Jinyoung sama Samuel dari tadi udah lari-lari aja disepanjang koridor rumah sakit sambil bantu dorong brankar Eunjoo .
Eunjoo udah pucat banget , bahkan tubuhnya udah dingin .
Bahkan Jihoon yang tadi nyambut mereka di lobi rumah sakit udah hampir nangis sambil dorong brankar ke UGD.
Jihoon beneran gak sanggup , Jihoon benar-benar takut terjadi sesuatu sama keponakan kesayangan nya itu .
Sedangkan Woojin , Chae ,Daehwi dan Siyeon sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan Seonho sebagai supir .
Seonho sudah tidak terdefinisikan lagi sekarang . Seonho yang biasanya benar-benar menaati peraturan lalu lintas untuk tidak mengebut hari ini benar-benar seperti orang kesetanan .
Seonho benar-benar menancap gas full .
Begitu pula Woojin yang duduk dikursi penumpang disampingnya . Keadaannya sudah semerawutan .
Kemeja coklat yang sudah berantakan dengan kancing bagian atas terbuka . Rambut nya berantakan dengan tangan yang menggenggam erat sepasang sepatu putih bercap bunga sakura milik putri kesayangan nya .
Sedangkan Chae yang duduk dibelakang . Tepatnya ditengah-tengah Daehwi dan Siyeon sedari tadi tidak henti-henti nya merafalkan doa sambil meneteskan air mata .
Sepuluh menit dua puluh detik , tidak terbayang bagaimana kecepatan seorang Yoo Seonho dalam menyetir . Hingga jarak dari sekolah Eunjoo ke rumah sakit yang seharusnya ditempuh dalam waktu perjalanan lima belas menit paling cepat , kini bisa di tempuh dengan waktu sepuluh menit .
Seonho menurunkan Woojin dan yang lain didepan lobi sedangkan dirinya memilih untuk memarkir mobil hitam mewah itu .
Baru saja Woojin serta yang lain masuk kerumah sakit , Samuel yang sedang berdiri di lobi untuk mengisi data-data langsung menyambut mereka
"Mana Eunjoo muel ?" Tanya Woojin panik
"Eunjoo ada di UGD , Jihoon yang nanganin " Samuel menunjuk UGD yang ada di sebelah kiri "Chae gue ngisi data nya Eunjoo gak papa kan ?" Tanya Samuel
Chae mengangguk . Tentu saja Chae sangat berterima kasih karena sahabatnya itu mau membantu .
Secepatnya Woojin beserta rombongan mendekat kearah UGD . Menemui Jinyoung yang sedang duduk sambil menautkan kedua tangannya . Merapalkan doa sebisanya untuk keponakan kesayangannya itu .
"Gimana Eunjoo nyoung ?" Tanya Daehwi
Jinyoung menoleh "gak tau , gue harap dia baik-baik aja "
Chae sudah tidak sanggup mengatakan sepatah kata pun . Baginya kali ini , merapalkan doa adalah cara yang terbaik dari pada terus-terusan panik .
Chae menuntun Woojin yang mondar mandir kesana kemari di depan pintu UGD untuk duduk di kursi tunggu .
"Duduk , kamu harus tenang , percaya kalo Eunjoo kita pasti baik-baik aja " Chae mengelus hangat telapak tangan Woojin yang dingin .
Sudah hampir lima belas menit namun tidak ada tanda-tanda pintu ruangan itu terbuka . Membuat hati Woojin semakin merasa tidak tenang .
Chae yang sedari tadi berusaha tenang pun mulai sedikit goyah . Chae mulai panik sekarang .
"Muel , Eunjoo gak bakalan kenapa-kenapa kan ?" Tanya Siyeon pada Samuel yang kini menatap dinding di depannya kosong .
Begitupula Daehwi , Seonho dan Jinyoung .
"ITU MEREKA !"
Daehwi , Seonho , Jinyoung , Samuel , Siyeon dan Chaeyoung refleks menoleh ke kanan ketika suara Guanlin menggema keseluruh koridor seraya berlari ke arah mereka bersama seorang perempuan berkulit pucat dengan baju serba hitam .
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflict ✔
Fanfic[Family Book '1][Perkembangbiakan nya Bunting ] --cerita ini berdiri sendiri , tapi kalau kalian belum tau itu siapa ini siapa kenapa Woojin bisa nikah sama Chae bisa baca Bunting . Tapi cerita ini gak murni lanjutan Bunting karena ada beberapa yang...