Jinyoung memandang dengan tatapan polos, sama sekali tidak mengerti dengan apa yang menantinya.
Sentuhan Woojin pada bibirnya tidak lagi hanya elusan semata, tapi membuka paksa mulutnya dan menyisipkan dua ruas jari panjang ke dalam mulut Jinyoung.
"Hisap."
Jinyoung menggeleng, menarik mundur kepalanya yang langsung ditahan oleh tangan bebas sang paman.
"Hisap, Baeby." desisnya berbahaya.
Mata Jinyoung mulai berkaca lagi, menuruti perintah pamannya dengan enggan. Hisapan kecil ia berikan pada jari-jari itu, rasa asin menguar dalam mulutnya. Jinyoung mengernyit jijik.
Woojin tersenyum senang, memainkan telunjuk dan jari tengahnya untuk menjepit lidah Jinyoung dan menikmati ekspresi kaget bercampur jijik anak itu. Tangan Jinyoung yang menggantung bebas ia arahkan pada gundukan celananya. Menggesekkannya pada kejantanannya yang baru setengah ereksi. Lagi-lagi mata Jinyoung membelalak dan langsung menarik tangannya.
Ah, anak ini suka sekali melawan.
"SUDAH KU BILANG BERHENTI MELAWAN!!"
Jinyoung tersentak, bentakan Woojin keras sekali hingga memekakkan telinga. Woojin menatapnya murka, Jinyoung buru-buru menyesali perbuatannya yang membuat pamannya marah. Ia tak mau kalau harus dihukum seperti kemarin.
"hmma'aah hhuuhhng" racaunya tidak jelas dengan tubuh bergetar.
Woojin mendengus kasar, "Ck, kau senang sekali membuatku marah. Terus hisap dan gunakan tanganmu dengan benar!"
Kali ini Jinyoung mengikuti dengan patuh, membiarkan Woojin menggesekan telapak tangannya pada gundukan yang mulai tercetak jelas. Woojin memejamkan mata, sentuhan kecil seperti ini saja bisa membuatnya mengerang nikmat selama itu datang dari Bae Jinyoung. Tapi, ini belum cukup memuaskannya.
Lelehan liur menetes pada permadani tatkala Woojin menarik jarinya. Dia menurunkan celana piyama beserta dalamannya. Jinyoung tersentak untuk kesekian kali begitu kejantanan berurat itu mengacung tegak tepat di depan wajah, bahkan hampir menyentuh hidungnya.
"Hisap seperti yang kau lakukan pada jariku tadi." Jinyoung menatap horror benda panjang berisi itu.
"H-hhyung." rengeknya sudah akan menangis lagi.
"Aku takkan mengatakannya dua kali, Baeby."
Woojin inisiatif menarik kepala yang sedang menatapi penisnya, mencoba menempelkan kepala kejantananya pada pada bibir cherry itu. Jinyoung sempat mengelak tapi tatapan tajam Woojin mau tak mau memaksanya membuka mulut.
Aroma khas kejantanan yang asing menyeruak dalam penciuman Jinyoung, dia mengernyit tidak suka tapi tak melepaskan mulutnya dari benda itu. Hisapan kecil ia berikan pada ujungnya yang mirip seperti jamur. Rasanya aneh, asin dan aneh. Apalagi cairan yang keluar dari lubang kecil di ujungnya. Apa itu pipis pamannya? Jinyoung serasa ingin muntah.
"Gunakan tanganmu juga, seperti ini." Woojin mengarahkan kedua tangan kecil itu pada batang kemaluannya dan memberikan remasan pelan untuk mencontohkannya pada Jinyoung.
Remasan asal Jinyoung lakukan, kadang bergantian pada bagian atas dan bawah, sebisa tangannya memeluk benda itu walau tak sepenuhnya berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Baeby [CHAMDEEP]
FanfictionSebut saja Park Woojin berengsek atau seorang bajingan, karena dia dengan suka rela menjadi orang tua asuh Jinyoung dengan maksud terselubung. Bersembunyi dalam kedok ayah angkat untuk memenuhi hasratnya sendiri. "You're the only one. My one and onl...