Ji~ 4

1.1K 104 5
                                    

Kalau orang suka ke kebun teh ya diajak ke kebun teh.

*******************

"Dia pasti suka." jihoon menjawab seadanya.

"Gue nggak tahu." jawab daniel datar

"Lho kok?" jawab jihoon heran

"Ya karena... karena...," Daniel nelan ludah, "dia udah nggak bisa gue tanyain lagi."

"Kenapa? Putus?" tanya jihoon enteng

"Bukan." Lirih banget suara Daniel
"Bukan putus. Dia... dia meninggal."

jihoon terperangah.

"Maksud lo?"

Daniel tidak menjawab, tapi malah
memalingkan wajah ke arah lain danmenatap kegelapan di sana.
Ketika berbicara lagi, suaranya benar-benar bergetar hebat.

"Ke kebun teh. Dilereng gunung...
kami naik motor. Waktu itu gue
ngebut.
Gue suka kebut-kebutan dan Ongie tau itu.

'Ayo kita lawan angin!' begitu dia bilang waktu itu. Dan itu bikin gue lupa diri.

Motor gue gas gila-gilaan.
Guepikir, apa lagi yang mesti gue
pikirin kalo cewek yang gue bawa
nggak ketakutan? Kami ketawa keras-keras. Kami kibarin slayer tinggi-tinggi.

Tapi...

Gue lengah. Gue...."
Suara Daniel semakin serak.

"Kami menerjang pagar pengaman. Dia kelempar, ji.. hampir
seratus meter. Seongwu tergeletak diaantara pohon-pohon teh,
jauh di bawah.

Dan dia... dia..." Kepala Daniel terkulai di atas setir.

"Dia koma... dan meninggal.
Gue bunuh dia... di tempat yang paling dia suka!"

Jihoon terperangah tak percaya.
Apalagi saat dilihatnya air mata
Daniel mengalir.

Tak ada isak yang keluar, tapi tangis
seorang cowok, makhluk yang
pantang mengeluarkan air mata,
itu berarti beban yang dia tanggung
benar-benar berat.

Beban perasaan bersalah yang pasti
akan membuatnya membenci diri sendiri. Dan itu tak bisa dihindari
dengan jalan apa pun.
Kecuali berdamai dengan perasaan
bersalah itu. Coba melupakan, atau membiarkannya saja dan menerima
kenyataan bahwa memang itulah
Yang sudah terjadi.

Ragu, jihoon menyentuh bahu cowok di sampingnya.

"Dan" bisiknya pelan.
"Itu udah terjadi. Gue nggak bilang itu harus dilupakan. Cuma...
itulah kenyataannya. Takdir, Dan. Elo cuma perantara."

"Tapi kalo hari itu dia nggak gue ajak pergi, apa dia tetep mati? Nggak kan, ji?
Biarpun kami pergi, kalo gue nggak
ngebut, apa dia juga tetep akan mati?Nggak, kan? Iya, kan?
Nggak! Bukan takdir yang salah! Gue yang salah!"


Jihoon bingung sekaligus ketakutan.
Mendadak Daniel mirip orang kesurupan.
Dia menbentak-bentak jihoon yang
sebenarnya Tidak tahu apa-apa.

"Dan, denger ya," kata jihoon sabar.
Memang mesti sabar.

Kalau jihoon emosi juga, ikut
ngebentak-bentak juga, bisa-bisa dia kena kemplang.
Soalnya Daniel sepertinya betul-betul nggak sadar kalau yang dia
hujani bentakan tadi adalah orang yang seratus persen tidak ikut andil dalam peristiwa itu.

Love ~ Ji.... (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang