Chapter 5

121 3 0
                                    

Aku kembali ke sekolah. Aku kembali latihan pramuka seperti biasanya. Karena Kak Rayan, aku lebih semangat lagi latihan. Sedikit demi sedikit, aku belajar tentang semaphore. Aku sadar, kalau hanya menguasai beberapa teknik yang ada di pramuka, aku masih bukan apa-apa.

Setelah Jambore, kukira kami tidak akan bertemu lagi. Ternyata kami dipertemukan lagi di event-event lain. Pertemuanku dengan Kak Rayan selanjutnya saat lomba yang diadakan di Bumi Perkemahan Bantimurung. Aku sebagai peserta lomba, Kak Rayan panitia lomba. Tapi aku sama sekali tidak berani mendekat. Di pikiranku, aku harus fokus ke lomba. Sekolahku harus juara.

Siang itu, setelah aku mengikuti lomba pioneering,

aku segera ke tenda putri menjaga Echa yang sedang sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku segera ke tenda putri menjaga Echa yang sedang sakit. Echa, adek kelas, regu putra, yang dekat denganku juga. Siang sampai sore aku menemaninya di tenda. Sore itu, ada lomba pasang bongkar tenda tapi aku tidak ikut. Kasian, demamnya tidak turun-turun. Aku khawatir. Tapi Alhamdulillah menjelang magrib, demamnya sudah turun dan sudah bisa kembali ke tendanya.

Setelah lomba paduan suara, dadaku terasa sesak, padahal aku tidak pernah sesak. Kepalaku sakit, dadaku sakit, rasanya ingin menangis saat itu juga. Aku duduk di rumput-rumput bersama teman-temanku. Sepatuku dibukakan mereka. Aku minta kembali ke tenda bersama Ica.

Tengah malam aku terbangun mendengar percakapan teman-temanku. Katanya, kita sudah dapat banyak emas, bahkan terbanyak dari sekolah lain.
Marsha yang tau aku bangun, langsung memeriksa suhu tubuhku.
"Duh badannya Inne panas. Lebih panas dari suhu badan Echa tadi."
"Kalian sih tadi pagi main hujan-hujan."
Malam itu juga, kusugestikan diriku agar lekas sembuh dengan minum obat karena besok akan diadakan lomba yel kontes, aku harus ikut.

Besoknya, ternyata aku masih demam. Aku terpaksa tidak diikutkan yel kontes.

Akhirnya aku hanya bisa melihat kegiatan dari dalam tenda karena sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya aku hanya bisa melihat kegiatan dari dalam tenda karena sakit. Tiba-tiba Kak Rayan mendatangiku dan membawakan segelas susu ke dalam tenda. Segera kuperbaiki posisi dudukku. Kami duduk berdua di pinggir tenda menghadap keluar. Berbincang sambil mengamati kegiatan yang berlangsung di luar tenda.

"Bikin sendiri susunya kak?"
"iya, kemanisan ya?"
"engga kok"
"Kak Rayan kira, Inne kuat. Ga bakal sakit."
"Iya, baru kali ini begini. Pas jambore kan hujan-hujan mulu, tapi cuma menggigil. Ini hujanan sekali, demam."
"Iya, Kak Rayan suruh Dayana kesini."
"Dayana?"
"Bunda. Ibu lurah jambore."
"oh namanya Kak Dayana. Panggil Bunda aja deh."
"Hehe, Kak Rayan bilang Inne sakit. Dia kaget terus katanya mau kesini."
"Kak Rayan suka sama Bunda ya?" pertanyaan polos anak 2 SMP
"Dayana mah sepupu Kak Rayan dek."
Pantas saja selama ini kelihatan dekat.

Setelah kami bertukar nomor handpone, Kak Rayan beranjak pergi. Aku terus memperhatikan punggungbidangnya sampai Kak Rayan hilang dari kejauhan.

Siangnya, saat aku bangun tidur, tiba-tiba sudah ada Bunda yang ternyata menungguku bangun.
"Sakit apa sayang?"
"bundaaaaa." Rasanya mau kupeluk tapi tiba-tiba tidak bisa bangun.
"Cepat sembuh ya sayang. Bunda buru-buru ditunggu teman." tiba-tiba bunda mengecup keningku dan beranjak pergi.

--
Ps : sebenernya yang foto yel kontes, bukan pas yel kontes di Buper Bantimurung tapi di event lain hehe. Tapi karena ga punya foto yel kontes di Buper Bantimurung, jadinya pake itu. Gapapa deh ya 11 12 kok momennya pas yel kontes hehe.

Sebatas Patok TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang