bagian 9

26 7 2
                                    


Hai guys gimana nih mnrt kalian cerita aq sejauh ini? Dan sebelum baca cerita ini WAJIB VOTE & COMMENT  ya jangan jadi silent readers....

***Reyhan Pov***

Selama menunggu pesanan datang, aku menyibukkan diri dengan bermain handphone. Sesekali aku melirik dia yang sedari tadi nampak diam. Entah dia kenapa aku tidak tahu.

     Sesaat kemudian pesanan kami datang. Aku sengaja memesan nasi goreng dengan level sedang, sebab aku termasuk orang yang suka makanan pedas. Pertama aku mulai makan nasi goreng dengan lahap karena aku benar benar lapar. Selama menikmati makanan, aku mendapati pemandangan yang berbeda di hadapanku. Nafisya terlihat hanya mencoba sesendok nasi goreng.

' kenapa dia tidak menghabiskan nasi gorengnya. Apa dia tidak suka pedas' tuturku dalam hati.

" Ehh loe kenapa gak loe habisin nasi gorengnya. Loe gak suka nasi goreng?"

" gue gak bisa makan pedas. Kenapa gak tanya dulu sama gue sebelum mesan sih!!." Suaranya terdengar sedikit kesal

" kan tadi gue bilang loe kelamaan di luar makanya gue pesenin makanan sekalian."

" tapi setidaknya loe bisa kira-kira dong, makanan apa yang pas untuk cewek? Kalau gak tau kan loe bisa pesanin makanan yang gak pedas."

" yaudah kalau loe gak mau makan ya gak usah. Tinggal buang gampangkan. Pesan aja lagi ntar biar gue yang bayar."

" gak usah ntar lama lagi nunggunya."

Dasar cowok nyebelin mentang-mentang banyak duit seenaknya aja main buang makanan. Ucapku di hati

" tuh makan burger aja, buat ganjel perut."

Ku lihat dia mulai memakan burgernya. Tapi ada sesuatu yang aneh dari wajahnya, emm.. lebih terlihat agak pucat.

     Acara mengisi perut ini sudah selesai. Aku merasa sudah kenyang dan tinggal istirahat saja. Sejenak aku kepikiran apa cewek ini kenyang hanya dengan makan burger.

Ini memang salahku, tapi itu juga salahnya dia. Siapa suruh dia lama banget di parkiran.

Hari mulai gelap, kumandang adzan maghrib mulai terdengar jadi kita memutuskan berdiam beberapa saat, sampai suara Nafisya terdengar di telingaku.

" pulangnya ntaran aja, masih maghrib. Gue mau shalat." tanyanya

" oke. Tuh mushola nya di belakang cafe?"

" iya. Loe gak sekalian ikut shalat?"

" ehhk.. iiya ini gue memang mau shalat."

" yaudah buruan." Ajaknya sambil berdiri dari kursi.

***

" ahhk.. nghhss" suara ringisanku terdengar

" kenapa loe?"

" nggak papa. Ayo."

Usai melaksanakan shalat maghrib, kami bersiap untuk kembali ke rumah. Kali ini tubuhku mulai bereaksi seperti saat aku sakit biasanya. Aku agak merasa kedinginan, apalagi pulang naik motor pasti kena angin malam. Padahal aku memakai pakaian panjang yang lumayan tebal.

" cepat naik. Pasti sekarang jalan lagi macet."

" iya sabar"

Dia mulai melajukan motor nya membelah jalanan besar.Di sepanjang jalan aku hanya bisa memeluk tubuhku yang kedinginan. Bahkan pusing sudah menjalar ke kepalaku yang hanya bisa kutahan diam-diam.

***

Gerbang rumah Reyhan sudah terlihat. Satpam yang mendengagr suara motor majikannya segera membuka gerbang rumah megah itu. Aku turun dari motor dan berjalan ke dalam rumah dengan sempoyongan. Bahkan ketika hendak menginjakkan kaki di tangga depan rumah aku hampir jatuh. Syukurlah aku di tolong oleh Reyhan yang memegang bahuku sebelum aku benar-benar terjatuh
.

"Assalamu'alaikum." Ucap Reyhan

"Assalamu'alaikum." ucapku

" wa'alaikum salam." Ucap penghuni rumah itu. Kita duduk di kursi ruang tamu bersama yang lain.

" baru pulang Rey. Kenapa malam banget pulangnya kamu itu pergi sama perempuan gak baik pulang malam." Papa Reyhan bersuara

" tadi selesai tanding aku mampir makan dulu pa."

" itu muka kamu Rey ya ampun penuh plaster semua."

" gak papa ma ya biasa lah ma namanya juga tanding beladiri ya pasti gini. Ntar besok aku mau panggil tukang pijat ya ma badan aku sakit semua."

" Nafisya bener anak tante baik-baik aja gak ada sampai yang patahkan."

" iya tante baik-baik aja kok. Em... maaf semua saya ijin ke kamar dulu mau bersih-bersih." Ucapku. Bunda hanya melihatku dengan menautkan kedua alisnya.

" iya silahkan sayang, kasihan kamu pasti sudah capek gara-gara nemenin anak tante ini. Makasih ya."

" sama-sama tante. Kalau gitu saya ke kamar dulu. Permisi om tante." Bunda mengikutiku ke kamar.

   

***
BUNDA POV

Sesampai dikamar, Aku dikagetkan dengan sesuatu yang sekarang ku lihat di depan mata. Ternyata apa yang aku khawatirkan terjadi.

















Gimana nih comment kalian untuk chapter ini?




























Seru gak sih? Comment dong dibawah....😁






















Penasaran ya sama kelanjutan ceritanya😂





































Nungguin ya yayyaa...
























Yaudah nih aq kasih


















Tapi besok ya😂😂



























Oke aq insha Allah bakal lanjutin cerita ini lagi. Aq butuh vote n comment kalian dikolom komentar ya... bagusnya gimana untuk chapter selanjutnya...
JNGN JADI SILENT READERS YA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menebar LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang