14

7.5K 303 9
                                    

Saat ini  Ana sedang berada di UKS berdua dengan Yezreel. Hanya berdua.

Seharusnya saat ini pengurus UKS ada bersama mereka untuk bertugas, tetapi Yezreel mengusirnya setelah memeriksa keadaan Ana.

Suasana di ruangan itu sangat canggung. Padahal tadi Yezreel sudah membuka percakapan tapi ntah mengapa Ana sangat enggan untuk menanggapinya mengingat alasan dia berada di sini adalah cowo itu. Yezreel yang perkataan nya tidak ditanggapi pun merasa kesal dan mengalihkan perhatiannya ke layar persegi digenggamannya.

Ana memejam kan matanya. Tapi yang tampak malah kejadian yang membuatnya semakin pusing.

Flashback on

Ana sedang bergurau bersama kawan kawannya di kantin. Aura yang mereka ntah mengapa dirasakan para murid sangat campur aduk. Mereka merasakan aura sedih tetapi juga senang.

"Na! Liat noh doi lo suap suapan sama tuan putri kita yang paling disayang"

Christy mengucapkannya dengan ketus. Dia tidak tau bahwa apa yang diucapkannya barusan membuat Caroline memalingkan wajahnya segera. Tangannya mengepal. Dia memang tidak melihat keberadaan Grey sama sekali. Dia tidak peduli. Tapi melihat Yezreel yang sedang bermesraan dengan Andin membuat emosinya kembali naik ke ubun ubun. Dengan tiba tiba dia menggebrak meja kantin sehingga mengundang perhatian seluruh pengunjung kantin.

Ana? Dia hanya melanjutkan sarapannya. Dia tidak ingin menyakiti hatinya lagi, tetapi dia juga tidak bisa memutuskan Yezreel. Biarlah semua mengalir begitu saja, itu lah yang ada dipikirannya saat ini. Namun saat Caroline menggebrak meja kantin membuat nya menoleh ke arah gadis itu. Tangan gadis itu mengepal bahkan wajahnya memerah.

Semua sahabat sahabatnya sudah memandangnya dengan was was. Ana berpikir siapa yang berani membangunkan amarah singa cantik itu di pagi hari yang cerah ini? Dia pun melihat ke arah pandangan Caroline. Gawat! Caroline sedang menatap Andin dan Yezreel seolah bersiap siap membunuh mereka kapan saja.

Ana segera mencekal gadis itu untuk menyuruh nya kembali duduk. Namun sayang, tangannya ditepis dengan kasar oleh Caroline.

"Na lo lebih baik diem oke?!"

Dengan perasaan kesal,Caroline melangkahkan kakinya ke meja yang ditempati dua makhluk itu. Setelah sampai, dia menatap tajam ke arah Yezreel yang hanya ditanggapi dengan alis terangkat satu. Caroline mengalihkan pandangannya ke arah Andin. Ah sungguh dia ingin memasak cewe di depannya ini lalu memberikan hasil masakannya kepada anjing liar di luaran sana. Mengapa hobi gadis itu selalu merusak hubungan orang? Sepintas terlewat bayangan di mana saat dia sedang berduaan dengan Grey, gadis sialan di depan nya ini malah datang dengan bergelayutan di tangan kekasih nya. Emosinya semakin meluap luap.

Slap!

Brak!

Plak!

Kejadiannya begitu cepat. Seluruh penjuru kantin menutup mulut mereka mencoba menahan teriakan terkejut mereka.

Tadi saat Caroline hendak menampar pipi Andin, tangannya di tepis dan yang lebih membuat nya terkejut adalah Yezreel. Yezreel menampar pipinya. Apa apaan?! Gadis itu tidak menangis sama sekali. Tapi kejadian itu membuat Ana tidak bisa mengendalikan emosinya.

Dengan tergesa gesa dan emosi yang sudah di luar batas, Ana melangkahkan kakinya menuju Yezreel. Dia ingin menampar cowo itu. Ah! Bahkan dia ingin meninju dan mematahkan tangan yang sudah berani menampar sahabatnya itu. Tinggal beberapa meter lagi dia akan melayangkan tangannya ke Yezreel, tapi Liam sudah menahannya.

Ana menatap Liam dengan tatapan seolah meminta untuk dilepaskan. Liam yang tau Ana sedang emosi pun menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin Ana mendapatkan masalah.

"Maksud lo apa mau nampar Andin hah?!" Yezreel membentak Caroline. Sedangkan yang dibentak menatapnya dengan benci dan rasa ingin membunuh lagi lagi timbul di hatinya.

"Bangsat! Lo sadar gak sih udah punya cewe?!"

"Cewe? Siapa bilang gue punya cewe?! Selama ini gue tuh cuman dekat sama Andin!"

Yezreel menekan kata katanya. Liam dan Caroline sudah mulai terbawa emosi. Sedangkan Ana kini menatap nanar ke arah Yezreel. Dia seperti mendapat tamparan keras.

Cuma Andin ya? Gue bisa apa?-batinnya.

"Dasar cowo sialan! Gue tunggu karma datang ke lo! Bangsat!"

"Serah lo!"

Caroline meninggalkan kantin dan diikuti oleh Christy dan Ily. Ana masih saja mematung di tempatnya. Irisnya yang kelam bertemu dengan iris pria yang kini menatapnya terkejut.

Ana tersenyum. Tersenyum getir. Tiba tiba saja pandangannya menggelap. Sekilas dia melihat Yezreel yang akan menghampirinya namun dicekal oleh Andin.

"Gue emang gak ada artinya sama sekali buat lo Zreel" lirihnya sebelum akhirnya dia terjatuh dan ditangkap oleh Liam.

Flashback off

"Shit!" umpatnya. Rasa sakit dikepalanya tak bisa dihindarinya. Ah ini pasti karena kemarin dia terlalu banyak menangis. Apalagi dia demam, sudah seharusnya dia tidak masuk sekolah hari ini. Tapi dengan nekat dia tetap masukdan berakhir di UKS pada akhirnya.

"Ssst! Cewe gak boleh ngumpat apalagi kamu itu Princess" akhirnya. Akhirnya ada juga yang bisa membuat wajah muram Ana menjadi tersenyum meskipun senyuman yang tipis.

"Ekhem!" Ah sepertinya kita melupakan seseorang yang dari tadi berpura pura memainkan ponselnya di sofa UKS itu.

"Eh ada lo? Ngapain lo di sini Yez?" Liam pura pura tidak mengetahui kehadiran cowo brengsek di belakangnya itu.

"Suka suka gue dong"

"Ya udah pergi aja sana. Ganggu gue sama Ana aja lo"

"Dasar tukang selingkuh" sindirnya. Suaranya sangat kecil tapi masih dapat didengar oleh Ana.

Ana menatapnya tajam. Apa maksud dari pacar kurang ajarnya ini?

"Mirror please dude!" Ucap Ana dengan penuh penekanan. Yezreel yang awalnya terkejut mendengarnya kini melihat ke arah Ana. Awalnya dia ingin marah kepada gadis itu, tetapi saat melihat keberadaan Liam di samping gadis itu membuatnya terpaksa menahan diri dan segera pergi keluar.

"Ck!"

Yezreel meninggalkan UKS dengan perasaan kesalnya. Sebenarnya siapa sekarang pacar dari seorang Ana?

"Nana gue udah bilangkan lo gak usah masuk"

Ana memutar kedua bola matanya malas. Mengapa Liam sangat lebay kepadanya? Padahalkan dia cuman sakit biasa.

"Gue cuma demam. Gak usah lebay kali"

"Ckck... keras kepalanya gak pernah hilang emang"

Lalu mereka mengobrol sambil tertawa tanpa mengetahui Yezreel yang masih menunggu di luar. Rasa sakit di kepala Ana pun sudah hilang begitu saja. Setidaknya ada Liam yang masih bisa menjadi tumpuannya saat ini.

TBC
👋

Stay? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang