Halaman 21

5.5K 472 13
                                    

Jisoo baru menyadari bahwa Sehun menyiapkan mini party untuknya,ia bahkan lupa bahwa hari ini ulang tahunnya,sekarang ia mencoba menghubungi suami nya itu beberapa kali tapi tidak diangkat.

Baru beberapa menit saat ia hendak mencari Sehun, ponselnya bergetar dan tertera nama Sehun disana,ia langsung segera mengangkat nya.

"Halo hun,dimana maaf ak----"

"Selamat malam kami dari pihak kepolisian, saya ingin memberikan kabar bahwa pemilik ponsel ini sedang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan di area Myeongdong, karena kami tidak menemukan identitas apapun selain ponsel ini,karena nomor ini berada di panggilan terakhir."

Tubuh mungil Jisoo langsung merosot ke lantai,air matanya sudah keluar sejak semenit lalu."B.baik saya harus kemana pak.?"

"Korban berada di Rumah sakit Myeongdong tap---"

Tutttt...tutttt...tutttt

Jisoo mematikan ponselnya tanpa mendengar ucapan polisi tersebut yang belum selesai mengatakan sesuatu,dengan langkah tergesa-gesa ia melangkah keluar dari rumah dan segera menemui Sehun.

Di dalam taksi tak henti-hentinya ia menangis,ini semua salahnya,andai ia tidak menerima ajakan Eunwoo dan berakhir dengan pertengkaran tadi,Sehun tidak akan seperti ini

"Anda baik-baik saja nona.?" Tanya supir taksi sedikit takut melihat kondisi Jisoo yang sudah kacau.

"Tolong lebih cepat saja." Ketus Jisoo, yang ia fikirkan sekarang hanya Sehunnya dalam kondisi baik-baik saja,ia tidak mau Sehunnya kenapa-kenapa,itu saja sudah cukup.

Begitu sampai ia asal memberikan uang kepada sang supir taksi dan dengan langkah seribu ia berlari memasuki rumah sakit tersebut.

"Dimana korban kecelakaan itu,saya istrinya,tolong cepat katakan!." Bahkan perawat yang tidak salah apapun turut menjadi korban kekhawatiran seorang Jisoo.

"Pasien baru saja dibawa keruang operasi karena pendarahan otak nyonya,ruangan nya ada di sebel--" bahkan perawat itu belum memberitahu dimana letak ruangan tersebut Jisoo sudah berlari pergi, langkah nya seolah tahu dimana Sehunnya berada,dan tepat di depan ruangan tersebut ia menangis tak karuan menunggu dokter melakukan hasil yang terbaik untuk Sehunnya.

"Bodohhh hun, seharusnya lo jangan pergi gitu aja,Hiksss jangan tinggalin gue hun...." Parau nya, sembari menunggu dengan cemas ia mencari ponselnya untuk menghubungi mertuanya dan memberikan kabar tersebut.

Mungkin karena sudah larut malam panggilan cukup lama baru terangkat."Haloo mami,,,,Hiksss Mi Sehun kecelakaan Mi,sekarang lagi dirumah sakit di operasi,,,ka.kata perawat dia pendarahan otak mi,,,hiksss,,,,ini salah ku mi,,,,aku gak mau kehilangan Sehun mi,,,,gimana ini Mi,,,,Jisoo takut Hiksss,,,."

"Jis...." Suara bariton namun terkesan lembut itu menyapu pendengaran Jisoo,ia kenal betul suara diseberang sana,itu adalah Sehunnya,ia tak mengada-ada itu betul-betul Sehunnya.

Jisoo mengusap air matanya kasar."Loh Hun,ini gak mimpi kan,terus yang di dalem siapa,Lo dimana jangan tinggalin gue Hun,gue kesana sekarang."

"Eitsss enggak ya!,Aku yang kesana Jis jangan kemana-mana ya tunggu aku."

Jisoo mengangguk walaupun ia tahun Sehun tidak akan melihat nya, kemudian telfon tersebut mati dan Jisoo segera bangkit dari tempat duduk ruangan tunggu operasi tersebut.

"Lah gue nangisin siapa dong dari tadi kayak orang gila, malu-maluin Jisoo!." Jisoo memukul kepalanya sendiri merutuki betapa bodohnya ia.

Setelah hampir 15 menunggu,Sehun datang menghampiri Jisoo yang masih menunggu di depan ruangan operasi,dengan cepat Jisoo berhambur memeluk Si pria bertubuh atletis dan tinggi itu.

[1]• Marriage Life • HUNSOO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang