit, nanti bisa infeksi itu luka."

Aisyah menangis sesenggukan. Dia takut dengan apa yang akan terjadi pada kakinya nanti.

"Nangis mulu!! diem dong aku pusing ini, diem." Marel menaruh jari telunjuknya di bibir Aisyah.

"Diem aku bakalan bantu kamu ke mobil tapi kamu diem ngerti. jangan nangis lagi."

Aisyah langsung diam.

Marel menggendong tubuh Aisyah lalu membawanya ke arah mobilnya.

Aisyah pun masih tidak percaya, ia sekarang berada di gendongan Marel. Marel membawa dirinya ke arah mobil yang masih berada di bagasi.

Aisyah bisa mencium bau badan Marel. Baunya begitu nyaman di hidungnya, dan ia juga merasakan kehangatan di tubuhnya.

'Begitu nikmatnya berada di dekapan mu. Kapan aku bisa merasakannya lagi?'

Aisyah terus memandangi wajah tampan Marel yang masih terfokus berjalan.

Tiba tiba Marel memberhentikan langkahnya.

"Oh tidak aku lupa membawa kunci mobil." Gerutunya.

"Kamu tunggu di sini dulu ya, enggak papa kan? aku cuman sebentar kok ambil kunci mobil doang."

 Cinta AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang