Perkenalan

2.8K 16 1
                                    

   Tasya menoleh kearah Egi dan meraih handphone yang Egi genggam.

" Sini gue tulis nomer WA gue," ucapnya lalu memberikan kembali handphone nya kepada Egi.

  Hari itu, hari dimana aku pertama kali bertemu dengan nya. Ya aku bertemu sekaligus jatuh cinta pada pandangan pertama Egi Fauzi Herlambang.

 Ya aku bertemu sekaligus jatuh cinta pada pandangan pertama Egi Fauzi Herlambang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana tidak?

Dia begitu tampan dengan senyum yang menawan. Sungguh menakjubkan ciptaan Tuhan yang terpatri indah dalam tatapan tajam matanya.

Dan disinilah kisah cintaku berawal.

     Malam semakin larut. Namun mataku tak mapu terpejam terbayang indah senyum masih sang pujaan, Ntah sihir apa yang dia berikan sehingga aku tersepesona dan tersenyum dalam keheningan.

"Egi." ucapku berbisik rindu, padahal baru beberapa jam yang lalu dia meninggalkan kamar ini setelah dia mengambil charger yang dia pinjam dari Bella, sedangkan Bella sendiri sudah tertidur pulas di sampingku.

Ting

Ting

Dua kali ponsel ku berbunyi menandakan ada pesan WA yang masuk.

" Test "

" Save no gue ya Sya,, Egi Fauzi si ganteng :D "

Aku tersenyum melihat isi pesannya, pede gila ni orang pikirku.

" Iya, tapi jangan sok kegantengan ya."

Aku membalas pesan tersebut dengan hati berbunga-bunga.

" Lhoee ko belum tidur?"

" Iya nih nggak bisa tidur"

" Kenapa.?"

" Nggak tau."

   Hening sejenak belum ada balasan dari nya.

Tok, Tok, Tok

 Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar Bella.

" Iya sebentar." aku meletakan ponsel di bawah bantal dan bergegas membuka pintu.

" Egi ??? Ngapain malem-malem kesini.??" tanya ku heran.

" Katanya nggak bisa tidur, jadi aku kesini buat nemenin kamu" jawabnya acuh.

"Ishhh, jangan nggak enak sama orang tua nya Bella." ucapku sedikit berbisik.

"Nggak apa-apa, mereka udah pada tidur ko" ucapnya dengan santai serta menarik tanganku untuk mengikutinya.

"Ehhh, ini gue mau di bawa kemana?" ucapku kaget ketika dia menarik paksa tanganku.

" Udah ikut aja."

   Dia membawaku keluar kamar melewati ruang tengah lalu dapur, lantas dengan tangan satunya dia membuka pintu dapur itu, disana ada halaman yang cukup luas dengan hamparan rumbut hijau yang tumbuh subur di tatas tanah juga kolam ikan kecil yang berada di bagian pojok serta bunga-bunga yang sedang bermekaran engan berbagai warna yang cantik.

" Wahhhh,, ini bagus banget." Ucapku takjub.

" Baguskan?" aku mengangguk sebagai jawaban.

" Ini tempat favorit gue kalo lagi main ke rumah tante, pemandangan nya bagus apalagi kalo malem-malem gini ketika kita liat ke langit disana banyak di hiasi bulan dan juga bintang." ucapnya panjang lebar menuntun tangaku ke tengah taman tersebut dan menunjuk ke langit.

" Indah " hanya itu yang mampu aku ucapkan
."Yaudah, lu duduk disini, gue ambilin susu coklat hangat buat lu." Tanpa menunggu jawaban dia melangkah masuk kembali ke dapur.

    Aku yang terpsona dengan pemandangan itu hanya bisa berdiri melihat kesekitar dan mendongakkan kepala melihat indahnya langit malam dengan ribuan bintang yang menghiasinya.

  Tak berapa lama Egi kembali membawa dua gelas susu coklat hangat.

"Nih, susu coklat hangatnya." dia menyoorkan segelas susu kearahku sambil tersenyum.

"Terimkasih " aku tersenyum menerima gelas susu coklat dari tangan Egi.

" Enak, anget nya juga pas." ucapku setelah meminum susu nya.

" Jelas lah, kan gue yang bikin." sombongnya dengan membusungkan dada. Aku tertawa melihat tingkahnya.

  Kami terdiam menikmati dinginnya malam di temani dengan susu coklat hangat serta kilauan bintang di langit yang begitu indah," Romantis." pikirku tanpa sadar aku tersenyum.

" Sya," Bisiknya di telingaku dengan suara seraknya membuyarkan lamunanku.

" Iya, kenapa Gi.?" aku menoleh kearahnya, sedikit terentak karena jarak kami begitu dekat, hingga hemburan nafasnya terasa hangat di wajahku.

   Jantungku berdetak cukup kecang aku tak bisa berpikir jernih, aku diam terpaku dengan kedua tangan mengenggam gelas, Ini kali pertamanya untuk ku berada sedekat ini dengan lawan jenis.

" Sya," dia memanggilku dengan berbisik serta hembusan nafasnya yang terdengar tak beraturan.

Aku masih terdiam tak berkutik. 

Egi mulai mendekatkan wajahnya dan akupun refleks menutup mata.

" Kamu cantik, Dan aku beruntung bisa mengenalmu." Bisiknya di telingaku, mataku terbuka tersipu malu hampir saja aku berpikir yang iya-iya.

Egi memundurkan wajahnya dengan perlahan.

"Aku ingin lebih dari sekadar teman Sya." Dia menjeda ucapannya.

" Mungkin aku terkesan buru-buru." dia menghela nafasnya cukup panjang.

"Tapi sungguh, aku jatuh cinta." aku masih terdiam mendengar pengakuannya.

" Bisakah kamu menjadi bagian terindah dalam hidupku, untuk saat ini, nanti dan seterusnya."

AnatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang