DUA PULUH - Conflict 3

529 75 30
                                    

   Jinyoung sama Samuel dari tadi udah lari-lari aja disepanjang koridor rumah sakit sambil bantu dorong brankar Eunjoo .

Eunjoo udah pucat banget , bahkan tubuhnya udah dingin .

Bahkan Jihoon yang tadi nyambut mereka di lobi rumah sakit udah hampir nangis sambil dorong brankar ke UGD.

Jihoon beneran gak sanggup , Jihoon benar-benar takut terjadi sesuatu sama keponakan kesayangan nya itu .

Sedangkan Woojin , Chae ,Daehwi dan Siyeon sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan Seonho sebagai supir .

Seonho sudah tidak terdefinisikan lagi sekarang . Seonho yang biasanya benar-benar menaati peraturan lalu lintas untuk tidak mengebut hari ini benar-benar seperti orang kesetanan .

Seonho benar-benar menancap gas full .

Begitu pula Woojin yang duduk dikursi penumpang disampingnya . Keadaannya sudah semerawutan .

Kemeja coklat yang sudah berantakan dengan kancing bagian atas terbuka . Rambut nya berantakan dengan tangan yang menggenggam erat sepasang sepatu putih bercap bunga sakura milik putri kesayangan nya .

Sedangkan Chae yang duduk dibelakang . Tepatnya ditengah-tengah Daehwi dan Siyeon sedari tadi tidak henti-henti nya merafalkan doa sambil meneteskan air mata .

      Sepuluh menit dua puluh detik , tidak terbayang bagaimana kecepatan seorang Yoo Seonho dalam menyetir . Hingga jarak dari sekolah Eunjoo ke rumah sakit yang seharusnya ditempuh dalam waktu perjalanan lima belas menit paling cepat , kini bisa di tempuh dengan waktu sepuluh menit .

Seonho menurunkan Woojin dan yang lain didepan lobi sedangkan dirinya memilih untuk memarkir mobil hitam mewah itu .

Baru saja Woojin serta yang lain masuk kerumah sakit , Samuel yang sedang berdiri di lobi untuk mengisi data-data langsung menyambut mereka

"Mana Eunjoo muel ?" Tanya Woojin panik

"Eunjoo ada di UGD , Jihoon yang nanganin " Samuel menunjuk UGD yang ada di sebelah kiri "Chae gue ngisi data nya Eunjoo gak papa kan ?" Tanya Samuel

Chae mengangguk . Tentu saja Chae sangat berterima kasih karena sahabatnya itu mau membantu .

Secepatnya Woojin beserta rombongan mendekat kearah UGD . Menemui Jinyoung yang sedang duduk sambil menautkan kedua tangannya . Merapalkan doa sebisanya untuk keponakan kesayangannya itu .

"Gimana Eunjoo nyoung ?" Tanya Daehwi

Jinyoung menoleh "gak tau , gue harap dia baik-baik aja "

Chae sudah tidak sanggup mengatakan sepatah kata pun . Baginya kali ini , merapalkan doa adalah cara yang terbaik dari pada terus-terusan panik .

Chae menuntun Woojin yang mondar mandir kesana kemari di depan pintu UGD untuk duduk di kursi tunggu .

"Duduk , kamu harus tenang , percaya kalo Eunjoo kita pasti baik-baik aja " Chae mengelus hangat telapak tangan Woojin yang dingin .

   Sudah hampir lima belas menit namun tidak ada tanda-tanda pintu ruangan itu terbuka . Membuat hati Woojin semakin merasa tidak tenang .

Chae yang sedari tadi berusaha tenang pun mulai sedikit goyah . Chae mulai panik sekarang .

"Muel , Eunjoo gak bakalan kenapa-kenapa kan ?" Tanya Siyeon pada Samuel yang kini menatap dinding di depannya kosong .

Begitupula Daehwi , Seonho dan Jinyoung . 

"ITU MEREKA !"

Daehwi , Seonho , Jinyoung , Samuel , Siyeon dan Chaeyoung refleks menoleh ke kanan ketika suara Guanlin menggema keseluruh koridor seraya berlari ke arah mereka bersama seorang perempuan berkulit pucat dengan baju serba hitam .

Conflict ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang