Ending

12.6K 344 52
                                    

Yezreel dan kawan-kawannya sedang berada di cafe langganan mereka, Cloudly Cafe.

Cafe ini cukup nyaman dijadikan tempat anak remaja berkumpul. Cloudly Cafe memiliki hiburan untuk para pengunjung nya dengan menyewa beberapa band yang tentunya bukan artis terkenal.

Dan pada hari ini Band mereka diminta oleh Cecil -manager cafe- menampilkan sekiranya 2 lagu untuk menghibur para pelanggan.

"Zreel" panggil salah satu pelayan di cafe itu.

"Iya bang?"

"Siap-siap 5 menit lagi ya. Bentar lagi giliran lo sama temen-temen lo. Semangat ya!" seru pelayan laki-laki tersebut.

"Wah! Sip mah bang! Makasih ya semangatnya bang!" ucapnya dengan tersenyum tipis.

Bahkan untuk mengeluarkan sebuah senyuman pun masih sulit baginya. Hanya satu jawaban dari alasan nya.

Hanya dia. Gadis mungil yang manis namun dingin. Gadis yang hadir sesaat di sisinya namun hadir sebentar di sisinya .

Gadis itu yang mampu merubah sikapnya yang dingin dan tak tau diri, menjadi ceria dan penuh sopan. Tapi apa daya? Ini sudah sekitar 4 tahun lamanya sosok itu meninggalkannya. Meninggalkan segala kenangan yang sempat mereka ukir secara bersama, mulai dari penyesalan, perjuangan, canda tawa, maupun sedih. Mungkin bukan hanya Yezreel saja yang ditinggalkan oleh dia, tetapi Yezreel lah yang paling merasa kehilangan. Sebenarnya bukan kehilangan, lebih tepatnya penyesalan.

Mengapa ia lebih memilih Andin saat itu?

Mengapa ia mampu membuat sosok dia menangis?

Mengapa ia tidak bisa merasakan perasaan yang sesungguhnya pada saat itu?

Mengapa sosok dia mau merelakan segalanya termasuk cintanya demi kebahagiaan orang brengsek seperti Yezreel?

Dan

Mengapa sosok dia malah meninggalkannya disaat ia memilih untuk bahagia bersamanya?

Pertanyaan-pertanyaan itu berturut-turut memenuhi pikirannya. Bahkan dia sendiri pun tidak mendapati jawabannya.

"Bro, buruan ke panggung. Sekarang giliran kita buat nampil" ucap Arsya seraya menepuk pundak Yezreel yang tampak melamun sedari tadi.

Dia tau kawannya ini belum merelakan kepergian adik sepupu kesayangannya itu. Tapi apa boleh buat? Semua itu sudah direncanakan Tuhan. Bahkan ia pun sudah lelah untuk menangis. Bukan berarti dia tidak menyayangi gadis itu lagi, bahkan sampai sekarang rasa sayang itu masih ada, ingatan tentang kebersamaan itu masih terekam jelas di ingatannya.

Tapi ia tak ingin membuat adiknya itu melihat keadaannya yang kacau, ia tak ingin membuat adiknya itu merasa sedih di sana. Karna Arsya, Rangga, dan Grey tau, Ana masih mengawasi dan menjaga mereka dari sana. Di tempat seharusnya ia berada. Di tempat yang tidak akan bisa mereka jangkau sama sekali kecuali Tuhan yang mengkehendaki.

"Tes.. tes... Tes satu dua tiga" suara itu mengalihkan semua perhatian pengunjung cafe.

"Halo semuanya. Kenalin nama gue Yezreel dan yang di belakang gue itu kawan gue. Nama mereka Grey, Rangga dan Arsya" Yezreel menunjuk satu persatu dari mereka untuk memperkenal kan diri.

"Malam ini adalah malam spesial buat gue dan kawan-kawan gue"

Sebelum melanjutkan kata-katanya, Yezreel menghirup udara sebentar mencoba menenangkan hatinya yang tiba-tiba terasa sesak. Sementara Grey dan yang lainnya memandangi Yezreel seolah tatapan mereka dapat menguatkannya. Hari ini, hari terpenting buat mereka, karena..

Stay? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang