1

130K 6.8K 53
                                    


Lagi yaa☺️☺️☺️

Happy Reading💛

"Alhamdulillah," gumamnya setelah meneguk segelas susu ibu hamil yang sudah ia minum selama kurang lebih hampir sebulan ini.

Dianza Maharani, wanita berumur 21 tahun itu kini mulai berbaring di atas ranjang yang sudah menemaninya selama dua tahun terakhir. Dia tinggal sendiri di Jakarta, orang tua serta saudaranya tinggal di kampung halamannya, Purwokerto. Di Jakarta dia bekerja di sebuah perusahaan pernerbitan, setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan di Purwokerto.

Dee, nama panggilannya, suka menulis. Mulai dari menulis cerpen saat duduk di Sekolah Dasar. Lalu berlanjut saat SMP dan SMK ia mulai menulis novel yang dijadikan koleksi sendiri, karena sulit untuk mengirimkan karya-karyanya ke kota untuk diterbitkan.

Tapi saat salah satu novel Dee dibaca oleh guru PKL saat sedang bertugas di SMK nya, karya-karya Dee dibawa ke kota oleh gurunya itu, lalu menawarkan novel ciptaan Dee pada perusahaan penerbitan, dan akhirnya novel pertama Dee pun terbit dan pernah bertengger di rak best seller di toko buku ternama di Jakarta.

Mulai saat itu Dee semakin rajin menulis novel dan dikirimkan ke perusahaan penerbitan. Hasil dari penjualan novel-novelnya yang lumayan banyak, digunakan untuk membantu orang tuanya sebagai modal bertani juga membantu membiayai sekolah adiknya.

Dan dua tahun lalu editor dari novel-novelnya, menawarkan Dee untuk bekerja di kantor penerbitan yang selama ini menerbitkan novel-novel Dee. Posisinya pun cukup menggiurkan yaitu sebagai editor, menurut Dee menjadi editor itu sangatlah menyenangkan. Karena tidak hanya mengkoreksi karya-karya orang lain, tapi juga bisa menambah wawasan karena akan banyak hal-hal baru yang akan ditemukan dalam karya-karya orang lain yang sangat bermanfaat.

Awalnya Dee enggan untuk menerima, karena tidak mau meninggalkan keluarganya di kampung. Tapi ayah dan ibunya meyakinkan dan mendukung Dee untuk hidup lebih maju karena mungkin di kampung kehidupannya akan monoton. Ditambah lagi ayahnya yang sedang sakit-sakitan, membutuhkan biaya tambahan untuk pengobatannya.

Pada akhirnya Dee menerima dan merasa nyaman dengan pekerjaannya di Jakarta. Juga dengan uang hasil jerih payahnya selama ini keadaan ayahnya sudah mulai membaik dan itu sudah cukup baginya.

Sampai pada suatu malam, kejadian kelam itu terjadi, di kantor tempatnya bekerja. Kejadian yang mungkin tidak akan pernah Dee lupakan seumur hidupnya. Kejadian yang begitu memilukan dan tidak pernah terbayangkan oleh Dee akan terjadi pada dirinya sebelumnya.

Berawal dari Dee yang harus lembur karena karya-karya penulisnya yang menumpuk. Dikarenakan beberapa hari yang lalu ia harus cuti untuk pulang kampung karena Masnya menikah.

Malam itu ada beberapa staf yang masih tinggal, yang juga masih mengerjakan pekerjaan masing-masing. Semakin malam para staf-staf yang lain pun mulai pulang karena pekerjaan mereka berangsur-angsur telah selesai. Dan saat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, Dee sendirian di lantai tempat ruangan kerjanya berada. Saat melihat kubikel di sekitarnya kosong, Dee pun mulai mengemasi barang-barangnya juga novel-novel yang akan direvisi di kost-annya nanti. Dengan lemas Dee berjalan menuju lift, setelah pintu terbuka ia segera masuk dan menekan tombol lobby, lift mulai bergerak.

Ting

Ternyata liftnya bergerak ke lantai paling atas gedung terlebih dahulu, saat pintu terbuka, mata Dee terpaku melihat seorang pria yang terlihat sangat berantakan menatapnya lekat. Tanpa diduga pria itu menariknya keluar dari lift dan menyeretnya menuju sebuah ruangan kerja yang luas.

Saat itu kesadarannya kembali. Segera Dee mencoba melepaskan diri cengkeraman pria itu, tapi tenaganya tidak sanggup mengimbangi tenaga pria yang ada di depannya ini yang terlihat sedang mabuk karena bau alkohol yang sangat menyengat menguar dari tubuhnya.

Setelah masuk, pria itu mengunci pintu ruangan itu dan menghempaskan tubuh Dee di sofa yang ada di sana. Dee terus mencoba kabur tapi sia-sia. Tenaga pria ini seperti tidak ada habisnya, apalagi tatapan yang diberikan oleh pria itu untuknya begitu berbeda. Tatapan yang tidak pernah Dee lihat sebelumnya, tatapan penuh gairah yang begitu mengerikan menurut Dee.

Dan akhirnya semua terjadi, malam kelam yang membuatnya merasa hina dihadapan Allah. Malam yang menjadi awal kisah baru dihidupnya, malam penghantar nyawa seorang makhluk mungil yang saat ini berada dalam tubuhnya.

Ampuni aku YaAllah, ampuni aku...

***

Dengan nafas tersengkal-sengkal Dee bangun dari tidurnya dan segera mengambil minum di nakas sebelah tempat tidurnya. Keringat membasahi tubuhnya.

Mimpi itu lagi...

Sudah sebulan semenjak kejadian kelam itu, Dee selalu dihantui oleh rentetan kejadian mengerikan yang menimpanya. Tidurnya tidak pernah nyenyak lagi sekarang. Padahal kata dokter kandungannya, Dee harus istirahat dengan cukup dan tidak boleh banyak pikiran agar bayinya juga sehat.

Jam masih menunjukkan pukul tiga pagi, segera saja Dee melaksanakan ibadah sholat malam. Agar hati dan fikiran nya tenang. Disetiap rakaatnya tidak henti-hentinya Dee menangis menyesali dosa-dosa yang diperbuat selama ini. Juga memohon agar bayinya selalu sehat dan selamat sampai ke dunia nanti.

Setelah sholat, Dee melanjutkan membaca ayat suci Al-Quran. Mulai muroja'ah ayat-ayat yang telah dihafalnya.

Adzan shubuh berkumandang, setelah menjawab adzan segera saja Dee melaksanakan sholat shubuh dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

***

"Dee, kenapa sih akhir-akhir ini lo murung aja? Lagi ada masalah?" tanya Denia, salah satu seniornya di kantor ini yang lumayan dekat dengan Dee.

"Nggak kok Mbak, aku nggak ada masalah apa-apa. Cuman akhir-akhir ini suka nggak enak badan gara-gara revisianku lagi numpuk," jawab Dee sambil memaksakan senyumannya.

"Jangan terlalu dipaksain kerjanya adek gue yang tersayang. Nanti lo sakit." balas Denia seraya mencubit pelan pipi Dee yang terlihat semakin chubby.

"Hehe insyaallah nggak Mbak," jawabnya sambil cengengesan.

"Eh btw, gue denger-denger ya, Pak Bos mau nikah lho Dee. Sama model kalo nggak salah. Tapi gue kurang suka sama ceweknya soalnya kayak cabe-cabean Dee,"

Bagai tersambar petir disiang hari, Dee langsung menegang mendengar ucapan Denia. Bagaimana bisa pria itu menikah dengan perempuan lain, padahal dia sudah mengambil kesucian seorang gadis apalagi saat ini gadis yang diperkosa itu sedang mengandung anaknya. Apakah dia tidak ingat dengan apa yang terjadi malam itu?

Lalu bagaimana dengan anaknya nanti? Apakah dia tidak akan dikenal oleh ayahnya sendiri? Atau apakah anaknya harus lahir tanpa kehadiran seorang ayah?

***

Jangan lupa vote sama comentnya yaa guys😬😬

You're the One [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang