Taehyung tampak kesal mendapati segerombolan cewek yang dengan gaya centilnya masing-masing kini berusaha merayu dan mengajak dirinya makan siang bareng di kantin. Saat cewek-cewek itu sibuk berdebat memutuskan siapa yang paling pantas makan siang bersama Taehyung, Pemuda tampan itu justru acuh dan sibuk memperhatikan Jisoo yang kini tampak serius membaca buku. Sejak Jisoo menolongnya Taehyung mulai sering memperhatikan Jisoo bahkan memandangi foto Jisoo setiap malam meski hanya foto pada kartu mahasiswa yang belum dia kembalikan. Sadar ada yang sedang memperhatikannya Jisoo menatap ke belakang tepat ke arah Taehyung yang masih menatapnya. Segera Taehyung memberikan senyuman termanisnya untuk Jisoo yang sama sekali tidak menggubrisnya dan kini malah menutup bukunya dan beranjak keluar kelas.
Saat ini Jisoo telah berada di sudut taman kampus yang sepi. Jisoo memilih duduk di bawah sebuah pohon rindang kemudian mengeluarkan bekal makan siang yang telah dia siapkan dari rumah. Jisoo mulai menyantap bekal makan siangnya sambil menahan sakit ketika mengunyah makanan dikarenakan luka disudut bibir dan pipinya yang masih terasa nyeri akibat pukulan ayah tirinya.
"pantas saja aku tak pernah melihatmu di kantin ternyata kau makan siang di sini." Suara seorang lelaki mengagetkan Jisoo yang kini menghentikan aktivitas makannya dan menatap lelaki yang berdiri di depannya dengan tatapan kesal karena merasa terganggu.
"sepertinya bekal yang kau bawa enak, boleh aku mencicipinya?" Taehyung kini duduk di hadapan Jisoo dan mengambil alih sendok dari tangan Jisoo tanpa seizin pemiliknya kemudian melahap nasi goreng telur milik Jisoo .
"wah, ini nasi goreng paling lezat yang pernah aku makan." Taehyung sangat menikmati bekal makan siang milik Jisoo, sedang Jisoo menatap kesal lelaki didepannya yang dianggapnya telah kurang ajar merampas bekal makan siang miliknya.
"Jisoo, besok kalau kau membawa bekal makan siang lagi, jangan lupa bawakan untukku juga, masakanmu benar-benar lezat." Jisoo tampak terkejut bukan karena permintaan Taehyung tapi lebih karena penasaran sejak kapan Taehyung tahu namanya.
"ini makanlah lagi." Taehyung mencoba menyuapi Jisoo .
"melihatmu di depanku benar-benar menghancurkan nafsu makanku." Ucap Jisoo datar.
"jadi kau tidak mau? baguslah! Kalau begitu aku yang akan menghabiskannya." Bukannya tersinggung Taehyung justru tampak riang dan makin lahap menyantap nasi goreng milik Jisoo. Ketika itu tiba-tiba angin berhembus di sekitar mereka sehingga rambut panjang Jisoo yang menutupi sebagian wajahnya tersibak tertiup angin. Taehyung yang sedang asyik makan menghentikan aktivitasnya dan terkejut mendapati lebam merah di pipi kiri Jisoo dan bekas luka disudut bibirnya.
"kau terluka?" Taehyung perlahan menyentuh pipi kiri Jisoo yang tampak merah. Jisoo terkejut mendapatkan perlakuan lembut dari Taehyung dan terdiam beberapa saat ketika tangan Taehyung menyentuh pipinya lembut.
"bagaimana kau bisa mendapatkan luka seperti ini?" pertanyaan Taehyung menyadarkan Jisoo yang terlena beberapa saat. Segera Jisoo menghempaskan tangan Taehyung yang masih berada di wajahnya.
"bukan urusanmu." Ucap Jisoo dingin kemudian menutup pipinya yang merah dengan rambut panjangnya lagi dan beranjak pergi meninggalkan Taehyung yang masih bertanya-tanya dalam hati tentang keadaan gadis yang akhir-akhir ini mulai masuk dalam kehidupannya tanpa dia sadari.
.....
.....
.....
Saat Jisoo pulang kuliah di tengah perjalanan dia di hadang beberapa gadis yang telah menatapnya kesal. Jisoo yang merasa tidak memiliki masalah dengan mereka acuh dan meneruskan perjalanannya namun, salah seorang dari gadis itu menggelandang tangannya.
"kau mau pergi kemana?" ucap Soyeon sinis.
"lepaskan! Aku akan terlambat bekerja jika kau menahanku" ucap Jisoo datar.
"plak!"sebuah tamparan mendarat kasar di pipi Jisoo. Belum sembuh luka yang diberikan ayah tirinya kini ada luka tambahan di wajahnya.
"yak! Apa mau kalian?" tidak terima Jisoo pun memberontak dan menghempaskan tangan Soyeon yang menahan lengannya. Namun, masih ada 3 orang lagi yang kini menatapnya marah, Gaeun dan Jia segera bergegas menahan tangan Jisoo sedang Kyuri langsung menjambak rambut Jisoo .
"kita peringatkan jangan pernah mendekati Taehyung, kau itu hanya gadis miskin jadi jangan mencoba bersaing dengan kita karena kau sama sekali tidak pantas bersaing dengan kita apalagi bersanding dengan Taehyung." Ucap Kyuri tepat di depan wajah Jisoo .
"aku tak pernah mendekati lelaki itu." Bantah Jisoo membela diri.
"plak" lagi-lagi pipinya mendapat tamparan keras.
"kau kira kita tidak tahu, tadi siang kau menggoda Taehyung saat di taman kampus." Gaeun memelintir tangan Jisoo hingga membuat Jisoo meringis kesakitan.
"aku tak pernah menggodanya, dia sendiri yang datang padaku." Bantah Jisoo .
"jadi maksudmu Taehyung yang datang dan berusaha mendekatimu?" Kini giliran Jia menjambak dan mencakar lengan Jisoo hingga kemejanya sobek.
"yak!" teriak Jisoo berusaha memberontak. Namun, kekuatannya tetap saja kalah menghadapi 4 gadis di depannya yang kini bergiliran membully dirinya.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak seorang laki-laki yang membuat 4 gadis itu terkejut dan segera pergi meninggalkan Jisoo yang sudah sangat berantakan.
"Jisoo, kau tidak apa-apa?" Jisoo berusaha mengenali wajah orang yang berlari mendekatinya yang terlihat samar.
"Jisoo ..." kini lelaki itu menahan pundak Jisoo dan menumpuhnya. Saat itu Jisoo dapat melihat dengan jelas wajah lelaki yang tak lain adalah Taehyung.
"lepaskan! Aku baik-baik saja!" ucap Jisoo kasar dan mendorong Taehyung hingga jatuh terduduk di depannya. Taehyung hanya dapat menatap Jisoo khawatir saat Jisoo memperlakukannya dengan kasar.
"bagaimana kau bisa bilang dirimu baik-baik saja, lihatlah wajahmu penuh dengan luka, lenganmu berdarah dan bajumu sobek. Siapapun yang melihatmu akan tahu bahwa kau tidak baik-baik saja, sekarang biarkan aku menolongmu." Taehyung kembali berusaha menolong Jisoo.
"berhenti! jangan mendekat!" Sentak Jisoo
"Kau ingin menolongku kan?" Taehyung hanya mengangguk sambil menatap Jisoo cemas.
"kalau kau mau menolongku, maka berhenti mengkhawatirkanku dan jangan pernah mendekatiku lagi. Menjauhlah dariku maka kau sudah menolongku." Jisoo berjalan gontai meninggalkan Taehyung yang masih tampak bingung mencerna ucapan gadis itu khawatir dari belakang. Beberapa detik setelah itu Taehyung menyusul langkah Jisoo kemudian melepas jaketnya dan memakaikannya di pundak Jisoo yang langsung berbalik menatap Taehyung marah.
"apa kau tuli? Sudah kubilang jangan mendekatiku dan berhenti mengkhawatirkanku." Bentak Jisoo sambil meraih jaket yang ada di pundaknya dan dilemparkan ke dada Taehyung dan berakhir jatuh ke tanah.
"kau boleh menganggapku tuli atau bodoh, tapi tak tahu kenapa saat kau memintaku menjauh justru aku semakin ingin berada di dekatmu, saat kau memintaku untuk jangan mengkhawatirkanmu aku justru semakin mengkhawatirkanmu, dan saat melihat ada yang melukaimu aku ingin menjadi seseorang yang dapat melindungimu, dan saat melihat kau menangis aku ingin menghapus air matamu dan menggantinya dengan senyuman. Itulah yang saat ini aku rasakan dan aku tak akan menyerah meski kau menyuruhku menjauh darimu ribuan kali." Jisoo terdiam mendengar ucapan Taehyung seseorang yang baru beberapa kali berbincang dengannya tapi sudah berani mengucapkan sesuatu yang tak masuk akal seperti itu. Taehyung memungut jaket yang tadi dibuang Jisoo dan memakaikannya kembali di pundak Jisoo kemudian beranjak pergi meninggalkan Jisoo yang masih terdiam tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
To Be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine! (Completed)
FanfictionCerita ini terinspirasi dari lagu Infinite yang judulnya "Be Mine". Cerita ini berisi perjuangan Kim Jisoo dalam menjalani hidup dan Perjuangan Kim Taehyung untuk meyakinkan Jisoo akan cintanya.