24

7.5K 300 17
                                    

Andai saja kamu mengerti. Aku bukan marah kepadamu. Bahkan aku sudah memaafkanmu yang menyakitiku. Hanya saja... rasa kecewa itu masih melekat di hatiku. Sulit bagiku untuk kembali sedekat dulu denganmu. Maaf
-DAA

Warning!!! Typo bertebaran :)

"Pssst.. Zreel!" bisik Rangga berusaha memanggil Yezreel yang berada di depannya.

Oh, ngomong-ngomong setelah keributan tadi, mereka semua kembali ke kelas masing-masing karena bunyi bel.

"Apa?" balas Yezreel dengan suara pelan. Karena saat ini Bu Zun tengah mengajar dan guru itu tidak suka bila ada murid yang berbicara di kelasnya.

"Gimana hubungan lo?"

"Hah?"

"Itu loh sama si cewe Liam"

"Kalau lo lupa, dia masih pacar gue" ucapnya dengan penuh tekanan. Hatinya merasa kesal saat Rangga mengatakan Ana yang masih berstatus pacarnya disebut sebagai cewe Liam. Mungkin dia memang terkejut melihat foto di mading tadi. Namun dia yakin gadis itu tidak melakukan hal-hal aneh seperti yang dilakukan Andin. Tapi tenang saja, hatinya masih milik Andin kok. Hanya saja ia merasa kasihan terhadap Ana. Ntahlah, perasaannya tak menentu saat ini.

"Serah dah. Intinya lo gak ada niatan buat mutusin dia gitu?"

Mendengar itu, Yezreel mengernyitkan dahinya bingung.

"Gue tau kalian kaget sama apa yang dibilang Andin. Tapi setidaknya kalian cari tau dulu kek faktanya. Gue yang pacarnya aja bisa ngerasain kejanggalan dari foto itu. Tapi kalian? Tauk ah, males gue. Intinya bakalan ada waktunya nanti gue sama dia pisah. Tapi bukan untuk saat ini" ucapnya setengah menasihati.

"Gak usah sok bijak. Lo aja pacaran sama dia kan buat rencana lo yang gak jelas itu" ketus Grey yang tidak senang dinasihati oleh pria itu.

Sedangkan Arsya hanya diam, dia masih memikirkan tentang foto di mading itu. Dalam hati dia terus menolak segala pikiran negatif, tapi pikirannya masih memikirkan segala bentuk kejadian yang mungkin terjadi di apartement itu.

"Bukannya gitu. Lo gak liat tadi tangan dia robek gara-gara di dorong Andin? Belum lagi dia pingsan waktu lo kasarin gitu" ucap Yezreel membela diri nya.

"Alah. Tenang aja. Dia kuat kok. Udah ah, mending fokus tuh ke basket. Minggu depan udah mulai lombanya" ucap Grey menyudahi pertikaian mereka.

"Oh iya gue lupa. Nanti latihan kan?" tanya Rangga memastikan.

"Iya lah. Supaya lebih terlatih kitanya" ucap Grey.

"Gue gak bisa ikut. Ada urusan penting pulang sekolah nanti"
ucap Arsya membuka suara.

Melihat tatapan bingung dari kawannya, dia hanya mengedikkan bahu lalu kembali fokus ke pelajaran di depannya.

Mereka tidak tau atau bahkan tidak peduli dengan keadaan adik kesayangan mereka yang keadaannya mungkin bukan seperti yang mereka bayangkan.

📑📑📑

Bodoh! Bodoh! Bodoh!

Itulah yang kini ada dipikiran Ily dan Liam. Saat ini mereka sedang berada di rumah sakit keluarga Ardiansyah. Awalnya saat Ana pingsan, mereka segera mengantarnya ke UKS. Namun petugas nya mengatakan tidak bisa mengatasi luka Ana dan terpaksa mereka membolos ke rumah sakit demi Ana.

Dan di sinilah mereka. Di ruangan dokter dengan sebuah hasil rontgen yang menunjukkan hasil dari kesehatan Ana.

"Maaf kan saya. Tapi sepertinya mbak Ana tidak memberitahukan penyakitnya dengan alasan tertentu" ucap dokter itu.

Stay? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang