Chapter 3

21.2K 863 37
                                    

Sakura tidak pernah merasa begitu... puas. Perkataan Naruto benar, tapi bukan berarti ia akan memberitahu pemuda itu, tentu saja. Egonya cukup tinggi untuk tidak memberitahukan apapun pada Naruto. Tapi seks benar-benar telah membantunya. Ia merasa santai dan bebas, yang tidak dirasakannya selama berbulan-bulan terakhir.

Hari ini ia tidak harus berada di kantor kecuali ada masalah darurat, dan kini ia sedang merasa sangat rileks. Ia akan menikmatinya.

Tempat tidurnya terasa hangat, baik dari panas tubuhnya dan sinar matahari yang masuk melalui jendela. Sakura berguling dan meringkuk lebih dalam ke selimutnya, sangat tergoda untuk kembali tidur lagi. Saat ia membenamkan wajahnya ke bantal, ia tersentak oleh aroma cologne yang sangat familiar dan ia tidak bisa menahan senyumnya mengingat apa yang telah terjadi.

Ia tak pernah membayangkan akan berhubungan seks dengan Uchiha Sasuke. Mereka adalah partner kerja dan teman baik, ia tak pernah benar-benar memikirkan pemuda itu secara intim. Mungkin hanya mengagumi cara Sasuke saat memakai kaos ketat dan menonjolkan tubuhnya yang berotot, tentu saja. Tapi itu hanya pandangan yang obyektif. Semua orang bisa melihatnya. Tapi begitu pandangan itu digabung dengan apa yang terjadi semalam, tiba-tiba semuanya tampak masuk akal. Selama ini mereka adalah teman baik dan mereka telah berbagi segalanya. Jadi mengapa mereka juga tidak berbagi sedikit bantuan menurunkan stres fisik satu sama lain? Bukankah begitu?

Semakin Sakura memikirkannya, semakin masuk akal. Lagi pula ia adalah satu-satunya wanita yang dekat dengan Sasuke. Ini adalah kebutuhan dasar manusia, sama halnya seperti makan atau tidur. Dan jelas tidak dapat disangkal bahwa mereka berdua cukup stres karena pekerjaan. Menangani sebuah kasus bukanlah pekerjaan yang mudah, dan itu semakin rumit saat mereka semakin jauh terlibat ke dalamnya. Jadi disini seolah Sakura diberi kesempatan untuk bersama seseorang yang ia percayai, dan Sasuke juga diberi kesempatan untuk benar-benar merasakan hal yang berbeda. Ini sangat logis.

Di sudut belakang pikirannya, Sakura berpikir seks dengan Sasuke akan menjadi aneh, tapi ternyata tidak. Itu luar biasa. Mereka selalu bekerja sama dengan baik di setiap aspek lain, jadi mengapa tidak dengan di tempat tidur? Sasuke sangat hati-hati, memperhatikan setiap jengkal tubuh Sakura dan menatap dengan kekaguman yang membuat Sakura merasa seperti seorang dewi. Dan pemuda itu juga membiarkan Sakura mengambil kendali dan melakukan apa saja yang diinginkan gadis itu, yang sangat berpengaruh besar bagi Sakura.

Kenyataan bahwa ia bisa mengendalikan keinginannya di atas seseorang, terutama seseorang yang kuat dan keras kepala seperti Sasuke, membuat Sakura lebih percaya diri. Rasanya bangga mengetahui bahwa setidaknya masih ada sesuatu dalam hidupnya yang berada di bawah kendalinya, apalagi hal itu mampu membuat Sasuke merintih dan mengerang, ia merasa memiliki kekuatan.

Sadar bahwa tidak mungkin sekarang ia bisa kembali tidur dengan gelombang hangat yang nikmat di perutnya, Sakura menyingkirkan selimut dan bangkit dari tempat tidur. Kulitnya masih terasa lengket karena keringat, membuatnya melangkah menuju ke kamar mandi. Ia mengubah suhu air menjadi lebih dingin dari biasanya, berharap itu akan membantu menjernihkan pikirannya. Tentang friends-with-benefits ini tidak akan berhasil jika ia tidak bisa berhenti memikirkannya; itu akan menghalangi tujuan awalnya.

Setelah selesai mandi, Sakura berjalan ke lantai bawah untuk mencari air dingin dan diteguk bersama ibuprofen yang telah berada digenggamnya agar rasa sakit kepalanya berkurang. Meskipun seks pagi menciptakan keajaiban bagi seluruh tubuhnya, itu tidak berhasil menyingkirkan sakit kepala yang disebabkan oleh mabuk beratnya. Ketika Sakura turun, ia melihat Hinata duduk di konter dapur, tampak mengecek beberapa informasi terbaru di koran, gadis itu mendongak ketika Sakura berjalan mendekat.

"Hei, Sakura-chan," sapa Hinata. "Bagaimana kepalamu?"

"Berdenyut," jawab Sakura. Ia berjalan ke kulkas dan mengambil sebotol air, kemudian duduk di sebelah Hinata. "Bagaimana denganmu?"

Friends with Benefits?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang