Matahari masih malu malu untuk memancarkan sinarnya di langit. Aisyah sudah terbangun dan juga sudah selesai melaksanakan sholat Subuh. Setelah itu Dia langsung pergi ke dapur yang di sana sudah ada seorang pembantu yang umurnya sudah tidak muda lagi.
Aisyah menghampiri Bibik yang sedang sibuk membuat sarapan pagi.
"Bik, apa boleh aku membantu mu?" Tanya Aisyah dengan lembut.
"Tapi non, ini sudah pekerjaan saya. jadi non lebih baik duduk saja biar saya yang mengerjakan semuanya." Tolak Bibik dengan lembut.
"Tapi aku ingin membantu Bibik boleh ya?" Ucap Aisyah dengan memohon.
"Tapi Non."
"Boleh ya? Please, iya?" Lalu Aisyah mendapatkan anggukan dan senyuman manis dari Bibik.
Aisyah tersenyum.
"Makasih Bik. Oh iya sekarang kita akan membuat sarapan apa bik?"
"Kita akan membuatkan sarapan pagi kesukaan den Marel, yaitu capcay sama rendang Non." Jawabnya sambil sibuk mengaduk rendang di atas kompor.
"Baiklah aku akan memotong motong sayurannya Bik." Aisyah mengambil sayuran yang sudah ada di meja makan lalu ia memotonginya menjadi kecil kecil.
Sekitar jam setengah tujuh pagi, masakan tersebut sudah selesai semua dan juga sudah tertata dengan rapi di meja makan.
"Bik semuanya kan sudah selesai. jadi aku mau panggil suami aku dulu ya?" Pamitnya.
"Iya Non."
Aisyah berjalan ke arah lantai atas yaitu kamar Marel. Ketika Aisyah berada di depan pintu kamar milik Marel tiba-tiba ia sedikit ragu untuk membuka pintunya.
"Buka, enggak, buka, enggak, buka. Ah tau ah buka saja." Kata Aisyah yang merasa di buat bingung sendiri.
Aisyah mencoba untuk memegang gagang pintu kamar milik Marel tersebut, yang ternyata dari dalam Marel juga memegang gagang pintu untuk membukanya. Hingga tanpa sadar.
Bruughh...
Tubuh mereka berdua terjatuh ke lantai. Tepat di tengah ambang pintu kamar Marel. Yang paling mengejutkan lagi adalah tubuh Aisyah terjatuh di atas tubuh Marel yang sudah berpakaian kantornya dengan rapi.
Pandangan mereka berdua terpaku jantung Aisyah berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Hembusan nafas Marel terdengar dengan jelas di telinga Aisyah. Hidung mereka pun sudah bersentuhan dan bibir mereka pun hanya tinggal SEDIKIT saja untuk berciuman.
Aisyah langsung bangun dan merapikan bajunya, dia pun langsung menunduk menutupi pipinya yang sudah memerah bak kepiting rebus.
"Em. Maaf aku hanya ingin memberitahu kamu kalau sarapannya sudah siap di meja makan." Ujarnya sedikit terburu buru.
Marel menoleh ke arah Aisyah sambil merapikan jas kantornya.
Aisyah langsung terburu buru untuk pergi dari hadapan Marel dan berlari ke arah kamarnya sendiri. Sedangkan Marel, ia hanya memasang raut wajah dinginnya.*****
Tidak ada hentinya Aisyah tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi begitu berbunga hatinya hari ini. Banyak kata pujian yang dapat ia ungkapkan melihat wajah suaminya dengan sangat dekat seperti tadi pagi.
Tampan, menawan, dan sempurna. Semua kata pujian tersebut terkumpul di otak Aisyah untuk di ungkapkan semuanya kepada Marel.
Tok..
Tok..
Tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aisyah
RomanceCERITANYA SUDAH TAMAT😇 Cerita lengkapnya ada di Aplikasi Dreame😉 "Aku ikhlas jika memang kamu dengan perempuan itu, tapi tolong jangan buat orang tua aku kecewa." Kisah seorang wanita muslimah yang memiliki hati tegar, meskipun selalu di sakiti ol...