Ji~ 16

658 68 10
                                    

SIANG ini ada pameran lukisan

"Lukisan -lukisannya baguuus deh, niel! Bener-bener hidup. Detail-detailnya sempurna. Pokoknya nggak ada yang nandingin lukisannya!" Daniel mendengarkan letupan semangat cewek di depannya dengan diam.

Kalau sudah bicara soal lukisan, jihoon pasti begitu. Meskipun dia baru menyadarinya setelah kehadiran guanlin.

Dan itu juga yang telah melepaskan si mungil ini dari tangannya. Tanpa peduli yang diajak bicara tidak tertarik atau bahkan tidak peduli, jihoon akan terus bicara.

Cewek ini bahkan rutin duduk di depan tivi tiap sore, mengikuti satu judul telenovela, cuma karena telenovela itu penuh lukisan di setiap setting indoor - nya.
Sementara jalan ceritanya sendiri dia malah tidak begitu menyimak.

"Makanya...," sambung jihoon,

"pulang sekolah gue mau liat. Nggak apa -apa, kan?"

"Ini kan baru hari pertama,Ji. Pamerannya seminggu, kan?"

"Gue mau liat tiap hari malah. Seminggu sih kurang!" Daniel geleng kepala.

Minta ampun si jihoon ini!

"Sama guanlin?" Kadang Daniel heran sendiri, kenapa dia masih juga menanyakan dengan siapa jihoon pergi.


"Sama siapa lagi?" jawab jihoon dengan intonasi yang menyimpan seribu arti.

Bosan, kesal, capek.

"Gue nggak akan minta persetujuan elo kalo pergi sama orang laen atau pergi sendiri."

"Tapi elo selalu pergi, meskipun gue nggak ngomong setuju atau nggak." Jihoon tersenyum manis, menyembulkan sepasang lesung pipi kecilnya.

"Itu kan cuma formalitas!" jawabnya diplomatis.

Daniel kontan mati kutu.

"So...?" lanjut jihoon.

"Nggak apa - apa. Pergi aja!"

"Emang harus nggak apa - apa!" tandas jihoon.

Daniel cuma tersenyum tipis.

Dan siang itu, saat Daniel berjalan lesu ke lapangan, jihoon sudah kabur begitu bel bunyi.

"Kenapa?" tanya Daniel heran saat younjin menatapnya dengan sorot aneh.

"Heran aja," jawab cowok itu sambil melepas baju seragamnya, ganti dengan kaus.

"Elo sama jihoon ke mana -mana pake mobil, berarti di antara kalian berdua ada jarak. Tapi lo biarin dia pergi sama cowok laen naek motor. Pernah lo liat orang naek motor jauh-jauhan? Apalagi kalo ngebut! Jadi jangan kaget kalo nanti cewek lo itu tiba-tiba udah disamber orang. Apalagi cowok model guanlib!"

Daniel kontan menegang.

"Mereka naik motor!?" desisnya.

"Lo liat aja ke depan." Tanpa buang waktu, Daniel melempar tasnya ke tanah begitu saja dan berlari ke gerbang depan seperti orang kesurupan. Benar saja!


"JIHOOOONNN!!!" teriaknya seketika


Gelegar suaranya bukan cuma membuat jihoon dan guanlin yang kaget, tapi semua yang ada di situ juga ikut kaget.

Jihoon langsung pucat. Meskipun dia tidak tahu di mana kesalahannya, wajah Daniel yang kaku dan merah cukup membuatnya tahu bahwa cowok itu marah besar.

Love ~ Ji.... (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang