3

1.7K 231 0
                                    

Suatu hari sepulang kuliah diam-diam Taehyung mengikuti Jisoo, dia benar-benar penasaran dengan kehidupan Jisoo. Seorang gadis yang selalu tampak dingin, suka menyendiri, dan tidak pernah terdengar suaranya kecuali saat dosen meminta dia menjawab pertanyaan. Seorang gadis yang tak pernah menampakkan senyumnya, hanya kesedihanlah yang selalu tampak dari tatapan matanya. Seorang gadis yang tanpa disadarinya perlahan telah menjadi sesuatu yang berharga untuk dirinya. Langkah Taehyung terhenti saat melihat Jisoo memasuki sebuah cafe.

"ternyata dia bekerja paruh waktu di tempat ini." Lirih Taehyung sambil berjalan memasuki cafe tempat Jisoo bekerja.

Selesai berganti dengan seragam kerjanya Jisoo segera keluar membawa daftar menu ke sebuah meja di mana seorang lelaki sedang duduk sambil memainkan handphonenya.

"selamat datang, silakan pilih menu yang anda inginkan." Sambut Jisoo dengan senyum hangat dan membungkuk pada tamu di depannya yang sibuk mengotak-atik hpnya.

"kau semakin cantik saat tersenyum." Jisoo segera menghilangkan senyum yang menghiasi wajahnya saat mendengar suara husky yang sudah dia hafal betul.

"apa maumu? Kenapa kau ada di sini?" Jisoo mulai terbawa emosi.

"tentu saja aku ke sini untuk makan, ini kan cafe. Kau kira aku akan membeli pakaian di tempat seperti ini?" Taehyung tampak santai menanggapi kemarahan Jisoo. Segera Taehyung mengambil daftar menu yang di bawa Jisoo sambil tersenyum.

"aku pesan coklat susu hangat dan strowberry cake." Taehyung mengembalikan daftar menu kepada Jisoo, tanpa senyum Jisoo segera beranjak meninggalkan Taehyung setelah mencatat pesanannya.

Beberapa saat setelah itu Jisoo kembali dengan membawa pesanan Taehyung, dan meletakkan pesanan tersebut dengan kasar tanpa senyum di hadapan Taehyung.

"apa begini sikapmu saat melayani pelanggan cafe ini?" protes Taehyung.

"sudah makan saja pesananmu lalu pergilah dan jangan pernah datang lagi." Ucap Jisoo dingin tanpa menatap Taehyung.

"kau benar-benar kasar dalam memperlakukan pelanggan, sepertinya aku harus melaporkan hal ini pada manajer cafe." Ancaman Taehyung membuat Jisoo terkejut dan menatap Taehyung seakan mengisyaratkan supaya jangan melakukan hal semacam itu.

"kalau kau tak ingin aku melaporkan sikap kasarmu ini maka layanilah aku dengan baik." Ucap Taehyung lembut lengkap dengan senyum manisnya. Jisoo hanya dapat menarik nafas dalam menahan kesal menghadapi sikap Taehyung.

"silahkan menikmati pesanan anda." Jisoo berusaha tersenyum semanis mungkin di hadapan Taehyung khawatir jika Taehyung benar-benar akan mengadukan sikap kasarnya pada manajer cafe yang sering memarahinya karena masalah kecil, jika hal itu benar-benar dilaporkan jelas dirinya akan dipecat.

"begitu lebih baik, coba kau mau tersenyum begitu setiap hari. Pasti aku akan jatuh cinta padamu sejak pertama masuk kampus." Kini pipi Jisoo memerah mendengar ucapan Taehyung. Tak mau terlihat semakin salah tingkah Jisoo segera beranjak meninggalkan meja Taehyung.

.....

.....

.....

Sepulang kerja Jisoo mendapati keadaan rumahnya sangat sepi, bahkan lampu teraspun belum dinyalakan. Karena merasa aneh dengan keadaan tersebut, Jisoo mempercepat langkahnya kemudian memasuki rumahnya yang begitu sepi. Segera Jisoo menyalakan lampu. Sekejap pandangan Jisoo langsung terarah pada sosok yang kini tergeletak di ruang tamu rumahnya dengan darah yang berceceran di sekitar sosok tersebut.

"ibu..." teriak Jisoo langsung menghampiri ibunya yang tergeletak bersimbah darah.

"tolong..." Jisoo kembali berteriak memecah keheningan malam berharap ada orang yang akan membantu membawa ibunya ke rumah sakit. Tiba-tiba saja terdengar derap langkah memasuki rumahnya.

"Jisoo, apa yang terjadi?" Taehyung yang sedari tadi mengikuti Jisoo terkejut mendengar teriakan Jisoo dan berlari masuk ke dalam rumah Jisoo. Taehyung semakin terkejut mendapati Jisoo memeluk seorang wanita yang kini berlumuran darah.

"kumohon tolong ibuku."Taehyung segera mengambil alih Nyonya Kim dari pelukan Jisoo dan menggendongnya kemudian membawanya ke dalam mobil yang dia parkir tidak jauh dari rumah Jisoo. Jisoo terisak sambil berlari di belakang Taehyung.

Sesampainya di rumah sakit ibu Jisoo segera dibawa masuk ke dalam ruang UGD karena luka di kepalanya yang mengeluarkan banyak darah. Jisoo hanya bisa menunggu dengan khawatir sambil terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada ibunya.

"ambilah!" Jisoo menatap Taehyung dengan mata sembab saat Taehyung memberikan sapu tangan untuknya.

"aku tidak membutuhkannya, sebaiknya kau pulang saja! Dan aku ucapkan terima kasih karena kau telah membantu membawa ibuku ke rumah sakit." Jisoo menghapus air matanya kasar dengan punggung tangannya. Taehyung yang melihat hal itu segera menahan tangan Jisoo dan menghapus air mata Jisoo dengan sapu tangan yang dia bawa.

"aku akan di sini menemanimu, dalam keadaan seperti ini kau pasti membutuhkan seseorang untuk berbagi, dan aku ingin menjadi orang yang dapat menemani dan menghapus air matamu." Ucap Taehyung lembut.

"aku tidak membutuhkan siapapun!" Jisoo segera menyingkirkan tangan Taehyung dari wajahnya.

"di saat seperti ini aku tak butuh siapapun, aku selalu sendiri dan selama ini aku dapat menghadapi semua masalahku sendiri, air mata ini suatu saat akan kering jadi aku tak memerlukan orang lain untuk menghapus air mata ini. Jadi kau bisa pergi." Jisoo menatap Taehyung tajam, Taehyung hanya terdiam menghadapi sikap dingin Jisoo.

"kali ini aku benar-benar memohon padamu, tinggalkan aku sendiri!" Taehyung berusaha memahami keadaan Jisoo dan memutuskan untuk menuruti perkataan Jisoo.

"baiklah aku akan pergi, tapi jika kau membutuhkan orang di sampingmu jangan ragu untuk memanggilku karena aku akan selalu ada untukmu." Taehyung memberikan sebuah kartu nama pada Jisoo yang hanya diam tak menerimanya sehingga Taehyung meletakkan kartu nama tersebut di kursi tepat di samping Jisoo.

"kenapa kau melakukan semua ini untukku?" lirih Jisoo sambil memandang hampa kartu nama milik Taehyung.

To Be Continue....

Be Mine! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang